Kedua mata Arthur mengerjap, menatap sosok pria yang sejak tadi diam di sampingnya.

"Daddy bertanya, kenapa tidak menjawab?" Pria setengah baya itu menoleh menatap putra semata wayangnya.

"Ah, Daddy ingin tahu saja." Ucap Arthur terkekeh pelan.

Arthur kembali mengalihkan pandangan menatap interaksi tiga wanita itu yang kini terlihat mulai bersenda gurau. Bahkan Sang Nenek yang biasanya diam, kini terlihat lebih aktif bercoleteh riah.

"Tentu saja. Hal itu wajar," Aron menatap lekat wajah putranya dari samping, "karena ini kali pertama kamu membawa kekasihmu yang terlihat beda dari sebelumnya. Kini benar-benar wanita baik, bukan wanita yang hanya baik di depanmu tetapi busuk di belakang." Lanjutnya sedikit menyindir.

Seketika tubuh Arthur mematung. Bahkan Ayahnya yang bersikap dingin pada kekasihnya dahulu, kini terlihat benar-benar peduli dan bangga pada pilihannya.

Puk!

Sebuah tepukan pelan mendarat di punggung Arthur, membuat pria itu sontak menoleh ke samping.

"Kamu sudah dewasa. Daddy berharap kamu tidak akan mengecewakan wanita baik ini," ucap Aron tanpa menatap ke arah putranya.

Sesaat Arthur terdiam. Mendadak ia bingung ingin mengatakan apa.

"Bagaimana..."