Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Mungkin aku memang pria yang tidak memiliki perasaan, tidak memiliki cinta dan itu terjadi setelah kematiannya ... ibuku ....
Aku pernah mendengar bahwa ibu adalah cinta pertama seorang laki-laki, sepertinya itu benar karena aku merasa ibuku adalah cinta satu-satunya yang aku miliki di dunia ini. Aku selalu ingin melakukan hal-hal yang membuatnya bangga dan senang jika melihatku. Apapun sulitnya itu … pasti akan kulakukan, hanya untuk melihatnya bisa tersenyum padaku.
Aku mencintai ibuku segala-galanya. Cara dia menjagaku, mengurusku, mengajariku … bahkan saat ia memarahi dan membentakku sekalipun, cara ia tersenyum ketika bangga padaku dan mengacak-ngacak rambutku ketika aku melakukan kebodohan, rasa cintaku malah terus bertambah.
Ah, dia sudah tiada. Aku tidak akan pernah merasakan cinta lagi. Tidak ada harapan dan cita-cita lagi untuk membuatnya bangga. Semuanya sirna … dan kini hidupku tidak memiliki arah dan tujuan, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan.
Kurasa tidak ada lagi wanita yang bisa membuatku kagum atau hanya sekedar menyukainya … selain ibuku .…
***
Namanya Nanda, pria berambut jabrik dengan cat berwarna silver, memasuki bar sambil mendengus marah. Wajahnya terlihat sangat menakutkan, seakan-akan ia hendak membunuh seseorang. Tak peduli siapa pun yang ada di depannya, ia pasti menyambarnya. Kursi, meja, semuanya ia sambar sambil melemparnya dengan kasar, bahkan mungkin seorang jompo sekalipun yang lewat di depannya mungkin tak segan-segan ia mendorongnya. Semua orang-orang di bar dibuat terkaget-kaget oleh keonaran yang ia lakukan. Sebenarnya, apakah yang sedang terjadi pada anak muda berambut jabrik itu?
Akhirnya, Nanda terhenti di suatu ruangan yang dikenal dengan ruang VIP di kelab itu. Ia menatap geram pintu masuk yang tertutup rapat. Ia mengambil kuda-kuda untuk menendang pintu itu.
Brak!
Dan pintu itu langsung melayang setelah mendapatkan tendangan keras dari Nanda. Tampak di dalam ruang seorang gadis berambut panjang dengan cat blonde nan bergelombang bersama pria berambut Mohawk dengan tattoo yang penuh di lengannya sedang bermesraan. Apakah hubungan kedua orang yang jelas-jelas terlihat seperti sepasang kekasih itu dengan Nanda?
Pria berambut Mohawk terlihat kaget akan kedatangan pria berambut jabrik secara tiba-tiba, apalagi pria itu mengganggu kesenangannya bersama gadis pujaannya. Sedangkan, gadis blonde itu terlihat pucat melihat kedatangan Nanda. Tampaknya ada sesuatu antara gadis itu dengan Nanda.
"Hei, apa yang kau lakukan?!" seru pria berambut Mohawk bernama Bazz itu ke arah Nanda.
Nanda tidak menjawab, ia malah mendekati kedua orang itu dengan wajah sangar yang menggeram penuh emosi. Nanda menarik bagian depan baju Bazz lalu meninju wajah pria itu dengan penuh kekuatan. Bazz pun terpental jauh.
"AAAAA!" teriak menjerit sang gadis yang ternyata bernama Maya.
"Kau diam saja di situ!" bentak Nanda ke arah Maya sambil menunjuk gadis itu, "jangan kemana-mana, aku belum selesai dengan pacar gelapmu itu, tunggu bagianmu!" Ia lalu mendekat ke arah Bazz dan menghajarnya habis-habisan. Maya yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa menangis menjerit-jerit melihat Bazz seperti akan dibunuh oleh Nanda.
Malang sekali nasib Bazz. Sebenarnya, ia sendiri tidak mengenal Nanda.
Setelah puas menghajar Bazz yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa, Nanda mendekati Maya dan menarik lengannya dengan kasar.
"Ikut aku!" perintah Nanda pada Maya.
"Tidak mau!" teriak Maya berusaha meronta, "aku tidak mau!"
"Aku bilang ikut!" bentak Nanda tak kalah nyaringnya, "kau belum aku beri pelajaran, ya!"
"Tidak mau!" teriak Maya, "kita putus, aku tidak mau lagi berhubungan denganmu! Kau gila! Sadis … kau tidak punya perasaaan! Kau bukan manusia tapi kau monster, setan!"
BUAK!
Nanda meninju wajah cantik Maya dan Maya yang lemah tentu saja terlempar.
"Huh, kau bilang aku tidak punya perasaan?" ucap Nanda dengan seringai tajamnya, "lalu … kenapa dulu kau mengejar-ngejarku, hah? Sudah tahu aku tidak punya perasaan eh tetap ngotot mau jadi pacarku," Nanda lalu tertawa seperti kesetanan, "kau pikir … aku bersedia mau jadi pacarmu karena aku benar-benar menyukaimu?" Nanda membuang ludahnya ke samping, "sudah bagus aku bersedia jadi pacarmu, asal tahu saja … aku mau jadi pacarmu karena aku bosan melihat kau terus mengejar-ngejarku, dasar perempuan jalang!" teriaknya mengumpat.
Maya lalu menangis, menangis sejadi-jadinya. Selama ini Nanda memang kasar tapi ini pertama kalinya Nanda melakukan kekerasan yang sesungguhnya. Awalnya, ia hanya menganggap Nanda adalah tantangan baginya karena Maya terkenal sebagai gadis yang mampu membuat pria mana pun pasti tergila-gila padanya. Ternyata… ini di luar perkiraannya, Nanda benar-benar pria yang sangat mengerikan.
Tidak lama kemudian polisi datang. Sepertinya manager kelab itu memanggil polisi sejak keonaran yang Nanda lakukan di bawah tadi. Dua orang polisi menahan kedua tangan Nanda.
"Hei … kalian mau apa? Lepaskan aku!" sergah Nanda pada polisi-polisi itu namun polisi-polisi itu tetap menyeret Nanda.
"Hei, kubilang lepaskan! Kalian tidak punya telinga, ya? Aku belum selesai dengan murahan itu!"
***