Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
“Menikahlah denganku!” ucap Jia Li.
“Kenapa aku harus menikahimu?” tanya Liu.
“Karena aku menyukaimu,” jawab Jia Li.
“Kamu masih terlalu kecil untuk menikah, dan aku tidak tertarik untuk menikah dengan anak ingusan,” ucap Liu Youshan dengan menjitak dahi Jia Lia.
“Hiks hiks…sakit, kenapa kamu menjitak dahiku,” rintih Jia Li. Liu panik mendengar tangisan Jia.
“Maaf…maaf, aku tidak bermaksud melukaimu, maafkan aku dan berhentilah menangis,” pinta Liu sambil mengelus pipi Jia. Namun Jia semakin menangis dengas keras, dan membuat Liu semakin panik.
“Kakak belikan es cream ya?” Tanya Liu mencoba menenangkan Jia.
“Tidak mau, aku tidak mau es cream,” jawab Jia.
“Baik baik, kakak akan menuruti kemauanmu, tapi berhenti lah menangis,” ucap Liu.
“Benarkah?” tanya Jia yang mulai berhenti menangis.
“Iya, kakak akan menuruti permintaanmu,” ucap Liu.
“Jadi kakak akan menikahiku nanti?” tanya Jia.
“Hah…!!!” Liu masih saja terkejut dan menganggap ucapan Jia sebagai candaan anak kecil.
“Hikss hikss hikss….” Jia mulai menangis lagi.
“Baik-baik, aku akan menikahi nanti ketika kamu sudah besar,” ucap Liu untuk menenangkan Jia.
Mendengar ucapan Liu, Jia pun sangat senang dan memeluk Liu.
“Janji yaa kak, kakak harus menikahi ketika aku besar nanti, dan jangan lupakan janji itu,” ucap Jia.
Liu tersenyum mendengar ucapan Jia yang bagi nya hanyalah ucapan anak kecil.
“Apa yang sedang terjadi, kenapa rebut sekali?” tanya Chen yang keluar dari rumah.
“Kakak, Kak Liu berjanji akan menikah denganku nanti kalau aku sudah dewasa,” ucap Jia dengan senang kepada Chen kakaknya. Chen mengerutkan keningnya dan menatap Liu. Lu hanya menghembuskan nafas panjang karena merasa terjebak oleh Jia. Chen menyadari ulah adiknya itu, dan tersenyum sambil mengelus rambut Jia.
Di daerah pegunungan Tianshan, Chen merawat Jia sedari kecil. Chen yang yatim piatu menemukan Jia saat Jia berusia 9 bulan di pinggir jalan, dan akhirnya merawatnya hingga sekarang. Chen menganggap Jia sebagai adik kandungnya dan menyayangi dia seperti adik kandungnya sendiri. Walaupun Chen dan Jia hidup di rumah yang sederhana, rumah peninggalan nenek Chen, Chen dengan baik merawat Jia dan menyekolahkan Jia. Dia rela untuk tidak melanjutkan sekolah untuk mencari biaya sekolah Jia dan kehidupan mereka. Jia yang saat itu masih berusia 12 tahun, hanya memiliki kakak nya chen dan Liu yang merupakan sahabat Chen. Jia tidak tahu, jika dia bukan adik kandung Chen, dan Chen tidak pernah memberi tahu kenyataan itu kepada Jia.
Sejak Jia usia 9 tahun, Liu sudah membantu Chen merawat Jia. Jia anak yang cantik, periang dan pintar, Liu yang menjadi mentor Jia dalam belajar. Dengan ke geniusan Liu, Jia dengan mudah menerima materi pengajaran Liu. Hampir sepertiga waktu Jia habiskan dengan Liu, karena Chen sibuk bekerja dan sering pulang telat.
“Terima kasih sudah menjaga Jia hari ini, aku benar- benar tidak bisa meninggalkan pekerjaanku tadi. Kamu pasti harus bolos sekolah lagi kan?” ucap Chen meresa bersalah karena meminta Liu untuk menjemput Jia di sekolah dan menemani Jia sampai dia pulang.
“Tidak masalah, tanpa harus mengikuti kelas hari ini, aku pasti mendapatkan rank 1 lagi seperti biasanya,” ucap Liu sedikit sombong.
“Yaa yaa yaa, aku sangat tahu otakmu sangat jenius, tapi tidak perlu sombong,” ucap Chen menggoda Liu.
“Hahaha…” tawa Liu.
“Maafkan kelakuan Jia tadi, dan jangan di anggap serius. Dia masih anak-anak,” Ucap Chen sambil menepuk bahu Liu.
“Aku tahu, tapi dia benar-benar menggemaskan. Apa kamu tidak mengijinkan aku menikahi Jia nanti nya?” tanya Liu.