Ipar adalah Maut Pernikahan
Ia memutuskan untuk menyendiri di kamarnya, mencoba menjern
k?" suara Galih terde
menenangkan dirinya sebelum me
enuh perhatian, sesuatu yang jarang Dian rasakan akhir-akhir ini. I
tiba-tiba, nadanya lembut namun penuh rasa ingin
ngnya. "Nggak, Mas. Aku cuma... merasa sedikit lelah akhir-akh
ada apa-apa, tolong bilang sama aku, ya. Aku tahu aku sering sibuk dan
mbang besar. Aku sudah mengkhianati pria ini, pikirnya dalam
*
ku. Laras tampak ceria meski tubuhnya terjebak di atas kursi roda. "Mas, besok kita
kegelisahan yang terus menghantui pikirannya. "
ngkin nggak sempurna, dan kadang aku khawatir kamu merasa terbeb
. Bagaimana ia bisa berkhianat pada wanita sebaik ini? Namun, pikirannya kembal
n pembicaraan. "Aku selalu ingin kamu bahagia.
mnya semakin lebar. "Ak
i Raihan, perang ba
*
ergi ke rumah Mama Laras. Dian yang biasanya kalem, merasa jantungnya berdegup k
rsama di mobil pertama, sementara Raihan dan Laras di mobil kedua. Dian merasa lega me
gan hangat. Mama Laras, wanita tua yang masih terlih
bil menggandeng Laras masuk ke ruang keluarga
Ma. Mas Raihan merawat
ntara Raihan sekilas meliriknya, seolah
n cantik," puji Mama Laras
," jawab Dian den
alam bersama, semua orang berkumpul di ruang keluarga untuk mengobrol santai.
Mamanya, Raihan mendekati Dian yan
ra sama kamu," bisikn
as, jangan sekarang. Ad
ta harus menyelesaikan ini," uca
h kaki terdengar mendekat. Mereka langsung berpisah de
santai, namun tatapannya tajam,
nanya soal minuman," jawab Dian
arga. Mama nyariin kalian," ucap Laras sambil
nuh arti sebelum mengikuti istrinya. Dian merasa dirinya
baik-baik saja di luar, di dalam