Earl Grey Maddison dia adalah arsitek muda yang baru-baru ini menggemparkan kota Australia karena dia masuk dalam nominasi pembisnis paling muda tidak hanya itu Earl juga mendapatkan beberapa rekan kerja yang bekerja di bidang real estate walaupun umurnya masih berusia 21 tahun semua itu dia dapat dengan jerih payahnya sendiri namun tak bisa dia pungkiri jika selama 21 tahun dia hidup dirinya tak pernah sekali pun merasakan yang namanya jatuh cinta. Karena dia adalah gadis nerd. Keido Ars Pratama pria tampan dengan sejuta pesona namun tidak banyak orang mengenalnya karena dia tidak pernah menampak diri kepada public dia orang misterius. Hanya ibunya yang bisa memahami Kei karena pria itu memiliki sifat kekanan-kanakan dan manja. Pertemua pertamanya dengan arsitek muda yang banyak di bicarakan oleh masyarakat Australia membuat Kei menjadi berbeda, dia tak lagi manja kepada ibu nya, dia mulai menampakkan diri ke public dan setiap kali dia melihat gadis itu berdekatan dengan pria lain Kei tiba-tiba cemburu dan mulai posesif terhadap gadis tersebut.
Happy Reading
........
Earl berlari ke arah sebuah restoran tangannya sesekali menatap jam yang melingkar dengan manis di pergelangan tangannya yang mungil. Kesan cantik dan sederhana terlihat sekali kini dia sudah sampai di depan pintu restoran, sebelum dia masuk Earl terlebih dahulu mengambil nafasnya dengan panjang lalu menghembuskannya.
"Tenang ini bukan pertama kali nya kamu bertemu dengan klien!" Ucap Earl pada dirinya sendiri lalu setelah itu dia masuk ke dalam restoran dan melihat seorang wanita paruh baya melambaikan tangan ke arah nya.
"Nyonya maaf membuat anda menunggu, hari ini cuacanya cukup bagus dan di jalan sangat padat oleh kendaraan!" Jelas Earl wanita yang ia sebut nyonya itu tersenyum.
"Tidak masalah, aku juga baru tiba disini. Bagaimana kamu mau pesan apa sebelum kita bahas pekerjaan lebih lanjut?!"
Earl tersenyum cangguk untung saja tidak di marahi jika tidak sudah habis dia."Terima kasih nyonya, mungkin secangkir kopi Americano." Jawab Earl dengan senyum menawan dibibirnya walaupun kacamata bulat melingkari matanya namun kesan cantik dan manis tak bisa hilang dari wajah tersebut. Kemudia seorang pelayan mendatangi meja mereka dan Earl langsung memesan kopi yang ia inginkan.
"Kopi Americano cukup pahit apa kamu suka?" Tanya wanita paruh baya itu dengan sedikit nada khawatir takut Earl kenapa-kenapa.
"Aku menyukainya nyonya!" Jawab nya dengan antusias yang membuat lega perasaan wanita paruh baya itu.
Kemudian Earl mulai membuka beberapa gambar desain yang telah ia rancang selama beberapa hari terakhir, ini adalah rancangan yang akan dia perlihatkan kepada klien karena klien sekarang ingin rumah bernuansa classic dan modern Earl sudah menyiapkan gambar yang cocok.
"Ini terlihat menawan, bagaimana menurut mu?!"
"Nyonya Nicola menurut saya itu juga bagus tetapi yang ini terlihat cocok untuk anda, interiornya dan kesan mewah masih ada." Tunjuk Earl, yang Nicola tunjuk tadi itu adalah interior rumah impian Earl dia lupa menyimpannya dan mata Nicola tertuju pada desains itu.
"Begitu kah? Kalau begitu aku akan menggunakan ini. Tapi tolong tambahkan warna abu-abu di kamar yang ini sepertinya warna putih tidak cocok dengan putra saya." Jelas Nicola, Nicola sangat kagum dengan keterampilan mendesain wanita muda ini. Dia pikir desainnya tak sebagus yang orang-orang katakana namun dia salah ternyata hasilnya lebih dari apa yang orang-orang puji di media.
"Baiklah, ada yang perlu di ubah lagi? Mungkin 1 kali pertemuan lagi kita bisa memulai pembangunan nya."
"Sepertinya itu saja, nona Maddison jika anda tidak keberatan saya ingin mengundang anda ke pesta Berbeque di rumah saya." Earl terkejut, ehm bukan karena apa dia sebenarnya tidak terlalu dekat dengan keluarga ini terlebih yang Earl tahu mereka dari keluarga terpandang di Negara Australia ini.
"Saya sangat senang bisa di undang secara pribadi oleh anda nyonya Nicola. Kapan itu di mulai?" Tanya Earl dia tidak enak menolaknya karena ini adalah klien penting untuk perusahaan desain miliknya.
