Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
I Love You Pak Tua

I Love You Pak Tua

karty

5.0
Komentar
557
Penayangan
14
Bab

Tidak pernah terpikirkan dalam benak Viona, jika ia akan jatuh cinta pada pria matang berusia 47 tahun yang usianya jauh diatasnya. Cinta ini berawal saat Viona menjadi kekasih bayaran dari seorang pria yang bernama Raka. Saat itu Raka sengaja meminta Viona sekretarisnya untuk menjadi kekasih bohongan di depan sang ayah yang tengah sakit. Siapa sangka hal itu membuat Viona benar-benar jatuh cinta pada Raka. Meski Viona tahu kalau Raka tidak mencintainya, tapi ia tak menyerah untuk mendapatkan cinta dari sang big boss yang sudah terlanjur mengisi hatinya. Orang tua Viona melarang keras putrinya berhubungan dengan Raka yang sudah tua, bukan karena tidak suka dengan Raka tetapi mereka takut di kemudian hari putrinya akan menyesal, karena usianya masih sangat muda dan masih labil. Dengan alasan itulah akhirnya orang tua Viona menjodohkannya dengan Revan yang merupakan sahabat dekat dari putrinya. Apa yang akan dilakukan Viona untuk mendapatkan cinta Raka? Dan akankah Raka bisa mencintai Viona yang usianya jauh dibawahnya? Atau mungkin Viona akan menerima perjodohan yang telah direncanakan oleh orang tuanya?

Bab 1 Jangan Menghindar

Seorang wanita berparas cantik keluar dari kamar dengan mengenakan blazer panjang dan rok pendek diatas lutut berwarna biru dengan rambut sedikit bergelombang dibiarkan terurai begitu saja dan dia adalah Viona Anindita yang berusia 20 tahun.

Viona yang baru saja sampai di meja makan tersenyum menyapa kedua orang tuanya.

"Pagi Ibu, Ayah," sapa Viona

"Pagi juga Vio," jawab Rika dan Irawan bersamaan.

"Duduklah Vio dan cepatlah sarapan, ini sudah siang nanti kamu terlambat!" perintah Rika.

"Iya Ibu," jawab Viona tersenyum meletakan tas kerjanya di kursi kosong dan duduk di depan Raka.

Mereka mulai sarapan dengan diam menikmati nasi goreng buatan Rika yang sangat nikmat itu.

"Ibu, Ayah, aku sudah selesai, sekarang aku berangkat dulu," pamit Viona.

"Ya, berangkatlah," jawab Irawan menganggukkan kepalanya.

Setelah berpamitan pada Rika dan Irawan, dengan cepat Viona mengambil tas kerjanya, melangkah keluar meninggalkan rumah.

Viona yang berjalan sendiri di pinggir trotoar sambil menunggu taksi yang lewat, menghentikan langkahnya, saat melihat seorang pria dengan menggunakan motor bebek berhenti di hadapannya.

"Vio ayo naiklah, aku akan mengantarmu bekerja," ajak pria tersebut dengan menunjukkan senyuman manisnya.

"Apa kamu tidak terlambat jika mengantar aku bekerja, Revan?" tanya Viona.

"Kamu tenang saja, jam segini pabrik belum buka," jawab pria tersebut dengan memberikan helm pada Viona.

Yang berbicara dengan Viona itu adalah sahabatnya dari kecil bernama Revan berusia 20 tahun dengan paras tampan dan menarik, ia bekerja di sebuah pabrik sepatu di kota ini. Selain menjadi seorang sahabat, ia juga sangat mencintai Viona, namun mau bagaimana lagi Viona tidak pernah mencintainya dan hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat tidak lebih dari itu.

"Oke, ayo kita berangkat!" ucap Viona yang sudah duduk di belakang Revan dan melingkarkan satu tangannya di perut sahabatnya itu.

Dengan perlahan Revan menjalankan motornya menuju kantor tempat Viona bekerja.

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk mereka bisa sampai di kantor dan saat ini mereka sudah sampai. Dengan segera Viona turun dari motor dan melepaskan helmnya.

"Nih helmnya dan terima kasih sudah mengantarku," ucap Viona memberikan helm pada Revan.

"Ingat Nona, ini tidak gratis!" canda Revan tersenyum menerima helm dari Viona.

"Baiklah, kalau nanti sudah gajian aku akan traktir kamu nasi uduk di depan kantor ini," jawab Viona terkekeh geli.

"Dasar pelit! Masak seorang sekretaris nelakti nasi uduk doang," cibir Revan memutar bola matanya malas.

"Sudahlah, jangan banyak bicara, kerja sana!" perintah Viona mengibaskan tangan kanannya.

"Oke-oke, aku berangkat, bay ...."

Setelah berkata demikian Revan menjalankan motor bebeknya meninggalkan kantor tempat Viona bekerja.

Baru saja Viona melangkahkan kakinya, tapi sudah ada seseorang yang memanggilnya dari belakang.

"Vio, tunggu!"

Viona menghentikan langkahnya menoleh ke belakang, melihat siapa yang memanggilnya dan ternyata ia adalah teman kerjanya bernama Gea berusia 25 tahun.

"Tumben kamu baru berangkat?" tanya Viona memandang Gea.

"Biasalah, anakku lagi rewel dan tidak mau ditinggal," jawan Gea tersenyum.

"Ya sudah ayo kita masuk, nanti pak Raka keburu datang," ajak Viona.

"Oke!"

Mereka berdua masuk ke dalam kantor dan menuju ruangan masing-masing.

Viona yang satu ruangan dengan pemilik perusahaan, segera mengerjakan pekerjaannya sebelum bos-nya itu datang.

***

Di waktu yang sama seorang pria matang baru saja keluar dari ruangan gym yang ada di rumahnya dan masuk ke dalam kamar pribadinya.

Sesampainya di kamar ia beristirahat sebentar, kemudian masuk ke dalam kamar mandi membersihkan badannya.

Usai mandi ia memakai pakaian kerjanya, setelah dirasa sudah cukup rapi dan wangi ia keluar dari kamar menuju ruang makan.

Sesampainya di sana sang ayah sudah menunggunya.

"Pagi Daddy," sapa pria tersebut sambil duduk.

"Pagi juga Raka, apa kau sudah mau berangkat bekerja?"

Pria yang menyapa ayahnya itu adalah Raka Hermawan yang berusia 47 tahun putra dari Hermawan pemilik perusahaan PT HM Sejahtera. Meski Raka sudah tua namun ia masih hidup sendiri dan belum mempunyai seorang istri.

"Iya Dad," jawab Raka sambil memakan roti bakarnya.

"Kenapa hanya harta kekayaan yang kamu cari? Cobalah sekali-kali keluar mencari wanita, agar aku segera mempunyai cucu!" ucap Hermawan dengan menghela nafasnya.

"Maaf Daddy, aku sibuk dan harus segera bekerja!" Raka berdiri dari duduknya dan mengambil tas kerjanya yang ia letakkan di kursi.

Begitulah Raka, setiap kali Hermawan memintanya mencari pasangan hidup ia selalu menghindar.

"Raka jangan menghindar terus setiap kali kita berbicara, kamu harus menikah!"

"Baiklah Daddy, itu kita bicarakan nanti, sekarang aku sudah terlambat," jawab Raka, kemudian ia melangkah meninggalkan Hermawan yang masih berada di ruang makan.

Di luar rumah, Raka bergegas masuk ke dalam mobil dan dengan perlahan ia menjalankan mobilnya meninggalkan rumah menuju kantornya.

Dua puluh menit kemudian, Raka baru sampai di kantor miliknya. Dengan cepat ia berjalan menuju ruangannya yang ada di lantai dua puluh empat.

Cklek

Raka membuka pintu ruang kerjanya yang menjadi satu dengan sekretarisnya.

Mendengar pintu dibuka, Viona menoleh ke arah pintu, setelah ia melihat siapa yang datang ia pun berdiri menyambut kedatangan sang big boss.

"Pagi Pak!" sapa Viona dengan sedikit membungkukkan badannya.

"Pagi, apa kamu sudah menyiapkan semua untuk meeting nanti?" tanya Raka sambil duduk di kursi mejanya.

"Maaf Pak, tadi malam saya sudah mengirim jadwal perubahan meeting hari ini ke email Pak Raka," jelas Viona.

"Oh, iya, saya lupa membukanya! Sekarang apa jadwalnya?"

"Pagi ini kita akan meninjau proyek pembangunan taman bermain di kota A dan nanti setelah jam makan siang Anda akan meeting dengan PT SA di Cafe xxx," jelas Viona.

"Apa kamu sudah mempersiapkan semuanya?"

"Sudah, Pak!"

"Oke, kamu bawa sekalian semu berkas-berkas untuk meeting nanti siang, agar kita tidak bolak-balik," perintah Raka, kemudian ia berdiri dari duduknya.

"Baik Pak!" jawab Viona tersenyum, kemudian ia mengambil tasnya dan beberapa berkas keperluan meeting, selain itu ia juga membawa laptopnya.

Raka keluar dari ruangannya diikuti oleh Viona dari belakang. Sesampainya di depan pintu lift mereka segera masuk ke dalam dan memencet tombol satu.

Ting

Pintu lift terbuka dan keluarlah Raka bersama dengan Viona. Sesampainya di lobby mobil Raka sudah siap di depan.

Raka masuk ke dalam mobil begitu pula dengan Viona, ia duduk di samping Raka yang tengah mengemudikan mobilnya dengan pelan menuju lokasi proyek pembangunan taman bermain.

Viona yang duduk di samping Raka hanya diam dan sibuk mempelajari berkas-berkas untuk meeting nanti siang. Begitu juga dengan Raka yang hanya fokus dengan setir mobilnya.

Cittt

Duk

___

Bersambung ....

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku