Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Silia mendengus kesal. Sejak tadi ia menelepon Yesika. Tapi sama sekali tak diangkat. Sementara saat ia mencoba menelepon Munawar, nomor sopirnya itu tak aktif.
Bisa-bisanya ia ditinggal sendirian. Empat gelas minuman yang dibelinya tadi ia buang saking kesalnya. Kini ia sendiri, di malam hari.
Tadi ia berniat menelepon sang ibu. Tapi baru teringat kalau ibu dan ayahnya sedang ada acara pertemuan bisnis malam ini. Lagi pula, dia tak mau membuat kehebohan dengan mengatakan kalau ia ditinggal Yesika.
Ia hanya bisa merutuk dalam hati. Dengan terpaksa ia menyeret langkahnya, menuju halte bus yang masih lumayan jauh dari tempatnya sekarang berada. Meski belum terlalu malam, tapi daerah ini terlihat sepi. Hanya sesekali kendaraan yang lewat.
Tanpa ia sadari, empat pasang mata memandangnya dengan penuh nafsu dan gairah. Empat orang pemuda mabuk berjalan mengendap mengikuti Silia yang masih tidak menyadari ada bahaya mengancam.
Dengan sekali sergap, seorang pemuda menangkap Silia dari belakang dan menutup mulutnya. Silia hanya bisa memberontak namun tak bisa melepaskan diri.
Mereka membawa Silia ke sebuah gudang tak terpakai. Tanpa mempedulikan jeritan dan tangisan Silia, keempat pemuda mabuk itu bergantian melecehkan Silia tanpa ampun.
Mulut Silia disumpal kain, membuatnya lemas, hampir tak bisa bernapas. Masuk giliran keempat, Silia sudah tak sadarkan diri.
***
“Aku bisa membantumu, Silia. Aku bisa mencarikan orang yang mau bertanggungjawab atas kehamilanmu. Orang yang mau mengakui kalau ini adalah hasil perbuatannya,” raut wajah Yesika terlihat serius.
Silia hanya diam. Ia masih kesal karena Yesika sudah dengan lancang membuka HP miliknya, sehingga chatnya dengan beberapa lelaki tak dikenal di sosial media terbaca oleh Yesika. Chat yang seharusnya sangat rahasia, karena menyimpan aib Silia.
Cerita berawal beberapa bulan yang lalu, saat itu Yesika memaksa Silia mentraktirnya makan bersama teman-teman Yesika, karena Silia sedang berulang tahun. Silia yang merupakan gadis introvert, tidak memiliki teman selain Yesika, mau tidak mau menuruti keinginan Yesika.
Namun terjadi sedikit perdebatan antara Silia dan Yesika. Karena tersinggung dengan ucapan Silia, Yesika dan teman-temannya meninggalkan Silia sendiri di kafe. Saat Silia berjalan sendirian menuju halte bus, malam yang gelap dan jalanan yang sepi mengundang bahaya baginya.
Silia disergap dan diseret menuju sebuah gudang tak terpakai oleh empat orang pemuda yang sedang mabuk. Di sana Silia dilecehkan tanpa ampun. Yang lebih mengerikan lagi, selepas kejadian itu Silia positif hamil.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang dialami Silia, karena Silia begitu malu dan tidak mau membuat orang tuanya bersedih. Semua ia pendam sendiri.
Awalnya ia hendak menggugurkan kandungannya, namun urung ia lakukan, karena seringnya ia melihat berita di sosial media tentang bayi-bayi yang dibuang orang tuanya. Selama ini ia selalu menangis melihat berita itu, maka tak seharusnya ia pun melakukan hal yang sama. Karena itu ia memutuskan untuk tetap melahirkan anaknya.
Dan ia nekat membuat fake account di sosial media, meminta bantuan pada para lelaki tak dikenal untuk menikahinya. Namun tentu saja, tak ada satu pun yang mau membantunya. Silia justru dibilang ‘gila’ oleh mereka.
Dan hari ini, semua yang ia tutupi terbongkar. Yesika sudah mengetahui semuanya. Dan kini Yesika menawarkan akan memberikan bantuan padanya.
“Sil..? Kamu dengar nggak sih aku ngomong apa?” Yesika cemberut karena omongannya tak ditanggapi.
“Nggak usah, Yesi. Udah cukup kamu bikin kekacauan dalam hidup aku.”