Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova

Terperangkap Kontrak Hasrat Sang Casanova

Strrose

5.0
Komentar
13.8K
Penayangan
137
Bab

Warning Beberapa bab memuat adegan 21+ Saat Alana mengetahui rencana sang ibu tiri untuk menyingkirkannya, Alana memutuskan untuk membalas dendam dengan cara yang tak terduga. Dia menjebak seorang pria dengan image Casanova dan status sosial yang tinggi. Alesio Theodore Kingston, putra tunggal Zedante Kingston dan Arshia Kingston, pasangan billionaire yag memiliki ratusan cabang perusahaan yang tersebar di belahan dunia, termasuk maskapai penerbangan Internasional Kingston Airlines. Alesio memiliki keinginan tidak biasa dengan gadis imut pemberani yang menjebaknya. Kontrak pernikahan selama satu tahunpun disepakati dan Alana sadar bahwa Alesio bukan hanya sekadar Casanova biasa. Ada sisi gelap dan misterius pada Alesio yang meruntuhkan tembok pertahanan Alana. Terlebih ketika gairah Alesio untuk memiliki Alana semakin berkobar. Dibalik Senyumannya yang menawan dan pesona yang tak terbantahkan, Alesio menyimpan obsesi yang gelap dan berbahaya pada Alana.

Bab 1 Manipulasi gadis lugu

Suara tapakan high heels putih bertumit rendah yang melangkah dengan mantap menarik perhatian para pegawai Lusamo Corp. Dress putih polos dan rambut yang dikuncir miring membuat kesan polos keluar dari gadis yang masih berusia 21 tahun itu.

Semua orang diperusahaan tersebut sudah mengenal sosok gadis yang menarik perhatian mereka, Alana Claira Dirgantara. Putri keluarga Dirgantara yang terkenal sebagai gadis lugu dan introvert.

"Alana Claira ada di sini!" bisik seorang pegawai kepada temannya yang duduk di meja sebelahnya.

"Beneran? Kenapa dia datang ke sini?" sahut temannya dengan rasa penasaran yang sama.

"Loh kalian gak tau? Dia itu tunangan Tuan Morgan"

"Hah? Sejak kapan?"

"Kalau gak salah sih udah lama mereka dijodohin"

Suaranya menyelinap di antara bisikan-bisikan di lobi perusahaan yang penuh spekulasi. Kabar tentang Alana Claira Dirgantara sebagai tunangan Tuan Morgan segera menyebar ke seluruh perusahaan.

Sosok Alana menghilang setelah pintu lift tertutup meninggalkan tanya dibenak mereka. Alana menghela nafas lelah. Nama Dirgantara yang ada di belakang namanya seolah membawa beban tersendiri namun disisi lain mengingat apa tujuannya kemari membuat senyum Alana melebar.

Dengan semangat yang membara, Alana memandang dirinya sendiri melalui refleksi di dinding lift.

"Semangat Alana, tinggal sedikit lagi. Sedikit lagi sampai kamu bisa memutuskan pertunangan sialan ini." Tatapannya penuh dengan tekad untuk mengakhiri pertunangan yang telah memberatkan hatinya. Suara perempuan tangguh itu terdengar memotivasi dirinya sendiri

Ding!

Pintu lift terbuka dengan lembut, membuka jalan untuk Alana keluar dari ruang keheningan yang seolah menjadi saksi bisu sisi tersembunyi yang Alana miliki

"Nona Dirgantara. Ada yang bisa saya bantu?" Alana menatap pria yang menyapanya atau mungkin menghalangi dirinya agar tidak masuk ke dalam ruangan dengan tulisan wakil direktur dibagian depannya itu.

"Aku mau bertemu Morgan" Ucap Alana dengan suara lembutnya

Morgan Lusamo adalah tunangannya. Lebih tepatnya pria yang dijodohkan dengannya atas paksaan sang ibu tiri. Morgan adalah putra kedua dari pasangan Adam Jonson Lusamo dan Mirabele, keluarga mereka memiliki perusahaan yang mengelola minyak dan batu bara. Namun hak waris diserahkan pada putra pertama mereka sedangkan Morgan membangun perusahaan entertain-nya sendiri

"Sekarang Tuan sedang sibuk nona" Tolak Riki, asisten Morgan

"Oh benarkah? jika dia sibuk aku bisa menunggunya kok." Ucap Alana hendak membuka pintu sebelum tangan Riki menahannya.

"Maaf nona, tapi Tuan berpesan jika beliau tidak bisa diganggu karena sedang mengadakan meeting secara online dengan perwakilan Canada" Lagi, alasan klasik yang biasa Alana dapatkan dari asisten Morgan itu.

