Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR

GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR

Yien Yi Park

5.0
Komentar
62.2K
Penayangan
58
Bab

GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR MENGANDUNG KONTEN DEWASA 21+++. YANG MASIH KECIL MINGGIR DULU YA! Deskripsi Bercerita tentang seorang wanita cantik bernama Renata Adinda, yang dijodohkan dengan Mehesa Adi Sanjaya. Sejak pernikahan mereka, Adi tidak pernah melihat Renata sedikitpun atau menganggapnya sebagai seorang istri. Perhatian dan kebaikan yang Adi berikan untuknya hanya karena status mereka sebagai suami istri. Adi tidak pernah memberikan nafkah batin dan biologis untuk Renata. Bahkan tidur dalam satu ranjang pun tidak. Akhirnya datang seorang pria gagah dan tampan, yaitu kakak Adi bernama Ryota Anggara, atau sering disebut bang Rio. Ia tertarik dengan Renata dan mengetahui keadaan rumah tangga Renata dan adiknya yang hanya penuh dengan keterpaksaan. Akhirnya Rio mendekati Renata dan terjadilah hubungan terlarang antara mereka. Bagaimanakah kelanjutan hubungan terlarang antara adik ipar dan kakak ipar ini? Apakah mereka sanggup bertahan, atau malah berpisah? Ikuti saja kelanjutan kisahnya yang akan update disetiap harinya ya!

Bab 1 MAKNA PERNIKAHAN

"Saya terima nikah dan kawinnya Renata Adinda Dewi binti Surya Kusuma dengan mas kawin tersebut tunai." ucap seorang pria tampan bernama Mahesa Adi Sanjaya, yang telah meminang wanita cantik ini dua tahun yang lalu. Mereka sah menjadi suami istri dan mengarungi hiruk pikuk rumah tangga yang bisa dikatakan cukup harmonis jika didepan banyak orang. Apalagi didepan keluarga mereka masing-masing. Renata menghela nafas panjang. Setiap hari ia harus tidur sendirian karena sang suami selalu pulang larut atau bahkan tidak pulang.

Suaminya berpamitan kepadanya setiap hari dengan alasan yang sama, rapat, bisnis, atau bertemu klien penting dari luar negeri. Renata tidak tahu apakah suaminya benar-benar bekerja atau hanya main gila dengan perempuan lain. Karena selama dua tahun menikah, Adi tidak pernah menyentuh Renata sama sekali. Hanya pernah satu kali, itupun karena Adi sedang mabuk dan entah mengapa ia langsung menyerang Renata begitu saja. Sebagai istri, Renata hanya pasrah dan menuruti semua kemauan sang suami. Karena jika boleh jujur, Renata sangat menginginkan Adi. Parasnya yang tampan dan memiliki tubuh atletis, membuat setiap wanita pasti akan terpesona, termasuk dirinya. Namun setelah itu, sudah tidak pernah lagi Adi mau menyentuh bahkan tidur berdua dengan Renata.

"Ren, malam ini aku ada rapat penting. Jadi jangan tunggu aku ya! Kamu tidur duluan saja!" ucap Adi sambil merapikan dadi dan jasnya yang mahal.

Renata hanya terdiam. Ia tidak kaget dengan perlakuan Adi yang seperti ini, karena ini sudah biasa baginya.

"Mas? Bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Renata memberanikan diri.

"Hmm," jawab Adi singkat.

"Mas? Orang tua kita menyuruh kita untuk pergi ke dokter." lirih Renata sambil meremat jemarinya kuat.

"Apa? Untuk apa kita harus pergi ke dokter? Kamu sakit?" Adi menatap Renata yang tengah menunduk.

"T-tidak. M-mereka ingin tahu, kenapa aku belum juga hamil. Dan kita diminta untuk periksa ke dokter." jelas Renata dengan takut jika Adi akan marah.

"Oh itu, kita tidak perlu kedokter. Aku yakin kita normal," ucap Adi dengan santainya.

"Baiklah, aku pergi dulu. Sampai nanti." Adi langsung pergi begitu saja tanpa melirik Renata sedikit pun.

Tampak satu bulir air mata menetes di pipi mulus Renata. Sebenarnya ia tidak jelek. Sebaliknya, Renata adalah wanita yang sangat cantik dengan body yang aduhai. D4da dan b0kongnya yang mempunyai ukuran diatas rata-rata. Dengan kulit seputih salju, bibir merah merekah bahkan tanpa polesan lipstik sekalipun. Rambut panjang hitam terurai, terlihat sangat anggun. Entah apa yang ada dipikiran Adi sampai-sampai tidak bisa melihat istrinya secantik dan seseksi itu.

