Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Semua kejadian berawal dari undangan pesta dari mantan kekasih Abel. Yang membuat janggal disini adalah lokasi perayaan undangan tersebut yaitu di sebuah club malam yang sangat terkenal dengan para lelaki bejat disana.
"Re kamu yakin lokasinya disini?" Tanya Abel sambil menunjuk lokasi di undangan tersebut.
Sedangkan Rere mengangguk karena memang lokasi di undangan tersebut di club malam. Rere juga sudah bertanya kepada kakaknya berkalli-kali tentang lokasi undangan tersebut. Kakak Rere juga menjawab bahwa lokasinya benar.
"Kak Frans juga bilang kalau emang lokasinya disitu kok Bel,kamu ragu?"
Abel tidak menjawab pertanyaan Rere melainkan sibuk memperhatikan undangan tersebut sambil sesekali berfikir apakah iya akan hadir di pesta tersebut atau tidak.
"Apakah hanya kita berdua yang hanya mendapat undangan ini Re?" Tanya Abel sambil terus memperhatikan undangan tersebut.
"Ada yang lainnya kok,"
Abel terlihat sangat ragu. Selain ia takut dengan tempatnya,Abel juga takut dengan mantan kekasihnya. Ia takut jika mantan kekasihnya masih menyimpan rasa dendam terhadapnya.
"Kamu yakin mau datang malam ini?"
"Yakin dong,kamu tenang saja nanti malam akan aku jemput,"
Abel hanya mengangguk pasrah. Sementara sebenarnya Abel sangat takut dan janggal dengan acara ini. Banyak ketakutan yang Abel tutupi,namun kembali lagi ia harus menghilangkan segala pikiran buruknya tentang acara pesta tersebut.
Abel melirik sekilas jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya,ternyata jam menunjukkan pukul 15.00 WIB. Selepas pulang sekolah Abel sama sekali belum pulang kerumahnya,bahkan saat ini Abel masih mengenakan seragamnya.
"Re,aku balik ya! Takut di cariin mamah nanti."
"Jangan lupa nanti malam aku jemput sehabis magrib ya Bel!"
Abel mengangguk. Kemudian setelah itu Abel mengambil tas punggungnya dan pamit untuk pulang kerumahnya.
Tidak butuh waktu lama akhirnya Abel pun sampai di rumahnya,pemandangan pertama yang Abel lihat adalah mamahnya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dirumah. Seketika itu juga hati Abel terasa nyeri melihat mamahnya yang sibuk siang malam bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan papah Abel sibuk di kantor,kedua orang tuanya sibuk bekerja.
"Mah!!" Panggil Abel sambil berdiri di belakang mamahnya.
Sontak mamahnya pun menoleh karena merasa di panggil oleh Abel. "Iya sayang,kamu sudah pulang?" Tanya mamah Abel sambil melepas kaca matanya.
Abel berjalan menghampiri mamahnya yang sedang duduk manis di depan komputernya. Saat itu juga Abel memeluk mamahnya dari belakang.
"Mamah jangan sibuk kerja terus dong! Sekali kali main sama Abel."
Mamah hanya mengulas senyuman manisnya kepada Abel."Mamah harus kerja terus demi kebutuhan kamu dan kakak kamu terpenuhi sayang. Lagian juga mamah sangat nyaman dan senang dengan pekerjaan mamah kok sayang."
Abel mengerucutkan bibirnya. Sangat sulit untuk membujuk mamahnya untuk berhenti sejenak untuk istirahat. Bahkan waktu 24 jam hanya 5 jam sang mamah istirahat,selebihnya kerja,kerja,dan kerja.
"Yaudah Abel mau ke kamar ya mah!"
"Eh sayang,nanti malam mamah mau ada metting sama claien dan mamah kayaknya harus pulang larut. Kamu berani kan dirumah sendirian?"
Abel mengangguk sambil berjalan ke arah kamarnya.
Setelah sampai di kamarnya,Abel kembali kepikiran dengan undangan dari mantannya tadi siang. Ia masih ragu antara berangkat atau tidak. Tetapi tidak ada salahnya juga kalau Abel menghadirinya malam ini,lagian ia juga dirumah sendirian pasti akan sangat membosankan.
"Mending aku mandi aja deh,tinggal beberapa menit lagi pasti Rere kesini."
Setelah itu Abel mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya sebelum bepergian.
**
Sementara di tempat Lain Rey mantan kekasih Abel sedang sibuk menyiapakan segala macam perlengkapan pesta malam ini. Disana juga ada Frans yang akan membantu Rey untuk menyelesaikan segala macam keperluan yang diperlukan.
"Gimana Frans,adik lo udah kasih undangannya ke Abel?"
"Udah kayaknya,"