Silau cahaya mentari yang masuk melalui celah jendela, mengusik tidur seorang wanita yang masih bergelut dengan selimut tebalnya.

"Em," Athena mengubah posisi hingga terlentang. Menatap ke sisi kiri, di mana kini seorang pria masih terlelap sambil memeluk posesif pinggangnya.

Kedua matanya mengerjap beberapa kali, mencoba memindahkan tangan kekar yang berada di atas perutnya. Perlahan-lahan agar tak mengusik tidur Arthur.

Athena mendudukkan diri, kembali melirik Arthur yang masih terlelap.

'Aku pikir dia tidak akan tidur di sini.' batin Athena, mengusap pelan kening Arthur yang terlihat mengerut. Mungkin tengah bermimpi buruk.

Athena memutuskan segera masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan diri sebelum menyiapkan sarapan pagi untuknya dan Arthur.

Empat puluh menit kemudian.

Athena masih bergelut dengan wajan di atas kompor. Kopi dan teh telah tersedia di atas meja, kini hanya menunggu nasi gorengnya.

"Ya Tuhan." Pekik Athena tersentak saat sebuah tangan tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Menghela napas pelan, lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Mengabaikan Arthur yang memeluknya posesif, dan kini meletakkan kepala di bahu wanita itu.

"Sudah mandi?"