"Malam ini, jangan lupa datang ya...jemputan saya sudah menunggu apa anda ingin pulang bersama?" Tanya Nicola dia sangat berharap perempuan cantik dan juga berbakat ini bisa menjadi menantunya di keluarga Yule.
"Tentu saja saya akan datang anda sudah mengundang saya, terima kasih nyonya Nicola." Ucap Earl dengan tulus yang membuat Nicola tak bisa menyembunyikan niatnya yang ingin menjodohkan putranya dengan gadis ini.
"Kalau begitu sampai jumpa ya di pesta barbeque nya!" Nicola melambaikan tangannya ke arrah Earl begitu pun dengan gadis cantik itu kemudian saat Nicola sudah tidak terlihat di pandangannya Earl langsung duduk dan bernafas dengan lega.
Tidak lama setelah itu ponsel nya berdering nama temannya tertera disana.
[El kamu dimana, kamu lupa janji kita hari ini?!] Earl langsung menjauhkan ponselnya dari telinga ketika mendengar suara cempreng temannya. Huh selalu saja tidak bisa santai dan kalem sebagai seorang wanita.
"Aku tidak lupa, aku baru saja selesai bertemu dengan klien. Aku akan ke sana langsung tapi aku tak bisa lama-lama." Jelas Earl yang membuat Freya menjadi heran padahal seminggu yang lalu mereka akan menghabiskan waktu di club house milik Freya namun kenapa gadis cantik seperti Earl tiba-tiba berubah.
[Kenapa?]
"Hari ini nyonya Nicola mengundang ku ke acara barbeque di rumah nya." Lagi dan lagi Freya berteriak dengan histeris.
[Oh tuhan El tadi malam kamu mimpi apa? Aku tidak menyangka jika orang terpandang seperti nyonya Nicola mengundangmu!] balas Freya dengan bersemangat yang mampu membuat Earl tertawa, tawanya membuat pengujung restoran menatapnya dengan tajam karena berisik.
"Sudahlah, aku tidak ada mimpi apun tadi malam. Aku akan ke sana sekarang."
[Baiklah, hati-hati aku menunggu mu.] Kemudian sambungan telepon terutus, Earl berjalan keluar dari restoran dia menaiki taxi untuk menuju ke café tempat dia dan temannya janjian.
.....
Di tempat lain seorang pria tengah duduk di ruang kerjanya, dia terlihat dewasa dan juga sangat tampan. Namun tidak ada senyum sama sekali di wajah itu.
"Ars makan siang dulu, Mamah sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu." Suara lembut wanita paruh baya memasuki kamar pria yang di panggil Ars.
"Mah, Ars tidak mau makan. Hari ini pekerjaan Ars sangat banyak dan gak bisa di tunda." Suara maskulin nan lembut itu membuat wanita paruh baya itu tersenyum kemudian dia menggeser kursi agar bisa duduk lebbbih dekat dengan anaknya.
"Kalau begitu kamu kerja nanti Mamah suapin!" Walaupun umur nya sudah 28 tahun namun dia tidak malu di suapi oleh ibunya namun kadang ketika ayahnya ada di rumah pria paruh baya itu akan cemburu dan mengomeli Ars karena makan harus di suapi oleh sang ibu.
Kemudian Ars melanjutkan pekerjaannya dan sang ibu yang sesekali menyuapi anak itu. Anaknya ada dua namun yang ini cukup manja sedangkan anak ke dua sedang bersekolah di luar negeri dan dia mandiri tidak seperti Ars namun dalam urusan pekerjaan Ars nomor 1 dia pintar dan berbakat.
"Rencananya Mamah mau renovasi rumah di bagian utara, karena Papah kamu mau kami tinggal disana." Ibunya memulai obrolan sambil menyuapi Ars.
"Kenapa harus pindah ke rumah sebelah utara? Mamah bahkan bisa tinggal di rumah utama ini. Jika mamah gak ada jadi siapa yang temenin Ars?!" Pertanyaan anaknya membuat Lea tersenyum.
"Mamah gak pindah sayang, hanya saja papah mu setiap hari menggerutu karena mamah selalu manjain kamu."
"Kamu juga sudah dewasa jadi mamah pikir ini adalah waktunya buat kamu nyari seseorang yang bisa bantu kamu."
"Tapi aku gak suka Mah, aku mau nya Mamah gak mau yang lain!" Lea memaklumi anaknya yang seperti ini, karena sejak kecil Ars selalu bersamanya walaupun Lea kadang harus menemani Bram ke luar negeri untuk beberapa urusan.
"Ya sudah nanti Mamah kasih tahu Papah kamu, malam ini Mamah dan Papah akan menghadiri pesta Barbeque di rumah keluarga Yule, apa kamu mau ikut?"
" Ars gak mau ikut!"
Selalu saja begini anaknya tidak mau ikut dan berbaur dengan pembisnis muda seperti dirinya, namun Lea juga tidak bisa memaksakan kehendaknya karena dia ingin kenyamanan untuk sang putra.
......