Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Adzan subuh berkumandang bersahutan dengan suara ayam juga suara keramaian di sebuah rumah yang sudah terbiasa bangun sebelum subuh untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim dan muslimah.
"Dek cepatlah kakak sudah tertinggal Abi ke masjid," ucap lelaki yang tak lain adalah kakak dari Keyzia yang bernama Ibrahim.
"Kakak pokoknya harus tunggu aku sampe selesai benerin jilbab," jawab Keyzia yang masih santai membenahi jilbab nya.
"Pokoknya kalau sampai kakak masbuk kakak nggak mau lagi nunggu adek," balasnya.
"Ih bawel banget kayak perempuan, sabar donk kak. Kan orang sabar di sayang Alloh tau," ungkap Keyzia yang berlalu mendahului kakaknya keluar rumah menuju masjid.
Tanpa menunggu lagi mereka berdua berangkat menuju masjid tempat dimana ada asrama putra dan putri yang sore dan malamnya mereka menuntut ilmu agama dan paginya mereka sekolah umum di SMA tempat dimana Keyzia sekolah. Walaupun Keyzia tidak tinggal di asrama tapi dia juga aktif belajar di sana, bahkan Hana dan Zalin pun salah satu dari para santri yang berasal dari luar pondok. Al-Mukhlis itulah nama pondok dan masjidnya tempat Keyzia menghabiskan waktu bersama teman-teman nya.
Selesei sholat subuh berjamaah sebagaimana biasa diisi dengan kajian siraman rohani yang di lanjutkan dengan tilawah Al-qur'an. Bagi para santri sudah ada yang mandi pukul 05.30 karena mereka harus antri dan tentunya datang ke sekolah tak boleh terlambat, sedangkan Keyzia dia terlihat masih santai membaca Al-Quran nya karena dia tidak perlu ngantri untuk mandi. Sebab, dia asli penduduk sekitar pondok.
"Assalamu'alaikum umi, abi." ucap Keyzia yang baru pulang dari masjid putri.
"Wa'alaikumussalam sayang baru pulang nih," balas orang tuanya.
"Umi kakak mana?" tanya Keyzia.
"Kakakmu ada di kamarnya katanya ngantuk, soalnya semalam kakakmu jadwal ronda," jawab umi.
"Ouh baiklah, hehehe... Otw kamar kakak," ucapnya lalu berlari meninggalkan orang tuanya menuju kamar sang kakak.
"Key jangan ganggu kakakmu, kasihan." teriak umi yang tidak di hiraukan Keyzia.
Karena kekhawatiran umi kelakuan Keyzia akan menggangu kakaknya, sebagaimana biasanya. Mereka sangat dekat walau usia mereka terpaut 5 tahun tapi Ibrahim selalu menjadi penghibur adiknya kalau sedih dan menjadi penyemangat nya di kala dia sedang terjatuh.
Hal itu sudah biasa Keyzia lakukan, mengganggu kakaknya yang sedang tidur dan sikap usilnya yang selalu membuat seisi rumah geger akan kelakuannya.
"Keyziaaaaaa...... " teriak Ibrahim yang mencari adiknya. Sedang Keyzia sedang aman di kamar mandi dan bersiap untuk sekolah.
Sungguh kelakuan nya sangat sangatlah jahil hingga kakaknya berteriak saat melihat mukanya yang sudah seperti banci penuh make up yang tebal dan tak beraturan.
"Adek cepat minta maaf sama kakakmu, itu nggak baik sayang." ucap umi.
"Iya, kakak... Kakak kan tampan dan penyabar Key minta maaf ya," ucap Keyzia dengan menyatukan dua tangannya.
"Hmm... Baiklah, kakak tidak bisa marah lama lama sama kamu Key." balas Ibrahim.
"Sudahlah cepat sarapan. Abi ada acara di pesantren pagi ini," ucap Abi yang di ngguki semuanya dan mulailah mereka makan dengan khidmat.
Setelah makan semuanya pergi, Keyzia pergi sekolah. Kakaknya pergi untuk bekerja. Abi pergi untuk mengisi ceramah di pesantren dan umi pergi untuk kegiatan biasanya yaitu sebagai ibu dapur di pondok Al-Mukhlis.
"Eh Han, kita minjem buku catatan pelajaran kemarin donk," ucap Yahya.
"Ouh... Butuh berapa buku yang mau di pinjem," tanya Hana yang sudah terbiasa interaksi dengan lelaki.
"Hmm... 2 aja deh buat saya juga," sambung Galih.
"Ok, Key kasih pinjam milikmu juga lah." ucap Hana.