/0/28057/coverorgin.jpg?v=f3b4efcf5a91765b6e671e1a7eb8bdcb&imageMogr2/format/webp)
"Yunara Salim, maukah kamu menikah denganku?!"
Yuna menatap pria yang berlutut di hadapannya ini dengan mata berkaca-kaca, dia terharu sekaligus bahagia.
Setelah 3 tahun menjalin hubungan tanpa kepastian, akhirnya kata-kata ini keluar juga dari mulut seorang Ivander Adi Sanjaya, seorang pengusaha muda sukses, yang paling digilai kaum hawa seantero negeri.
Tadinya Yuna sempat berpikir Ivan tidak berniat menikahinya, karena pria itu selalu bersikap dingin, dan dulu pernah sekali ingin memutuskan hubungan dengannya.
Tapi, semua kekhawatirannya itu lenyap berganti kelegaan, karena malam ini tepat di hari ulang tahunnya, Ivan melamarnya.
Di sebuah restoran berbintang yang berada di pinggir pantai, dengan diiringi alunan musik romantis dari pemain musik ternama yang sengaja didatangkannya, juga ditemani deburan ombak, dan disaksikan cahaya bulan, Ivan berlutut sambil memegang cincin di tangannya, menyatakan keinginannya untuk menikahinya.
Wanita mana yang tidak terharu jika dihadapkan dengan acara lamaran seperti itu, apalagi Ivan sengaja menghiasi tempat itu dengan puluhan lilin dan ratusan mawar segar kesukaan Yuna, hanya untuk mempersembahkan makan malam romantis buatnya.
Dia bahkan sengaja mengosongkan seluruh restoran itu, agar momen romantis malam ini tidak diganggu oleh siapapun.
Namun di tengah kebahagiaan Yuna saat ini, ada sesuatu yang sedang mengganjal di hatinya.
Ivan berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Dia seorang pria sholeh, yang memegang teguh pada nilai-nilai agama. Ivan sangat mementingkan keperawanan seorang wanita, sedangkan Yuna sudah tidak memilikinya lagi.
Ya, dia telah kehilangan itu sejak masih SMA. Akibat gaya berpacaran yang salah, juga kurangnya perhatian dari orang tuanya, sehingga Yuna menyerahkan satu-satunya harta paling berharganya pada pacarnya saat itu.
Kini terjadi peperangan di hati Yuna.
Hmm ... bagaimana kalau dia mengetahuinya saat malam pertama kami nanti, dan langsung menceraikanku?
Berterus terang pada Ivan juga tidak mungkin, yang ada, Ivan pasti akan langsung meninggalkannya saat ini juga.
Dulu saja Ivan tidak segan-segan memutuskan pacarnya karena ketahuan sudah tidak perawan lagi, padahal pacarnya saat itu juga sangat cantik.
Jadi, kecantikan Yuna, tidak akan membantunya saat ini.
Dan tentu saja, saat Ivan meninggalkannya nanti, di luaran sana pasti akan banyak wanita yang berlomba untuk menggantikan posisinya.
Yuna sungguh tidak rela melepaskan pria sebaik Ivan. Pria itu tidak hanya muda, tampan, dan kaya raya, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik.
Apalagi Ivan tidak hanya bisa menaikkan status sosialnya, tapi juga merupakan tambang emas baginya. Wanita mana yang rela melepaskan pria sempurna seperti Ivan.
Ah masa bodo .... kalaupun ketahuan, bukankah setidaknya aku bisa menerima harta gono gini darinya?
Berpikir seperti itu, Yuna memutuskan untuk menerima lamaran Ivan tanpa pikir panjang lagi.
Dia segera mengulurkan tangannya dengan tersenyum bahagia, lalu menganggukkan kepalanya dengan kuat, sebagai tanda setuju.
Ivan memasangkan cincin ke jari manis Yuna, lalu berdiri, dan memeluk wanita itu.
Tidak seperti wajah pria yang bahagia karena lamarannya baru saja diterima oleh pujaan hatinya, wajah Ivan justru terlihat datar. Tidak ada raut kebahagiaan sama sekali.
Ivan mengajak Yuna duduk di satu-satunya meja yang ada di tempat itu, lalu fokus menyantap makanannya dalam diam.
Yuna tidak terpengaruh dengan sikap Ivan, dia sedari tadi sibuk memperhatikan cincin yang ada di tangannya.
Dia bahkan mengabaikan daging steak yang ada di hadapannya, saking bahagianya.
/0/24410/coverorgin.jpg?v=30f6326ee82a632700fc03ebabc4fe71&imageMogr2/format/webp)
/0/29170/coverorgin.jpg?v=796f490f52ace9349bd139c633a715ff&imageMogr2/format/webp)
/0/29139/coverorgin.jpg?v=6f7217a6893bf8c67debdd6bccf44e37&imageMogr2/format/webp)
/0/16486/coverorgin.jpg?v=34ad0f647000aa76ff52d6f02460b85f&imageMogr2/format/webp)
/0/17428/coverorgin.jpg?v=2cc6f1713c4b54b04a5081d42c17c767&imageMogr2/format/webp)
/0/13021/coverorgin.jpg?v=ec43d33d2e3b5300094f0312a3a61c05&imageMogr2/format/webp)
/0/5274/coverorgin.jpg?v=6c0468ae171a01ff8164588e81f7dc7f&imageMogr2/format/webp)
/0/16695/coverorgin.jpg?v=49123be41f7ee72bdbc5bab43fb08273&imageMogr2/format/webp)
/0/3531/coverorgin.jpg?v=72d3cabea25da2ff51c0cb0a8bec0cae&imageMogr2/format/webp)
/0/6716/coverorgin.jpg?v=aa47d8853cb4fc2d190f699a4e96e89a&imageMogr2/format/webp)
/0/13040/coverorgin.jpg?v=df3bb57e7a690203159e06e2277418f4&imageMogr2/format/webp)
/0/13167/coverorgin.jpg?v=fbe3725e71f0b9d903e30a34735feaff&imageMogr2/format/webp)
/0/19442/coverorgin.jpg?v=514b8f74f4a80f5752760ff512d8e672&imageMogr2/format/webp)
/0/5718/coverorgin.jpg?v=8a810f1f6341293bfe26070b3b2d6fbc&imageMogr2/format/webp)
/0/8338/coverorgin.jpg?v=810c2c2a05cc4ef5f8d2ddd2f58f704c&imageMogr2/format/webp)
/0/18416/coverorgin.jpg?v=d0f75179b592122a3b9ae1b844a4c2d0&imageMogr2/format/webp)
/0/21446/coverorgin.jpg?v=e02a252874b7853dd06b9ea106a9b3da&imageMogr2/format/webp)
/0/7035/coverorgin.jpg?v=08f94b955ab4bf159a5e20c66c5b0f5a&imageMogr2/format/webp)
/0/15282/coverorgin.jpg?v=bbcb851a570e3b69dcb8e61c95dc2b60&imageMogr2/format/webp)