Renata kembali menghela nafas panjang. Ia memutuskan untuk pergi keluar untuk mencari udara segar. Kebetulan ia sudah ada janji bertemu dengan temannya di salah satu cafe. Keyla namanya. Sahabatnya semasa SMA. Keyla sudah bersuami dan memiliki dua orang anak kembar. Laki-laki dan perempuan yang sangat cantik dan tampan.

Renata bangkit dan menghapus airmatanya. Ia bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

***

Renata sudah siap dengan kaos ketat yang menampilkan bongkahan besar did4danya yang terlihat menonjol. Ia padu padankan dengan mantel berwarna coklat sepanjang betis. Rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja dengan beberapa manik-manik untuk menghias rambut disalah satu sisinya.

"Nyonya?" sapa bik Inah. Salah satu ART disana.

"Iya bik," Renata menoleh dan membalas sapaan bik Inah dengan ramah.

"Nyonya ingin pergi kemana? Tadi tuan Adi telpon. Katanya tuan dan nyonya besar akan berkunjung kemari dengan kakak tuan Adi." terang bik Inah.

"Kakak tuan Adi? Kakak ipar yang tinggal di luar negeri itu bik?" tanggap Renata memastikan.

"Betul nyonya. Kalau tidak salah namanya tuan Ryota." jelas bik Inah.

"Aku hanya mau ketemu Keyla kok bik. Aku akan pulang cepat." ucap Renata.

"Baiklah nyonya. Hati-hati!" Renata tersenyum, kemudian pergi meninggalkan bik Inah.

***

Renata melajukan mobilnya menuju sebuah cafe langganannya. Hanya berjarak beberapa meter dan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit perjalanan untuk sampai disana.

Renata memarkirkan mobilnya dan bersiap turun. Tentu saja ia menjadi pusat perhatian, karena memang dirinya secantik itu.

"Hei, disini!" sapa Keyla melambaikan tangan.

"Hai," balas Renata yang juga melambaikan tangan.

"Sudah lama?" tanya Renata sambil cipika cipiki dengan sahabatnya.

"Nggak. Baru aja sampai. Kamu mau pesan apa? Aku udah pesan tadi." tawar Keyla.

"Seperti biasanya aja," jawab Renata dengan malas.

"Ada apa? Kenapa wajahmu ditekuk begitu? Ada masalah? Tumben sekali nyonya besar Sanjaya bersedih." goda Keyla.

"Hah, gak tahulah key, rumah tanggaku sepertinya akan hancur sebentar lagi." kata Renata yang sontak mengagetkan Keyla. Hampir saja ia menyemburkan minumannya.

"Apa? Jangan sembarangan! Kalau ngomong itu disaring dulu, jangan asal aja. Itu gak baik, ucapan adalah doa lho." hardik Keyla sambil membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Ya mau bagaimana lagi, memang adanya begitu. Mas Adi sepertinya memang tidak menyukaiku. Apapun yang aku lakukan, tidak pernah bisa menarik perhatiannya sedikitpun. Aku sebagai istri merasa gagal. Padahal aku sangat mencintainya. Tapi dia tidak pernah melirikku sedikitpun." tutur Renata dengan bibir cemberut.

"Kamu gak pakai baju dinas yang aku berikan waktu itu disaat tidur?" tanya Keyla.

"Sudah, bahkan aku sampai kedinginan hingga ganti baju biasa. Itupun mas Adi cuma lihat sekilas, terus langsung tidur. Aku jadi malu. Semenjak itu, aku gak mau pakai lagi. Malu," jelas Renata.

"Hah, sepertinya Adi memang tidak normal. Apa mungkin ia kaum pel4ngi?" telisik Keyla.

"Hus! Mana mungkin, kita sudah pernah melakukannya sekali, dan fine-fine aja tuh."

"What? Kalian dua tahun menikah hanya main sekali?" tanya Keyla dengan nada sedikit meninggi.

"Ssstttt, kamu bisa pelanin suaramu gak. Bikin malu aja. Iya, itupun pas mas Adi mabuk." terang Renata sambil menunduk.

"Oh my God, sepertinya emang matanya Adi buta. Mana mungkin dia tidak tergoda melihat tubuhmu yang begitu sem0k dan boh4y seperti ini. Tidak normal,"

"Silahkan kak! Oranye juice, spaghetti kerang, French fries dan seblak level 10. Ada tambahan lagi kak?" tanya seorang pelayan cafe.

