/0/3804/coverorgin.jpg?v=26dc1f129a1f4b82d81f3d5aabcd3922&imageMogr2/format/webp)
Hari yang sudah lama Aletta tunggu akhirnya tiba. Ini adalah hari spesial, hari yang ikut menjadi saksi bagaimana terukir kenangan manis dalam hubungannya dan Aldo. Aletta menatap pantulan dirinya di cermin, tersenyum menatap dirinya sendiri yang terlihat sangat berseri-seri. Wajah yang cantik dengan riasan elegan membuat Aletta semakin memesona, hari ini Aletta akan menikah dengan Aldo sang kekasih. Membayangkannya saja Aletta sudah merasa bahagia.
"Aletta."
Lamunan Aletta seketika buyar saat merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya dengan lembut. Dari pantulan cermin terlihat jelas Monica sedang berdiri di belakangnya. Monica merupakan ibu Aletta, dia adalah wanita yang lembut dan baik sama seperti Aletta. Hal itu membuat Aletta tersenyum, dia memutar badannya menghadap sang ibu yang kini tersenyum padanya.
"Kamu terlihat bahagia sekali, Aletta."
Aletta hanya tertawa kecil menanggapinya, kemudian dia memeluk ibunya dengan sayang. "Aku sayang banget sama kamu."
"Bunda juga sayang sama kamu." Monica membelai lembut pucuk kepala Aletta.
"Ayo kita turun, semuanya sudah menunggu kamu," ucap Monica mengajak Aletta untuk turun.
Aletta pun menganggukkan kepalanya, sekali lagi dia menatap dirinya di cermin. Senyuman lebar terukir sempurna di wajah Aletta, balutan make up dengan gaun putih mewah melekat sempurna ditubuhnya. Dia sudah seperti bidadari yang baru turun dari surga.
Saat keduanya hendak turun ke aula acara, tiba tiba saja kedua orang tua Aldo masuk ke kamar Aletta. Aletta mengerutkan kening ketika melihat raut muka calon mertua nya, bukan senyum kebahagiaan yang mereka tampakkan. Melainkan terlihat seperti seseorang yang sedang cemas. Sontak Aletta langsung berdiri menghampiri Hendrik dan Ayunda yang merupakan orang tua Aldo, disusul Monica dari belakang.
"Tante, uncle. Ada apa? Kenapa raut muka kalian terlihat gelisah?" tanya Aletta to the poin.
Mata Ayunda-ibu Aldo mulai berkaca-kaca, tangannya membelai lembut pucuk kepala Aletta dengan sayang. Dia menghela napasnya dalam, sebelum membuka suaranya. "Aletta, Aldo belum datang," ucapnya menatap kedua manik mata Aletta lekat.
Aletta mengerenyitkan keningnya, dia tidak mengerti dengan maksud perkataan Ayunda. "Apa maksud, tante? Pasti Aldo sebentar lagi datang, kita tunggu saja ya," sahut Aletta sambil tersenyum simpul.
"Kita tidak tau Aldo akan datang atau tidak." Tiba tiba saja Hendrik-ayah Aldo membuka suaranya.
"Maksudnya apa?" timpal Monica bingung.
"Aldo menghilang, tidak ada kabar, bahkan semuanya sudah mencari tapi tetap saja tidak ditemukan," sahut Adnan- ayah Aletta yang tiba tiba muncul dari ambang pintu.
Aletta mematung ditempatnya, perlahan cairan bening dimatanya turun tanpa izin. Dadanya terasa sesak seperti terhimpit ribuan besi, Aletta menggelengkan kepalanya. Dia tidak bisa mempercayai perkataan ayahnya begitu saja, Aletta berlari menuju meja rias untuk mengambil benda pipih di sana. Tangannya sibuk mencari nomor Aldo dan menghubunginya, berulang kali dia menelpon Aldo tetapi sama saja tidak ada jawaban.
Aletta membanting ponsel di tangannya, rasa kesal, kecewa dan sedih bercampur menjadi satu. "Aldo kamu kemana?" gumam Aletta dengan bahu bergetar.
"Aletta." Monica menghampiri sang anak dan memeluknya dengan erat.
Aletta mendongak menatap Monica, matanya sudah sembab dan hidungnya merah karena menangis. "Mom, apa pernikahanku akan batal?" Dengan isakan tangisnya Aletta bertanya.
"Tidak sa-"
"Pernikahan harus di lanjutkan," potong Hendrik menyela perkataan Monica.
Semua orang yang ada di sana serempak menatap Hendrik, terutama Aletta yang tampak bingung dengan jawaban Hendrik. Aletta menghapus air matannya kasar, hatinya sudah seperti dipermainkan disini.
/0/19342/coverorgin.jpg?v=27aeeb1508877faaeda5116c857bbefa&imageMogr2/format/webp)
/0/26863/coverorgin.jpg?v=cb60b45f6cd492562d39cd42ee79021b&imageMogr2/format/webp)
/0/3263/coverorgin.jpg?v=da51877b94893f98820b80291b788f0a&imageMogr2/format/webp)
/0/7597/coverorgin.jpg?v=cefc29f6d11655747ae502fe3d49070f&imageMogr2/format/webp)
/0/7183/coverorgin.jpg?v=2c7413fa5623c226eb15c56a42383ec6&imageMogr2/format/webp)
/0/24786/coverorgin.jpg?v=8b4900a9b5e54ae058c619b10f342531&imageMogr2/format/webp)
/0/21226/coverorgin.jpg?v=e13efa5f6553a71befb5eec17f044060&imageMogr2/format/webp)
/0/28915/coverorgin.jpg?v=852149d4888d15629b474de2d6a9b795&imageMogr2/format/webp)
/0/18342/coverorgin.jpg?v=91c17a0a8d3f2d209ec79cd4eea20f3c&imageMogr2/format/webp)
/0/18160/coverorgin.jpg?v=e242b445dbe3456ad317d6d95d56ea7a&imageMogr2/format/webp)
/0/13238/coverorgin.jpg?v=c226da88d357e82d04f7e9dcd755270a&imageMogr2/format/webp)
/0/15671/coverorgin.jpg?v=74d2f39c3fb4e4db67973a2933f899b5&imageMogr2/format/webp)
/0/24784/coverorgin.jpg?v=2f8224f0742e71367de30d7f48d128c9&imageMogr2/format/webp)
/0/11004/coverorgin.jpg?v=3f487766eb55efe4faa0737a8aed7553&imageMogr2/format/webp)
/0/2744/coverorgin.jpg?v=34dc371bad51a2740480c7a38a5d8518&imageMogr2/format/webp)