Ipar adalah Maut Pernikahan
ka matanya perlahan, merasakan tubuhnya yang lelah setelah malam panjang penuh dos
kirnya, menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa bersalah yang kini menyergap. Ia ingin
ian yang masih terbaring di sampingnya, ia tersenyum kecil. "Pa
ta nggak boleh terus begini," ucapnya dengan nada gemetar, men
salah. Tapi apa kamu bisa bilang kamu nggak merasa apa-apa
ya mulai meninggi. "Aku nggak mau ini terus terjadi.
ujar Raihan, suaranya rendah namun penuh emosi. "A
a. "Tapi itu nggak berarti kita bisa begini, Mas
ahunya dengan lembut, memaksa Dian untuk menatapnya. "Dian, aku janji aku nggak akan
-kata itu. "Mas, jangan gila! Kamu
u nggak peduli dengan apa yang orang lain
langkah kaki terdengar mendekat dari luar ka
Laras memanggil dari lua
an bergegas menuju jendela untuk memastikan keadaan aman. "Aku di sini, Kak
ras yang duduk di kursi rodanya. Wajahnya terli
ak sarapan bareng," ucap Laras pelan, tak
ku... aku akan segera keluar
galkan mereka. Begitu pintu tertutup, Dian menole
," pinta Dian dengan suara pelan namun penuh teka
ia mengangguk perlahan, meski dalam hatinya, ia tahu ba
yang terasa berat. Ia tahu, malam itu hanyalah a