"Aku tidak mengganggu kok, sungguh. Aku cuma merindukan tunanganku"

"Tapi nona-"

Bugh

Alana tersenyum tipis lalu menendang tulang kering Riki, membuat pria itu meringis hingga pegangannya ditangan Alana terlepaskan

"Maaf yaa" Ucap Alana lalu dengan cepat Alana membuka pintu dan memasang ekpresi terkejut.

"Astaga! Apa yang kalian lakukan?!" Teriak Alana dengan tangan yang menutup mulutnya

Morgan yang sedang berciuman panas dengan seorang wanita dibuat terkejut oleh kedatangan Alana

"Ana... ini tidak seperti yang kau lihat sayang" ucap Morgan, pria itu membenarkan pakaiannya yang berantakan lalu menghampiri Alana

Alana bergerak mundur, air matanya menetes, dia menatap Morgan dengan tatapan kecewa "Asistenmu bilang kamu sedang meeting tapi kamu justru sedang bercumbu dengan seorang wanita. Dia..? Dia sekertaris barumu? Jadi ini alasan kamu butuh sekertaris wanita Morgan?" Ucap Alana dengan lirih, dia menepis tangan Morgan yang hendak menyentuhnya

"Alana ini.. ini salah paham" Ucap Morgan nampak terbata

"Morgan" Suara mendayu memanggil nama Morgan membuat Alana menoleh. Dibelakang mereka sang sekertaris berjalan mendekat dan mendekap Morgan dengan kuat.

"Jadi dia tunanganmu, pantas saja kau tidak puas dengannya" Ucap Melinda, sekertaris baru Morgan yang menatap Alana dengan tatapan menilai

"Aku sudah melihatnya sendiri Morgan, kamu selingkuh dariku! Aku akan bilang dengan papa agar pertunangan kita batal!"

Rahang Morgan mengetat "Kau pikir papamu akan setuju Alana?" Tanya Morgan dengan menantang

"Tentu saja dia setuju!" Jawab Alana dengan tegas

Morgan terkekeh "Kau terlalu polos Alana. Pertunangan kita tidak akan pernah batal karena jika itu terjadi maka kerja sama kedua perusahaan akan hancur Alana"

"Dasar jahat! Lihat saja apa yang akan terjadi!" ucap Alana di antara isak tangisnya. Dia berbalik dan berjalan menuju lift dengan langkah tergesa-gesa, mencoba mememerankan kekasih yang tersakiti.

"ALANA!" panggilan Morgan meluncur dari bibirnya, tetapi Alana tak menoleh, tak merespon. Gadis itu menatap Morgan dengan tatapan terluka dari dalam lift yang mulai tertutup, memisahkan mereka seperti tembok yang tak terlihat.

Di dalam lift, ekspresi Alana berubah datar. Dia menghela napas dalam, mencoba menenangkan diri. "Ckk.. merepotkan sekali" gumamnya sambil mengusap air matanya dengan kasar. Tangannya merogoh tas mencari sesuatu disana.

Ketika tangan Alana meraih handphonenya, dia menekan nomor kontak yang sudah lama disimpan dengan erat di dalam benaknya, sebuah kontak dengan nama 'Mic' disana

"Hallo Ana?" Suara seorang pria terdengar menyapa Alana

"Hallo Mic. Berikan aku rekaman CCTV perbuatan bejat Morgan dan Melinda. Oiya jangan lupa buatkan juga berita panas dengan headline putri lugu keluarga Dirgantara yang dikhianati tunangannya" Ucap Alana

Mic, yang merupakan seorang wartawan dan jurnalis handal, terkekeh mendengar permintaan Alana. "Kau berhasil juga dengan rencananya" katanya.

"Hmm.. tapi uangku keluar banyak untuk membayar Melinda" ucap Alana sambil mendengus.

Setelah beberapa detik tertawa, Mic berkata "Setidaknya itu setimpal dengan keinginanmu."

"Ya, semoga papa mau menerima alasan ini. Aku lelah dijodohkan untuk bisnisnya terus. Apalagi jika itu saran dari medusa" ucap Alana dengan nada kesal.

Mic mengangguk setuju "Aku paham, Ana. Semoga dengan langkah ini, kau bisa mendapatkan kebebasanmu. Untuk berita aku akan publis sebelum jam 5" Ucap Mic

"Oke, terimakasih kak" Ucap Alana

"Sama-sama adik pungut" Ucap Mic yang membuat Alana mendengus lalu mematikan panggilan telponnya.

Alana menatap layar ponselnya, memikirkan langkah-langkah berikutnya. Dia tahu bahwa keputusannya untuk mengungkapkan skandal ini akan membawa konsekuensi, tetapi juga memberinya kebebasan yang begitu dia dambakan.

"Harusnya tadi aku menamparnya saja" Ucap Alana sambil menatap telapak tangannya sendiri.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku