Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
CEO GATEL DOYAN POLIGAMI

CEO GATEL DOYAN POLIGAMI

LANGIT_PENA

5.0
Komentar
167
Penayangan
9
Bab

Fernando adalah seorang Manager di sebuah Perusahaan PMA yang akhirnya akan menguasai dunia. Dia sedikit-sedikit melaksanakan pekerjaannya dikantor dengan baik. Disana dia bertemu dengan dua gadis yang akhirnya menjadi akrab dan mereka menjadi pacar Fernando dan akhirnya menjadi Istri ke-2 & Istri ke-3 Karena kepercayaan perusahaan yang tinggi karirnya meningkat dan dia diangkat menjadi CEO. Pada saat itulah banyak gadis-gadis yang menggodanya. Fernando akhirnya mempunyai lima Istri dan Istri pertamanya meninggal dunia. Dengan keempat strinya dia mengarungi hidup dan akhirnya dia menjadi orang Terkaya di Negara ini.

Bab 1 MEREKA MILIKKU SELAMANYA

Jam makan siang pun aku turun ke lantai satu untuk makan siang bersama dengan kedua pacar rahasia ku. Eh rahasia, memang rahasia karena mereka berdua saling tidak tau kalau hubungannya cinta segitiga..upss, hahahaha.

“Yuk makan siang, dimana?" ujarku ke Risa, dan Diana bersamaan.

“Diana, tuh yang tau,”ucap Risa.

“Kok aku sih?” ucap Diana.

“Ya, ke tempat kemaren saja yah, enak makananya, tidak mahal banget lagipula," ujarku.

“Ya…” ucapnya kompak.

“Kok, tumben kompak, heheehehe…lagi abis dapat bonus ya? Jadinya nanti makan siang siapa yang bayar?” tanyaku.

“Aku saja mas,” ucap Diana.

“Wa,h, lagi ada lebihan nih Diana," ujarku meledek dia.

“Kan kemaren makan aku dibayarin kamu, Mas, sekarang akulah yang bayar gantian, besok Risa yah…Hahahha,” ucapnya.

“Ya boleh, gitu saja gantian,” ujarku.

“Boleh juga tuh, eh iya, mas, nanti kita ke mall di sana ya, ada yang mau aku cari nih. Risa, bisa ikut kan jadi kita bertiga bisa ke sana nanti sore, temenin aku ya, Risa….” ucap Diana memohon.

“Ya boleh Di, nanti aku temani. Sama Mas Fernando juga kan?” tanyanya.

“Iya, boleh, mau Traktir aku lagi, Diana?” tanyaku.

“Huh, traktir terus ih! Kamu dong yang bayarin kita ya, Ris” ucap Diana.

“Hmm, ogah ahh kalau gitu aku tidak ikut saja, mending pulang deh nanti sore,” ujarku menggoda Diana.

“Ih, kok gitu sih?!!” ucapnya nyolot.

“Hayoo hayoo, lagi berebutan Fernando yah?” tanya Riska dari belakang.

“Fer, nanti sore mending kamu anterin aku pulang saja ya, kan kita searah Fer?” ucap Riska menggoda.

“Ahh, maaf Riska, aku mau anter mereka saja berdua ke mall, hehehehehe,” ujarku.

“Kok, tidak mau Fer? Nanti aku traktir deh, mie Ayam sana enak banget loh,” Ucap Riska lagi dan mulai mendekat ke tubuh ku.

“Makasih Riska, besok-besok ya kalau aku ada waktu,” ujarku menghindar Riska.

“Ya sudah, janji loh Fer, awas kalau tidak jadi dan mengelak lagi dariku lagi!,” ucapnya ngambek.

“Haduhh takut!! Iya nenek sihir, nanti aku dikutuk jadi beha lagi, kan aku nya jadi enak Riska,” ujarku balik menggoda.

“Hah..mau?sini boleh kok gratis,” ucapnya.

“Hahahaha…moso sih gratis?” tanyaku lagi ke Riska.

“Iya, buat kamu gratis, plus plus juga boleh,….!!” Ucap Riska berbisik.

“Hahahaha…bisa aja kamu, nanti aku digorok sama Bayu lagi,” ujarku mengelak sambil mencari tau gosip nya Riska dan Bayu.

“Hahahaha…Bayu mah nomer dua bagi saya, Fer, kamu mau kan jadi yang pertama? hehehe” Rayu Riska lagi.

“Sudah yu Fer, kita nanti telat makan siangnya balik ke kantor nya telat juga!!” ucap Diana lantas menarik lenganku keras menjauh dari Riska.

“Bahaya kalau ketauan sama Riska dan lebih jelek lagi kalau Riska ikutan mendekati Fernando lagi, dasar nenek sihir!!” batin Diana.

Risa akhirnya mengikuti kami dari belakang, Diana cemberut dan melepaskan tanganku sambil bicara kepadaku,

“Awas ya kamu naksir-naksir sama Riska, dia itu penggoda semua laki-laki tau. Orang gudang aja banyak yang dia dekati, dasar tidak laku!!” ucapnya ke aku ketus.

“Huss jangan marah-marah gitu Diana, dia kan cuma mau dekat dan kenalan saja sama aku, emang sih keliatan atidak tua ya orangnya?” tanyaku.

“Dia usianya dan 35an Fer, banyak yang dia porotin. Orang gudang saja sudah 2 orang yang kena diporotin sama dia, ada yang cerita sama aku!” jelas Diana.

“Huus, jangan su'udzon sama orang, kita jangan lihat dari sisi buruknya seseorang,” ujarku.

“Diana, sudah lah jangan ngurusin orang seperti gitu, ayo nyebrang kita sudah siang,” ucap Risa dari belakang.

“Oh iya, sampai lupa tuh kita menyebrang nya,” ucap Diana.

