Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Jakarta baru saja diguyur hujan, jalanan licin dan macet terjadi dimana mana. Rose gelisah, karena dia mendapat nomor paling buncit, dari audisi peran artis figuran di opera sabun.
[Thomas, aku mungkin telat 3 jam, karena audisi belum kelar]
Rose menggengam ponselnya dengan erat dan terus meliriknya. Dia berharap pacarnya segera membalas pesannya. Dia gelisah menatap pada layarnya, saat terdengar bunyi,
Ding!
Buru buru jarinya menggeser layar dan menemukan sebaris pesan, wajahnya langsung sumringah.
[Santai saja, aku juga sedikit sibuk dan kabari jika kamu sudah sampai-----Aku merindukanmu]
Matanya berbinar cerah, wajah cantiknya semakin merona. Thomas adalah pacar yang selalu manis, 'Aku juga merindukanmu' bisiknya dalam hati.
1 jam berlalu ternyata audisi berjalan lancar, sayangnya seorang wanita berambut pirang mendatangi Rose dan langsung mengatakan, "Maaf Rose, peran ini tidak cocok untuk Kamu. Datang lagi untuk mengikuti audisi lainnya, siapa tahu Kamu beruntung!"
Rose terdiam, peran yang dia minati hanyalah peran kecil dengan durasi singkat. Kebanyakan dari rumah produksi lain tidak memerlukan proses audisi untuk peran seperti ini. Rose memonyongkan bibirnya, kecewa karena membuang waktu hanya untuk gagal.
Dengan wajah layu, dia bergegas keluar dari ruangan dan menuju lobi untuk mencari taksi.
Di dalam taksi, Rose mengirim pesan kepada Thomas, [Aku menuju apartemenmu]
"Maaf mbak!" Supir taksi membuyarkan lamunan Rose, "Jalanan sangat macet, bolehkah saya mencari jalan alternatif?"
"Silakan pak!" Bibir Rose tersenyum menghantarkan rasa nyaman kepada supir taksi.
Dan waktu kakinya memasuki gedung Terakota, hati Rose semakin berdebar. Terakhir bertemu dengan Thomas adalah 2 bulan lalu sebelum dia berangkat bisnis ke Malaysia. Rose juga sangat sibuk mengejar audisi dari satu rumah produksi ke rumah produksi lain.
Gedung Terakota adalah komplek apartemen kelas menengah di pusat Jakarta, Rose beberapa kali mengunjungi Thomas dan dia hapal pintu belakang menuju lift terdekat dengan unit milik Thomas. Lagipula dia menyukai taman yang indah di belakang gedung. Hanya penghuni yang bisa mengakses taman tersebut.
Rose melihat lagi ponselnya dan belum ada balasan dari Thomas, dia jadi ragu untuk terus menuju unit apartemen. 'Bagaimana jika Thomas masih diluar?' Rose sejenak menghentikan langkahnya untuk memasuki lift.
'Aku tunggu di taman dulu saja, sampai Thomas membalas pesanku' Rose berbalik dan langkahnya tenang memasuki taman. Panas menyengat setelah hujan memunculkan berkas cahaya yang berpendar di antara bunga kembang sepatu yang terkulai karena terhantam hujan deras.
Ada kafe kecil di sudut taman yang menjual kudapan dan kopi.
Benar saja, karena habis hujan, suasana taman terasa adem dan sepi. Rose terus menuju gazebo, dia ingin duduk di sana menegakkan punggungnya dan menikmati segelas kopi panas.
Tetapi gazebo yang tersembunyi sudah ada yang memesan. Dari kejauhan Rose melihat punggung sepasang kekasih yang saling berpelukan dan tampaknya wanitanya menaruh kepalanya di dada pasangannya.
"Di luar agak basah karena habis hujan, kalau mau, ada bangku di lantai 2 yang menghadap taman!"
"Aku memesan kopi coklat sedikit gula dan sepotong roti bagelen!"
Selepas pelayan meninggalkannya, Rose menuju wastafel untuk mencuci tangannya. Dari tempat wastafel berada ternyata dia bisa melihat ke gazebo dan kedua pasangan tersebut sepertinya dalam suasana bahagia. Rose menyudahi mencuci tangannya, tetapi tubuhnya menjadi kaku.