Istriku Kembali Cantik
Malam ini Rehan berkunjung ke Apartement Rossa. Setelah kepergian Alisha yang membuatnya cukup kelabakan dan stres, Rehan betul-betul membutuhkan Rossa sebagai pelepas stresnya, dan saat ini dia tidak bisa menahan untuk tidak bertemu dengan wanita itu.
Rehan dan Rossa pulang bersama, karena mobil wanita itu sedang berada di bengkel. Jadi, saat berangkat dan pulang kerja mereka selalu bersama. Seperti malam ini, saat Rossa membuka pintu Apartementnya, Rehan langsung mendorong tubuh wanita itu ke atas sofa dan langsung menindihnya.
"Mas, sabar dulu, aku harus bersih-bersih dulu," lirih Rossa.
Rehan menggelengkan kepalanya, "Nggak perlu, kamu nggak bersih-bersih pun sudah wangi," tolak Rehan menggoda Rossa.
"Tapi aku yang nggak nyaman, Mas. Kamu tunggu dulu disini sebentar ya," tawar Rossa.
"Bagaimana kalau kita mandi bareng aja?," goda Rehan semakin terbelenggu dengan nafsu.
"Ihh, kamu nakal banget sih, Mas," senyum Rossa dengan genit, dan hal itu semakin membuat Rehan tak bisa menahan dirinya.
"Tunggu disini sebentar, Mas. Aku bikinin kamu kopi dulu," Rossa pun bangkit menuju ke dapur dan membuatkan Rehan kopi.
Tapi, sebelum kopi itu di bawakan, Rehan sudah lebih dulu menghampiri Rossa dan memeluknya dari belakang. "Mass..."
"Aku rindu sama kamu," ucap Rehan sembari mencium leher Rossa yang meski seharian bekerja, tetap saja wangi.
"Aku mandi dulu," titah Rossa, dan Rehan pun tak bisa lagi melarangnya.
Beberapa saat kemudian, Rossa sudah selesai mandi dan masih menggunakan jubah mandinya. Tiba-tiba saja, Rehan nggak usah masuk ke dalam kamar dan menatap Rossa dari atas sampai bawah dengan tatapan penuh nafsu.
"Aku sudah tidak tahan lagi," Rehan pun langsung menggendong Rossa menuju ke atas tempat tidur, lalu langsung menjemputnya di atas sana tanpa perduli dengan ponselnya yang terus saja bergetar.
Ponsel Rehan tidak hentinya bergetar, membuat mereka berdua kesal dan membuat fokus Rehan tiba-tiba saja menghilang. Rehan menghela nafas berat, ia langsung merogoh ponselnya sembari terus mengumpat, sedangkan Rossa hanya berbaring di sebelah Rehan dengan pasrah
"Iya, Bu?," Sahut Rehan.
Mendengar yang menelfon adalah Ibu Rehan, seketika nyali Rossa menciut. Ia mengingat pertemuan terakhirnya dengan Ibu Rehan, masih menyisakan ingatan yang membuatnya selalu merinding.
Astaga, Rossa bahkan tidak bisa membayangkan Jika dia punya ibu mertua yang seperti itu. Pasti dia akan terus menjadi bulan-bulanan rasa takut.
"Kamu dimana Rehan?," Tanya Bu Anis dengan nada kesal.
"Ini Rehan masih di kantor, Bu," jawab Rehan berbohong.