"Hm..." Arthur bergumam sambil mengedarkan pandangan menatap dapur apartment.

Kening pria itu terlihat mengerut dengan ekspresi wajah sulit diartikan.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Monolog Arthur yang bingung ingin melakukan apa.

Kini pria itu telah melepaskan jasnya. Hanya tersisa kemeja dan celana kain yang melekat di tubuhnya.

"Memasak?" Arthur kembali bermonolog sambil menyentuh dagunya, seolah tengah berpikir keras.

Arthur mengangguk sekali saat telah memantapkan keputusannya. Pria itu mulai meraih celemek, lalu memakainya. Membuka lemari pendingin dan terdiam melihat bahan makanan di dalam sana.

"Tapi aku harus masak apa?"

Ini kali pertama Arthur menyentuh dapur. Kali pertama, yang artinya pria itu belum pernah menginjakkan kaki di dapur kediaman orang tuanya maupun apartmentnya, kecuali jika ingin minum.

Arthur berjalan mondar-mandir bak setrika. Berpikir keras apa yang akan ia masak. Kalaupun bisa, mungkin hanya mie instan saja.

"Shit! Harusnya aku meminta Mommy mengajarkanku cara memasak." Arthur mengacak rambutnya frustasi.