"Tidak terima kasih." tolak Renata lembut.

"Baik. Selamat menikmati!" kemudian sang pelayan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ren, aku rasa Adi punya selingkuhan deh." Kini giliran Renata yang hampir menyemburkan minumannya.

"Sembarangan. Mana mungkin, mas Adi tidak seperti itu. Walaupun dia tidak perhatian, dia juga menjalankan perannya sebagai suami kok. Memberi nafkah untukku, kadang mengantar dan menjemputku dari kantor, kadang ju-"

"Tapi selama dua tahun lho. Apa iya laki-laki bisa setahan itu tidak nge-s3x? Kamu yakin dia gak punya yang lain?" penuturan Keyla seperti batu besar yang dilemparkan kearahnya. Renata merasakan tiba-tiba hatinya sakit dan mulai berpikir. Mungkin ada benarnya juga pemikiran sahabatnya. Namun, ia tidak mau mengambil kesimpulan sebelum adanya bukti.

"Menurut aku ya, kamu harus ikuti suamimu. Buntuti dia kemanapun dia pergi. Benar tidak, dia pergi dengan klien atau sama cewek lain." Renata masih terdiam mencerna ucapan sahabatnya. Ia berpikir, tidak ada salahnya ia mencoba saran sahabatnya. Tetapi ia berharap, semoga apa yang diucapkan Keyla tidak benar. Tapi dirinya masih menyangkal. Apa perlu dia melakukan sampai seperti itu.

"Aku ragu Key, selama ini mas Adi tidak menunjukkan keanehan apapun. Memang kita menikah karena perjodohan. Tapi, mas Adi belum bisa menerimaku sepenuhnya walaupun aku sudah sangat mencintainya sampai seperti ini. Bahkan aku rela dia tinggal setiap hari dan dengan sabar aku selalu menunggunya pulang." terang Renata sambil menunduk.

"Re? Kamu itu, haiiisssssshhh ... ya sudahlah suka-suka kamu aja." Keyla menyerah dengan sikap Renata yang selalu membela suaminya.

"Ah, jangan gitu Key! Aku harus gimana, aku bingung." Renata cemberut dengan wajah memelas.

"Jangan pasang wajah jelek begitu, menyebalkan!" sarkas Keyla.

"Lalu bagaimana? Apa aku aku harus memasang wajah imut dengan beraegyo agar kamu suka, yaa eonnie?" ucap Renata dengan nada manja khas nada aegyo.

"Iieeuuucchhh, menjijikkan ...." Keyla memasang wajah geli karena sahabat bertingkah seperti itu.

Renata terbahak melihat ekspresi sahabatnya yang terlihat tidak nyaman.

Ditengah riuh canda tawa kedua sahabat ini, tiba-tiba ponsel Renata berbunyi. Tertera nama Mas Adi ku disana. Tanpa ragu ia langsung menekan tombol hijau untuk menghubungkan panggilan.

"Halo mas?" sapa Renata pada Adi yang ada diseberang sana.

"Re? Nanti mama dan papa akan kerumah, bang Rio juga ikut. Dia baru pulang dari Amerika." terang Adi.

"Bang Rio?" Renata mengernyitkan keningnya.

"Wajar jika kamu belum ketemu. Bang Rio sudah berada di luar negeri sejak dia kuliah sampai bekerja saat ini. Dan ini dia ada perjalanan bisnis ke Indonesia. Mungkin akan menetap agak lama di Indonesia." terang Adi lagi.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan segera pulang. Aku sedang bersama Keyla sekarang." kata Renata.

"Kau tidak kekantor?" tanya Adi.

"Setelah ini mas, aku akan mampir kekantor. Semua sudah beres, aku tidak ada pekerjaan." jelas Renata.

"Baiklah. Ya sudah. Aku tutup telponnya. Sampai nanti!" ucap Adi kemudian ia langsung menekan tombol merah.

"Ya mas," sama hal nya dengan Renata yang langsung menyimpan ponselnya ke dalam tas.

"ck ... ck ... ck, kalian memang benar-benar monoton," cibir Keyla sambil memasang wajah julid.

"Mau bagaimana lagi, memang setiap harinya seperti itu." tanggap Renata sambil menghela nafas pasrah.

"Haaahhh ...." Keyla ikut menghela nafas pasrah, melihat keadaan sahabatnya.

Bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Yien Yi Park

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku