Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Hiks,, hiks,,
Seketika Diandra berhenti memainkan gawainya karena mendengar perempuan menangis di balik jendela kamarnya.
Di tengoknya jam baru menunjukkan pukul sepuluh malam, dengan rasa penasaran yang tinggi, Diandra mendekati arah jendela kamarnya, semakin Diandra mendekat kearah kamarnya, semakin nyaring suara tangis menyayat itu.
"Siapa sebenarnya yang malam-malam seperti ini menangis di balik jendela, membuat aku merinding saja" gumama Diandra
Di sibaknya tirai gorden berwarna ungu itu yang menutupi jendela, Diandra melihat-lihat area luar jendela, tetapi tidak terlihat apa-apa.
"Tidak ada siapa-siapa, lalu siapa tadi yang menangis?" Lirih Diandra, lalu menutup kembali tirai jendelanya
Hiks,, hiks,,
Suara tangis pilu itu terdengar kembali saat Diandra akan melangkahkan kakinya ke arah kasur, sejenak Diandra berhenti melangkah dan menajamkan pendengarannya.
"Kenapa suara tangis itu kembali terdengar, tapi kq seperti sayup, apa wanita yang nangis itu sedang sakit?" Gumam Diandra semakin penasaran
Sesaat Diandra termenung memikirkan suara tangis pilu itu, lalu Krek,, Krek,, suara kaca jendela yang spertinya sedang di gores kuku.
Karena penasaran, akhirnya Diandra kembali lagi kearah kaca, meskipun sangat takut, akan tetapi rasa penasaran itu mengalahkan rasa takutnya.
Di sibak lagi tirai gorden berwarna ungu itu, kali ini Diandra membuka jendelanya meskipun dia merasa sangat takut, Diandra mengedarkan pandangannya keluar, dia mencari asal suara tangis itu, akan tetapi Diandra malah terkejut kala menengok kearah samping kanan
"Astaghfirullahaladzim" ucap Diandra yang terkejut sekaligus takut
Hi hi hi....
Diandra melihat sosok berbaju putih lusuh serta rambut yang tergerai panjang acak-acakan, mata hitam itu menatap Diandra sangat tajam seakan mau menerkam, rambutnya terkibas angin hingga menutupi bagian depan, sosok itu menyeringai memperlihatkan taring tajamnya yang menghitam
Dengan cepat Diandra menutup kembali jendelanya, napas Diandra seakan sesak, Diandra memegangi dadanya yang berdegup sangat kencang
Baru pertama kalinya Diandra melihat sosok seperti itu, Diandra langsung naik ketempat tidurnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, berharap sosok itu cepat pergi dari balik jendelanya
Diandra mulai memejamkan matanya agar rasa takut itu hilang, tapi tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk
Tok tok tok..
Suara pintu di ketuk dengan perlahan, Diandra pun tidak menghiraukannya, keringat bercucuran membasahi dahi Diandra
Semakin lama ketukan di daun pintu itu semakin kencang, dan berubah menjadi gedoran yang sangat kencang, Diandra semakin takut, peluh sudah sangat membanjiri seluruh tubuhnya
Kriett..
pintu terbuka dan mengeluarkan suara derit, kemudian di susul dengan suara menggeram seram, Diandra semakin gemetar, diandra mempererat cekalan selimutnya, akan tetapi selimut itu seakan ada yang menariknya dan membuat Diandra lemas takut
Dengan suara yang gemetar, Diandra merapalkan ayat-ayat Al-Qur'an yang dia hapal, serta terus berdzikir dan berdoa
Seketika geraman itu sudah tidak terdengar lagi, Diandra pun melanjutkan tidurnya kembali, berharap apa yang di lalui malam ini hanya mimpi
Paginya Diandra bersiap untuk pergi berkerja, teman-temannya sudah pada mengirimkan pesan agar cepat datang, karena bosnya sebentar lagi akan segera tiba
"Gara-gara semalam tidur larut jadi kesiangan begini deh, huh!" Dumel Diandra
Sesampainya di tempat kerja, Diandra langsung duduk di depan meja kasir, beruntungnya dia duluan yang datang ketibang bosnya