Ipar adalah Maut Pernikahan

Ipar adalah Maut Pernikahan

Gustini

5.0
Komentar
3.2K
Penayangan
28
Bab

Dian, seorang istri yang tampak menjalani kehidupan harmonis, menyembunyikan luka batin dan rahasia kelam yang mulai menguasai hidupnya. Hubungan terlarangnya dengan Raihan, pria yang juga terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, semakin membawa keduanya ke dalam pusaran dosa. Pagi itu, setelah malam panjang yang penuh kesalahan, Dian diliputi rasa bersalah yang mendalam. Ia menyadari bahwa perbuatannya bukan hanya melukai suaminya, Galih, tetapi juga Laras, istri Raihan, yang selama ini menganggapnya sebagai sahabat sekaligus saudara. Saat Dian berusaha menjauh dari Raihan dan menghentikan hubungan mereka, Raihan justru semakin menunjukkan cintanya yang obsesif. Namun, konflik semakin memuncak ketika Laras tiba-tiba muncul di depan kamar Dian tanpa menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah dilema moral dan tekanan emosional, Dian merasa semakin terjebak dalam bayangan kelam yang mengancam untuk menghancurkan segalanya-pernikahan, persahabatan, dan masa depannya. Akankah ia mampu keluar dari jeratan ini sebelum semuanya terlambat?

Bab 1 Larut dalam Dosa

Malam itu, hujan mengguyur deras di luar rumah besar keluarga Wijaya. Dian duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong. Kamar tamu yang kini ia tempati terasa begitu sunyi, jauh dari hangatnya perhatian seorang suami yang selama ini ia rindukan. Galih, suaminya, sudah terlalu lama sibuk dengan pekerjaannya, meninggalkan kekosongan yang perlahan menggerogoti hatinya.

Pintu kamar terbuka perlahan, memperlihatkan sosok Raihan yang melangkah masuk. Wajahnya penuh dengan keraguan, namun di balik itu, ada dorongan yang tak bisa ia tahan lagi.

"Dian," panggil Raihan pelan, suaranya rendah namun penuh intensi.

Dian menoleh, pandangan mereka bertemu. Tatapan Raihan menusuk ke dalam hatinya, membangkitkan rasa yang selama ini ia pendam. "Mas Raihan, ini nggak benar. Kamu nggak seharusnya di sini," bisiknya, namun nada suaranya terdengar rapuh.

Raihan mendekat, duduk di sisi tempat tidur, hanya beberapa inci dari Dian. "Aku tahu ini salah. Tapi aku nggak bisa lagi berpura-pura, Dian. Aku mencintaimu. Dari dulu."

Dian menggelengkan kepala, mencoba menyangkal perasaannya sendiri. "Aku istri adikmu, Mas. Dan kamu... kamu suami Kak Laras. Apa kamu nggak pikirin dia?"

"Aku pikirkan," jawab Raihan tanpa ragu. "Tapi Laras nggak pernah mencintaiku seperti aku mencintaimu. Dian, aku selalu ada di sini, melihat kamu terluka karena Galih. Aku nggak tahan lagi."

Dian terdiam, air matanya mengalir tanpa bisa ia tahan. Kata-kata Raihan mencabik hatinya, membuka luka yang selama ini ia tutupi dengan keheningan. Raihan menyentuh pipinya, menyeka air mata itu dengan lembut.

"Dian," bisiknya, mendekatkan wajahnya hingga napas mereka saling bertemu. "Kamu juga ngerasain ini, kan?"

Dian tak mampu menjawab, dan di keheningan itu, bibir Raihan menyentuh bibirnya. Awalnya lembut, penuh keraguan, namun perlahan berubah menjadi lebih dalam, lebih penuh gairah.

Dian mencoba menarik diri, tapi tubuhnya seakan mengkhianati pikirannya. Hatinya menjerit, mencoba mengingatkan bahwa ini salah. Namun, setiap sentuhan Raihan menghapus logika itu, meninggalkan hanya rasa yang menguasai dirinya.

"Mas... kita nggak bisa," gumam Dian di sela napasnya yang memburu.

"Kita sudah terlalu jauh, Dian," balas Raihan, membaringkannya di ranjang. "Aku nggak peduli lagi. Aku hanya ingin kamu."

Dian terdiam saat tangan Raihan menyusuri wajahnya, lehernya, hingga ke pinggangnya. Setiap sentuhan membuat tubuhnya merespons, meski hatinya masih berperang dengan rasa bersalah.

Dalam keheningan malam yang hanya diiringi suara hujan, mereka tenggelam dalam gairah yang tak terbendung. Dian tahu ini salah, namun di pelukan Raihan, ia merasakan kehangatan yang telah lama hilang.

Hujan terus mengguyur, seolah menjadi saksi bisu dari dosa yang kini melibatkan dua hati yang seharusnya saling menjaga batas. Dan malam itu, di kamar yang remang, hubungan mereka berubah selamanya.

Apakah ada elemen tertentu yang ingin Anda tambahkan atau perhalus pada bagian ini?**Bab 1: Larut dalam Dosa**

Malam itu, hujan mengguyur deras di luar rumah besar keluarga Wijaya. Dian duduk di tepi ranjang dengan tatapan kosong. Kamar tamu yang kini ia tempati terasa begitu sunyi, jauh dari hangatnya perhatian seorang suami yang selama ini ia rindukan. Galih, suaminya, sudah terlalu lama sibuk dengan pekerjaannya, meninggalkan kekosongan yang perlahan menggerogoti hatinya.

