CINTA SATU MALAM DENGAN CEO
salah satu meja di da
ok lelaki di hadapannya yang hanya diam s
gomong apa, sih?' bat
mereka memasuki kantin rumah sakit.
dengan kepala menunduk. Terlihat takut
Karan terus bertanya tanpa hen
a persiapan ia mengajak wanita di hada
ung ingin mengatakan apa
ur hidupnya ini kali pertama d
menghabiskan waktu remajanya dengan terus be
i akibatnya Karan tak tahu car
buta aka
ra, pegangan tang
enjadi sekretaris Arthur, wakt
irinya sepanjang hari serta m
a mengambil jalan yang salah karena terlalu lama bersama dengan Arthur
ingin Anda katakan?
mencekam itu, membuat ia mau
ya yang tertunduk. Pria itu ters
ak suara Karan bergetar
Jangan gugup!' batin
at kedua tangan di dada. Lina menaikkan sebelah alisnya, me
sa-sa-s
u
idak sanggup, lidahnya keluh. Tubuhnya tak henyang kerap kali ia temui saat meneman
Tuhan.' batin
ff
a. Mengerjap menatap wanita yang
' Karan kembali b
gkah pria di hadapannya itu sungguh sangat menggemaskan. Ingin sekali
teriak gemas. Ia menggigit bibir bawahn
napas dalam, kemud
memperkenalkan diri. Kalau bukan dirinya, mungkin tidak a
gakkan tubuhnya. Ia
ertemu dengan Anda, Nona
. Mencoba seprofesional mungkin, seperti
i. "Lalu, hal apa yang
ihkan pandangan ke arah lain. Menggaruk pelipisnya yang tidak ga
mengerjapkan
rumah sakit dengan alasan ingin berbicara berdua,
ksudnya?!! L
natap lekat pada sosok yang kini
apa? Hanya untuk duduk diam di tempat
k mengejar Athena, tetapi ternyata p
membuang-bu
uang waktu wanita itu, tetapi jika tadi ia membiarkan Lina mengikuti Bosnya. Bisa-bisa bukan hanya dia ya
wajahnya, menyandarkan punggung pada punggung
hu, apa hubungan Anda dengan wanita tadi?"
nya, menatap lekat sosok yang
ngin berbicara berdua, saya jadi mengurungkan niat untuk mengejarnya
. Saya yakin, sahabat Anda akan baik-b
mungkin ada pria tampan dengan
g, ia harus menyampin
lik bertanya. Wajah pria yang menarik leng
rdengar keluar d
bat Anda. Dia pria yang baik, jadi tidak akan melakukan hal aneh.
a di tem
pan dua wanita di hadapannya yang ter
nak keras kepala itu, Sayang?"
hur yang tengah duduk di sofa dalam ruangan itu, sedikit j
i Oma Grace angkat bicara. Wanita paruh baya itu tidak percaya pada
epalanya, "tidak sama sekali. Arthur
berapa centi. Cemberut mendenga
ya, Sayang. Panggil
tersenyum cang
akhirnya, membuat wanita
a." Sahut Hera tiba-ti
as menari Athena m
ya,
aya itu memeluk erat tubuh
, dua orang pria hanya mampu terdiam
eka bahkan lebih menyukainya. Bahkan mengabaikan aku,'
kamu mene