Setelah itu kami pun menyeberang jalan untuk ke warung makan yang kami maksud. Makan siang ssudah kami pesan dan kami makan bertiga diselingi tawa dan canda kami bertiga. Tak ada yang istimewa hanya mereka berdua saling berlomba untuk mendapatkan perhatian khusus dari ku. Kebetulan aku duduk ditengah, di antara mereka berdua.

Selama kami duduk disana, beberapa kali mereka berdua berusaha untuk meraih tanganku dan menggenggam nya. Kalau Risa sedang jalan atau tidak dimeja makan, Diana menggenggam tanganku dan mengelus nya. Begitu juga kalau Diana sedang ke toilet, Risa menggenggam tanganku dan mengelus nya. Begitu Diana datang, Risa melepas genggaman nya. Begitulah yang terjadi, aku sih biasa saja menanggapi hal itu (Rejeki Brooo!! Hehehehe)

Kali ini makan siang Diana yang bayar dan akhirnya kami bertiga selesai makan siang dan pulang ke kantor. Sesampainya di trotoar, tiba-tiba Risa terpeleset, untung saja ada aku disebelah nya dan bisa langsung menangkap Risa sambil memeluknya. Diana yang melihat hal itu membantu Risa agar segera lepas dari pelukanku.

“Ris, kamu hati-hati dong jalannya!” ucap Diana sambil memegang tubuh Risa agar menjauh dariku, dia membantu Risa berdiri.

“Tidak papa Risa?” tanyaku.

Aku yang ingin melihat Risa dihalangi oleh Diana dan Risa paham kalau Diana berusaha menghalangi dia untuk mendekat ke aku.

“Ya, tidak papa mas, kamu sakit tidak, tadi kena dorong mas?” Tanya Risa.

“Tidak kok, minta lagi dong Ris, hehehehe,” ujarku sambil meledek Risa supaya Diana cemburu.

“Ih, apaan sih Fer! Ganjen amat kamu sama Risa?!” ucap dia sambil merenggut.

“Diana, kan tadi Risa nanya sakit atau tidak ke aku? Ya, aku jawab tidak, jarang-jarang kan bisa dipeluk sama Risa tanpa disengaja, soalnya kalau Risa sengaja memelukku kan tidak mungkin. Dia malu pasti sama kamu,” ujarku.

“Ih, ganjen amat sih kamu mas, mana mau Risa sama kamu, Ish, ganjen! Nakal!!” ucapnya.

Aku sengaja membuat Diana marah, soalnya lucu dia kalau lagi marah dan cemberut gitu, cemberut karena cemburu!

Risa melihatku dengan senyum-senyum saja menanggapi marah nya. Memang Diana itu masih kekanak-kanakan sedangkan Risa lebih dewasa menghadapi masalah. Terlihat dari mereka berdua bicara, Risa lebih kalem dan lebih tenang.

“Ya sudah kali Din, tidak usah dimarahin Mas Fernando nya, kan aku yang jatuh bukan dia yang ganjen!” ucapnya.

“Ya, sih tapi dasar laki-laki, keenakan bisa dipeluk sama cewek seperti kamu,” ucapnya.

“Emang, kenapa kali, aku tidak sengaja meluk Mas Fernando, kok kamu yang sewot?Hayo cemburu yah Mas Fernando aku peluk?” tanyanya selidik ke Diana.

“Tidak kok, siapa yang cemburu, kesel saja Ris, keenakan dia! Ganjen!!” ucapnya.

“Yuk, kita jalan lagi, bantuin Risa tuh Din, nyebrang jalan,” ujarku.

Risa melihat ke aku dan tersenyum, sambil menggerakkan bibirnya seperti menciumku. Kubalas ciuman jauhnya dari dia.

“Apa sih kamu Mas Fernando, ngeliat Risa seperti gitu! tambah genit deh, tambah ganjen!” ucapnya cemberut lagi.

“Iya, deh aku ganjen nya sama kamu saja ya, Din,” ujarku sengaja mengedip-ngedipkan mata ku.

“Ih, malas liat kerdipan matamu. Kelilipan yah?!” ucapnya.

“Haahaahahha...” Aku dan Risa tertawa dan akhirnya Diana pun ikut tertawa.

“Eh, Diana, Risa, hmm kalau aku sayang sama kamu berdua, boleh tidak?” tanyaku sama Diana dan Risa.

Risa melotot ke aku begitu pun sama Diana.

“Eh kamu itu kemasukan jin apa sih mas? Ih ogah deh sayang-sayangan sama kamu, Jijay bajay!!” ucapnya.

“Tau nih Mas Fernando, ganjen amat pengen cinta kita berdua lagi?! Maruk tauu!!” ucap Risa cemberut marah.

“Loh, kan aku nanya saja, ya dijawab saja dong, tidak usah marah-marah gitu!” ujarku.

“Kalau tidak mau kan, aku bisa cari yang lain yang mau sayang sama aku,” ujarku lagi sambil jalan meninggalkan mereka.

“Oh, mau sama tante Riska, gitu??!” teriak Diana dari belakang.

“Hm, mungkin kali,” ujarku sambil cuek.

“Awas kalau jalan sama Tante Riska, jangan negor kita lagi! Ya kan Risa?” tanya Diana cari dukungan.

“Hm, bener banget, aku juga tidak sudi deket sama kamu lagi!!” ucap Risa marah.

“Hahahaha…Makanya ijinkan aku menyayangi kalian berdua, oke..!” ujarku sambil ngeloyor meninggalkan mereka yang masih bengong diluar. Akupun langsung masuk ke dalam kantor dan langsung naik ke lantai dua untuk sholat dzuhur terlebih dahulu.

..

..

NEXT GUYS

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh LANGIT_PENA

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku