/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
"Mas kamu lama sekali." Terdengat suara manja seorang wanita.
Alina langsung saja memeluk seorang pria yang baru saja merebahkan diri di sampingnya. Setelah lama menunggu akhirnya pria yang ditinggunya kembali.
Tangannya terus saja mengelus dada pria yang berbaring di sampingnya.
"Malam ini aku menginginkannya Mas," ujarnya. "Entah mengapa aku sangat bergairah, kepalaku juga sedikit pusing." Tanpa tahu pria yang ada di sampingnya Alina terus bicara.
Dariel yang dalam keadaan setengah mabuk membalikan badan, meski remang-remang namun dia masih bisa melihat wajah cantik Alina.
"Siapa kamu? kenapa bisa ada di kamarku?" tanya Dariel keheranan.
Awalnya pria yang bernama Dariel Kyle itu mengira jika Alina adalah wanita penghibur yang disiapkan personal assitennya namun cara wanita itu berbicara dan cara memanggil dengan sebutan Mas, sangat jelas jika dia bukanlah wanita penghibur.
"Jangan buat lelucon mas," sahut Alina dengan tertawa.
Merasa sudah tak tahan lagi, Alina melepas baju tipis yang menutupi tubuhnya, dia menggeliat bak cacing kepanasan, mengirim sinyal agar pria yang ada disampingnya menggaulinya dengan segera.
"Mas ayolah mas, aku sudah tidak tahan." Suaranya begitu berat.
Dengan keadaan yang tidak sadar dengan siapa dirinya kini, Alina membuka kakinya dengan lebar berharap pria yang dikira calon suaminya segera memadamkan panas dirinya.
"Wanita ini," gumam Dariel.
"Mas cepatlah, aku sudah tak tahan." Dia terus merengek meminta pria itu untuk segera melakukan penyatuan.
"As you wish," sahut Dariel.
Tanpa ragu Dariel melepas semua penutup tubuhnya.
Tanpa aba-aba Dariel langsung menindih tubuh mungil Alina, bibirnya menciumi bibir Alina dengan lembut seolah Alina adalah pasangannya.
Keduanya hanyut dalam malam panas yang menggairahkan, sama-sama dalam keadaan yang setengah sadar membuat mereka berdua hanyut dalam cinta satu malam yang nikmat.
Dariel memainkan bagian dada Alina dengan lembut, sesekali dia memberikan sensasi nikmat yang membuat Alina semakin menggila.
"Lebih keras mas," ucapnya.
Dengan senyum yang mengembang dia berusaha menuruti kemauan Alina, ada rasa puas tersendiri melihat lawan mainnya puas dan meminta hal lebih padanya.
Selama ini Dariel yang selalu memerintah wanita untuk memuaskannya tapi kali ini dia yang diperintah wanita.
"Aaahhhhhh mas nikmat sekali." Alina terus menggeliat merasakan kenikmatan yang pria itu berikan.
Mendengar pujian Alina membuat pria itu menggila, dia terus saja memainkannya dengan lembut dan penuh penghayatan.
Baru pemanasan tapi keringat keduanya sudah tumpah, padahal suhu di kamar mereka sangat rendah.
"Mas ayo," rengeknya.
Dariel menarik tubuh Alina dan membuka kakinya, dia kini siap untuk melakukan penyatuan.
"OMG ini yang pertama bagimu."
Di dunia modern dan kontaminasi budaya barat yang sangat besar, dia tidak menyangka masih ada wanita yang menjaga keperawanannya.
Alina mengangguk, tangannya mencengkeram bantal karena dia merasakan sakit ketika batang keras berusaha menerobos miliknya.
"Kemana saja kamu selama ini," sambungnya.
Dengan sedikit hentakan Dariel berusaha berhasil mencetak gol, meski setelahnya dia merasa bersalah karena mengambil sesuatu yang sangat berharga dari seorang wanita yang tidak dia kenal sama sekali.
"Aaaahhhhh sakit," pekik Alina saat Dariel berhasil mengoyak selaput darah miliknya.
Segera Dariel mengesampingkan pikiran itu, dia tidak memintanya tapi wanita inilah yang dengan merengek meminta agar dia melakukannya.
/0/10848/coverorgin.jpg?v=98a91639143505f1594234d6b5dca13d&imageMogr2/format/webp)
/0/20303/coverorgin.jpg?v=3b77d2860019efa60018da40fb231a9a&imageMogr2/format/webp)
/0/17635/coverorgin.jpg?v=fab870e6e7f092bbaae2c8f44670c5ca&imageMogr2/format/webp)
/0/14064/coverorgin.jpg?v=47e9031b9221cf7fb44b043b76672b6f&imageMogr2/format/webp)
/0/3926/coverorgin.jpg?v=4197dc5431d625fbde309664f6306c13&imageMogr2/format/webp)
/0/4309/coverorgin.jpg?v=b5780a5b1873c92bc5151b1dde0265dc&imageMogr2/format/webp)
/0/13325/coverorgin.jpg?v=f9db7bf1ec9f385bd90ee444f0e58803&imageMogr2/format/webp)
/0/2041/coverorgin.jpg?v=b8ee75de0d4ecf0561fc3004b0ba3189&imageMogr2/format/webp)
/0/24907/coverorgin.jpg?v=63420b4c308ce8ccfe95e1b1aab2dabb&imageMogr2/format/webp)
/0/6064/coverorgin.jpg?v=ab58d5e0b78dc0995aa8b2e44da3baad&imageMogr2/format/webp)
/0/22128/coverorgin.jpg?v=2a4680c287558aa8a9925fab91ae3d86&imageMogr2/format/webp)
/0/5842/coverorgin.jpg?v=6bca322e6302fcbc373878aa6a6a44ff&imageMogr2/format/webp)
/0/22327/coverorgin.jpg?v=8a134ffe7929053d6cf2e5a45979148b&imageMogr2/format/webp)
/0/17278/coverorgin.jpg?v=dceaf4fa2492b2376c7808278a469974&imageMogr2/format/webp)
/0/6656/coverorgin.jpg?v=78386f83bdaf1ef4e6c23990e7e7c43c&imageMogr2/format/webp)
/0/6976/coverorgin.jpg?v=6a448603289397b42c8b2789f9edd2ca&imageMogr2/format/webp)
/0/14152/coverorgin.jpg?v=efdc21e45b5252f06d5cabf6bc2cffcf&imageMogr2/format/webp)
/0/24075/coverorgin.jpg?v=ed16220fe0b5927e61d8503c9b79577f&imageMogr2/format/webp)
/0/2860/coverorgin.jpg?v=ca7ff0334afb8a520de8069ee0b3715d&imageMogr2/format/webp)