Pintu kamar terbuka perlahan, memperlihatkan sosok Raihan yang melangkah masuk. Wajahnya penuh dengan keraguan, namun di balik itu, ada dorongan yang tak bisa ia tahan lagi.

"Dian," panggil Raihan pelan, suaranya rendah namun penuh intensi.

Dian menoleh, pandangan mereka bertemu. Tatapan Raihan menusuk ke dalam hatinya, membangkitkan rasa yang selama ini ia pendam. "Mas Raihan, ini nggak benar. Kamu nggak seharusnya di sini," bisiknya, namun nada suaranya terdengar rapuh.

Raihan mendekat, duduk di sisi tempat tidur, hanya beberapa inci dari Dian. "Aku tahu ini salah. Tapi aku nggak bisa lagi berpura-pura, Dian. Aku mencintaimu. Dari dulu."

Dian menggelengkan kepala, mencoba menyangkal perasaannya sendiri. "Aku istri adikmu, Mas. Dan kamu... kamu suami Kak Laras. Apa kamu nggak pikirin dia?"

"Aku pikirkan," jawab Raihan tanpa ragu. "Tapi Laras nggak pernah mencintaiku seperti aku mencintaimu. Dian, aku selalu ada di sini, melihat kamu terluka karena Galih. Aku nggak tahan lagi."

Dian terdiam, air matanya mengalir tanpa bisa ia tahan. Kata-kata Raihan mencabik hatinya, membuka luka yang selama ini ia tutupi dengan keheningan. Raihan menyentuh pipinya, menyeka air mata itu dengan lembut.

"Dian," bisiknya, mendekatkan wajahnya hingga napas mereka saling bertemu. "Kamu juga ngerasain ini, kan?"

Dian tak mampu menjawab, dan di keheningan itu, bibir Raihan menyentuh bibirnya. Awalnya lembut, penuh keraguan, namun perlahan berubah menjadi lebih dalam, lebih penuh gairah.

Dian mencoba menarik diri, tapi tubuhnya seakan mengkhianati pikirannya. Hatinya menjerit, mencoba mengingatkan bahwa ini salah. Namun, setiap sentuhan Raihan menghapus logika itu, meninggalkan hanya rasa yang menguasai dirinya.

"Mas... kita nggak bisa," gumam Dian di sela napasnya yang memburu.

"Kita sudah terlalu jauh, Dian," balas Raihan, membaringkannya di ranjang. "Aku nggak peduli lagi. Aku hanya ingin kamu."

Dian terdiam saat tangan Raihan menyusuri wajahnya, lehernya, hingga ke pinggangnya. Setiap sentuhan membuat tubuhnya merespons, meski hatinya masih berperang dengan rasa bersalah.

Dalam keheningan malam yang hanya diiringi suara hujan, mereka tenggelam dalam gairah yang tak terbendung. Dian tahu ini salah, namun di pelukan Raihan, ia merasakan kehangatan yang telah lama hilang.

Hujan terus mengguyur, seolah menjadi saksi bisu dari dosa yang kini melibatkan dua hati yang seharusnya saling menjaga batas. Dan malam itu, di kamar yang remang, hubungan mereka berubah selamanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Gustini

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Ipar adalah Maut Pernikahan
1

Bab 1 Larut dalam Dosa

22/11/2024

2

Bab 2 cahaya matahari menerobos tirai yang setengah tertutup

22/11/2024

3

Bab 3 Rahasia yang Mulai Terungkap

22/11/2024

4

Bab 4 suasana yang hangat itu mulai berubah

22/11/2024

5

Bab 5 Badai yang Mulai Datang

22/11/2024

6

Bab 6 Jerat Nafsu yang Berbahaya

22/11/2024

7

Bab 7 Malam yang Gelap

22/11/2024

8

Bab 8 Pahit yang Terlambat

22/11/2024

9

Bab 9 Keputusan yang Terlambat

22/11/2024

10

Bab 10 Rahasia yang Tak Terungkap

22/11/2024

11

Bab 11 Dian merasa semakin terjebak dalam kebohongan

22/11/2024

12

Bab 12 berusaha menenangkan jantung yang berdetak kencang

22/11/2024

13

Bab 13 Setiap langkah yang ia ambil terasa berat

22/11/2024

14

Bab 14 Setelah beberapa lama

22/11/2024

15

Bab 15 Galih menatap Dian untuk beberapa detik

22/11/2024

16

Bab 16 tidak memberikan reaksi apa pun

22/11/2024

17

Bab 17 Beberapa hari berlalu sejak pertengkaran itu

22/11/2024

18

Bab 18 memulai langkah pertama dalam rencana

22/11/2024

19

Bab 19 Raihan menatap Dian dengan tatapan penuh kebencian

22/11/2024

20

Bab 20 mengetahui bahwa Laras sedang memikirkan sesuatu

22/11/2024

21

Bab 21 tampaknya sulit menerima kenyataan

22/11/2024

22

Bab 22 Laras mulai merasa ada sedikit ketenangan dalam hidupnya

22/11/2024

23

Bab 23 membawa secangkir kopi untuk Laras

22/11/2024

24

Bab 24 semakin menunjukkan betapa besar perhatiannya

22/11/2024

25

Bab 25 Beberapa bulan berlalu

22/11/2024

26

Bab 26 Laras merasa tubuhnya bergetar

22/11/2024

27

Bab 27 Suatu pagi yang cerah

22/11/2024

28

Bab 28 mereka berjalan-jalan di tepi pantai

22/11/2024