Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tetap mencintaimu

Tetap mencintaimu

bedroom queen

5.0
Komentar
83
Penayangan
20
Bab

Bukan tanpa alasan aku mencintaimu, biarkan aku lelah dengan rasa ini hingga aku menyerah dengan sendirinya. Sangat sulit membuatmu menyadari betapa senangnya aku saat bertatapan denganmu, betapa bahagianya aku saat temanmu dan temanku mendukung untuk rasa ini menjadi nyata. Hahaha.... Terlalu berharap pada yang belum pasti itu sakit, lebih baik meminta saja pada si pemilik hati yang mampu membolak balikannya. Pernikahan itu bukan mainan, selayaknya pacaran dengan mudahnya putus ketika ada badai permasalahan menyapa. Sekuatnya kita menggenggam erat dan menahannya untuk tidak pergi jika Alloh berkata pisah, maka siapa bisa menyatukan lagi selain sang pemilik kehidupan. "Mas... Let me love you, I love you until jannah mas sampai bertemu di keabadian." (Keyzia Khanza) "Jika takdir memilih memisahkan kita, biarkan aku tetap mencintaimu sampai bertemu di keabadian." (Yahya Al-Zayyan) Cinta itu bukan hanya sekedar adanya balasan. Tapi, tentang bagaimana rasa ini tersampaikan tanpa adanya yang tersakiti. banyak yang bilang melupakan adalah jalan terbaik untuk menghapus rasa asing yang hinggap dalam dada. Tapi, bagiku bukanlah begitu. sebab... By: bedroom_queen

Bab 1 1

Adzan subuh berkumandang bersahutan dengan suara ayam juga suara keramaian di sebuah rumah yang sudah terbiasa bangun sebelum subuh untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim dan muslimah.

"Dek cepatlah kakak sudah tertinggal Abi ke masjid," ucap lelaki yang tak lain adalah kakak dari Keyzia yang bernama Ibrahim.

"Kakak pokoknya harus tunggu aku sampe selesai benerin jilbab," jawab Keyzia yang masih santai membenahi jilbab nya.

"Pokoknya kalau sampai kakak masbuk kakak nggak mau lagi nunggu adek," balasnya.

"Ih bawel banget kayak perempuan, sabar donk kak. Kan orang sabar di sayang Alloh tau," ungkap Keyzia yang berlalu mendahului kakaknya keluar rumah menuju masjid.

Tanpa menunggu lagi mereka berdua berangkat menuju masjid tempat dimana ada asrama putra dan putri yang sore dan malamnya mereka menuntut ilmu agama dan paginya mereka sekolah umum di SMA tempat dimana Keyzia sekolah. Walaupun Keyzia tidak tinggal di asrama tapi dia juga aktif belajar di sana, bahkan Hana dan Zalin pun salah satu dari para santri yang berasal dari luar pondok. Al-Mukhlis itulah nama pondok dan masjidnya tempat Keyzia menghabiskan waktu bersama teman-teman nya.

Selesei sholat subuh berjamaah sebagaimana biasa diisi dengan kajian siraman rohani yang di lanjutkan dengan tilawah Al-qur'an. Bagi para santri sudah ada yang mandi pukul 05.30 karena mereka harus antri dan tentunya datang ke sekolah tak boleh terlambat, sedangkan Keyzia dia terlihat masih santai membaca Al-Quran nya karena dia tidak perlu ngantri untuk mandi. Sebab, dia asli penduduk sekitar pondok.

"Assalamu'alaikum umi, abi." ucap Keyzia yang baru pulang dari masjid putri.

"Wa'alaikumussalam sayang baru pulang nih," balas orang tuanya.

"Umi kakak mana?" tanya Keyzia.

"Kakakmu ada di kamarnya katanya ngantuk, soalnya semalam kakakmu jadwal ronda," jawab umi.

"Ouh baiklah, hehehe... Otw kamar kakak," ucapnya lalu berlari meninggalkan orang tuanya menuju kamar sang kakak.

"Key jangan ganggu kakakmu, kasihan." teriak umi yang tidak di hiraukan Keyzia.

Karena kekhawatiran umi kelakuan Keyzia akan menggangu kakaknya, sebagaimana biasanya. Mereka sangat dekat walau usia mereka terpaut 5 tahun tapi Ibrahim selalu menjadi penghibur adiknya kalau sedih dan menjadi penyemangat nya di kala dia sedang terjatuh.

Hal itu sudah biasa Keyzia lakukan, mengganggu kakaknya yang sedang tidur dan sikap usilnya yang selalu membuat seisi rumah geger akan kelakuannya.

"Keyziaaaaaa...... " teriak Ibrahim yang mencari adiknya. Sedang Keyzia sedang aman di kamar mandi dan bersiap untuk sekolah.

Sungguh kelakuan nya sangat sangatlah jahil hingga kakaknya berteriak saat melihat mukanya yang sudah seperti banci penuh make up yang tebal dan tak beraturan.

"Adek cepat minta maaf sama kakakmu, itu nggak baik sayang." ucap umi.

