Aaaaaa!

"Kak, pacar Kakak teriak tuh."

Pria itu menatap malas adiknya yang kini terlihat mengalihkan pandangan ke arah lain.

Sedang pasangan paruh baya di sana ikut menatap putra sulung mereka.

"Coba lihat dulu sana." Ucap Sang Ibu.

"Aku akan segera kembali," pamitnya, lalu melangkah keluar dari dapur. Menyisakan tiga orang yang menatap kepergiannya dengan wajah penuh tanya.

Sedang di dalam kamar.

Lina berteriak dengan histeris. Tak peduli dengan sambungan telepon yang masih terhubung. Ia terus berteriak dengan jantung berdetak tak karuan, takut jika hal tak terduga terjadi.

Apalagi melihat pakaian kebesaran yang kini melekat di tubuhnya, semakin membuat perasaan was-was di hatinya.

"Lin, tenang. Tenang, Lin." Athena mencoba menenangkan di seberang telepon.

Namun, Lina tak mempedulikan hal itu. Ia kini telah turun dari tempat tidur. Menunduk menatap tubuhnya dengan penuh selidik.

Ceklek!