"Iya, kakak... Kakak kan tampan dan penyabar Key minta maaf ya," ucap Keyzia dengan menyatukan dua tangannya.

"Hmm... Baiklah, kakak tidak bisa marah lama lama sama kamu Key." balas Ibrahim.

"Sudahlah cepat sarapan. Abi ada acara di pesantren pagi ini," ucap Abi yang di ngguki semuanya dan mulailah mereka makan dengan khidmat.

Setelah makan semuanya pergi, Keyzia pergi sekolah. Kakaknya pergi untuk bekerja. Abi pergi untuk mengisi ceramah di pesantren dan umi pergi untuk kegiatan biasanya yaitu sebagai ibu dapur di pondok Al-Mukhlis.

"Eh Han, kita minjem buku catatan pelajaran kemarin donk," ucap Yahya.

"Ouh... Butuh berapa buku yang mau di pinjem," tanya Hana yang sudah terbiasa interaksi dengan lelaki.

"Hmm... 2 aja deh buat saya juga," sambung Galih.

"Ok, Key kasih pinjam milikmu juga lah." ucap Hana.

"Baiklah ini," ucapku yang memberikannya pada Yahya.

"Makasih ya Han," ucapnya.

"Kan aku yang ngasih pinjem kok bisa ya sama kamu bilang makasihnya Han," lirih Key.

Dan itulah sikapnya Yahya ketika berhadapan dengan Keyzia. Padahal dengan wanita lain dia biasa saja, ketik ada keperluan dia tak segan untuk meminjam dan bicara pada lawannya tapi lain ketika dia butuh sesuatu tapi yang bersangkutan dengan Keyzia pastilah Galih yang menjadi jembatannya.

"Han kenapa sikapnya masih tetap begitu ya," ucap Keyzia pada Hana karena hanya Hana lah yang tau perasaan dirinya pada Yahya.

"Mungkin dia masih malu denganmu Key, dan kok aku curiga ya dia punya rasa yang sama denganmu." balas Hana.

"Ah kebiasaan kau Han selalu saja buat aku percaya diri dan terbang, hahahha" ucap Keyzia.

"Hai... Kalian lagi ngapain si?" tanya Zalin yang mengejutkan keduanya.

"Biasalah Lin kita lagi ngerumpi ae," balas Keyzia.

"Aku mau cerita, kalian dengerin deh." balas Zalin.

"Mau cerita apa cantik," balas Keyzia.

"Ehmm... Ternyata Yahya nggak secuek yang kamu bilang Key." ucapnya antusias.

"Hahaha... Masa sih?" tanya Hana.

"Iya Han, bahkan dia ngobrol sama aku dan aku ngerasa bahagia banget akhirnya cintaku terbalaskan," ucapnya sambil senyum senyum sendiri.

"Hah... Cinta?" kaget Key.

"Kamu kenapa sih Key? Kaget gitu? Harusnya seneng donk kalau sahabatmu seneng tu." balas Zalin.

"Eh Lin sapa tau dia itu cuma mau nge baperin anak orang aja, nggak usah ke GR an deh." ucap Hana.

"Kenapa sih kamu kayak nggak suka gitu kalau aku sama Yahya." balas Zalin.

"Bukan tak suka hanya saja kami sayang kamu dan takut kamu terluka jika sebenarnya rasa itu tidak terbalaskan dalam kenyataannya. Suka itu wajar tapi jangan berlebihan ya, aku takut kehilangan senyuman dan persahabatan ini," balas Keyzia dengan senyum tulusnya. "Kami dukung kamu kok, iya kan Han?" lanjutnya yang di angguki Hana sebagai jawaban.

Semenjak saat itu Zalin terlihat bahagia tanpa dia sadari ada sahabatnya yang merasakan sakit akan kedekatan mereka, tapi itu semua Keyzia anggap sebagai teguran akan rasa yang seharusnya belum boleh terjadi.

"Assalamu'alaikum Yahya," sapa Keyzia yang memiliki kepentingan tugas kelompok dari sekolah umumnya. "Hmm.. Baiklah Yahya bu Asma meminta kita menyelesaikan tugasnya minggu ini dan saya sebagai wakil anda mohon kerjasamanya." lanjut Keyzia.

Yang hanya di balas anggukan dan dia pergi berlalu tanpa melihat dulu siapa yang menyapa dan memberikan penjelasan tersebut, langkahnya makin menjauh membuat Keyzia meneteskan airmatanya dia bingung kenapa sikapnya begitu dingin padanya. Sedangkan, dengan yang lain bahkan ramah dan biasa saja.

"Hai.. Sudahlah tidak usah menangis, mungkin dia malu jika menatapmu Keyzia." ucap Hana.

"Aku punya salah apa Han sama dia, kenapa dia begitu benci padaku Han." balas Keyzia.

"Keyzia inget lho airmata mu itu sangat berharga tidak usah di tanggapi kan sudah biasa, ayolah Keyzia semangat dan positif thinking aja deh." ucap Hana yang tak ingin melihat sahabatnya terus menangis.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku