Dion berniat membalaskan dendamnya pada Ziva, putri dari wanita yang mengkhianatinya dulu. Dion pun membuat perusahaan Zico (Ayah Ziva) berada di ambang kebangkrutan. hingga akhirnya dia datang sebagai Dewa penolong dan sebagai gantinya, Zico harus memberikan putrinya. Pernikahan pun terjadi. Sepanjang pernikahan, Dion selalu berselingkuh dari Ziva. Bahkan dimalam pernikahan mereka, Dion melakukannya dengan sang mantan yang tak lain adalah Mertuanya sendiri. Dion juga melakukannya dengan sekretarisnya. Saat Ziva mengetahui tujuan Dion menikahinya, Ziva pun memilih pergi. Hingga akhirnya Dion sadar lalu mencari Ziva untuk mendapatkan maafnya.
"Di, kamu ngapain disini?" Kaget Denisa.
Tanpa kata, Dion langsung memeluk tubuh indah Denisa, "I Miss You," bisiknya.
Tubuh Denisa menegang, jauh di lubuk hatinya dia juga merindukan lelaki yang ada di hadapannya ini.
"Di, kamu jangan gila," ujar Denisa.
"Aku memang gila sayang, gila karenamu," sahut Dion.
"Lalu, kenapa mesti Ziva?" Tanya Denisa.
"Karena dengan menikahi putrimu, aku bisa dekat denganmu," ujar Dion.
"Tapi Di, kasihan Ziva kalau begitu," sanggahnya.
"Lalu, apa kamu mau menceraikan Zico dan menikah denganku?" Tanya Dion.
"Ya nggak begitu juga Di," jawab Denisa.
"Lalu bagaimana dong? Apa kamu tahu, aku selalu membayangkan wajahmu jika aku bermain dengan wanita lain," ujar Dion seraya menyentuh titik sensitif Denisa.
"Ahhh, Di ... hentikan."
Dion yang sudah hafal dengan lekuk tubuh Denisa, terus menerus menyerang Denisa hingga wanita itu terus mengerang hingga suara mereka terdengar dari luar.
Dion dan Denisa dulunya adalah sepasang kekasih. Mereka terpaksa berpisah karena Denisa dijodohkan oleh Zico.
Hubungan mereka sudah jauh, mereka bahkan sering melakukan hubungan badan saat mereka berpacaran dulu. Dan Dionlah, lelaki yang pertama kali menyentuh Denisa.
"Di, please jangan lakukan ini," tolak Denisa seraya menutup matanya menikmati sentuhan Dion.
"Mulutmu berkata tidak, tapi tubuhmu bereaksi lain sayang, short time, please," iba Dion.
Denisa yang sudah terbakar gai*ah tak bisa lagi mengelak. Wanita itu akhirnya takhluk juga pada pesona Dion. Mereka meluapkan kerinduan yang selama ini membelenggu keduanya.
"Terima kasih sayang, kamu masih saja hebat seperti dulu," puji Dion.
Denisa hanya bisa tersenyum malu. Dion yang gemas dengan sikap Denisa membuatnya ingin kembali melakukannya. Dion kembali mencium Denisa dengan brutal. Namun sayang, kegiatan mereka terpaksa berhenti karena mendengar teriakan dari luar.
"Mama, Mama sama siapa di dalam?" teriak Ziva.
"Di, Ziva Di," ujar Denisa panik.
"Tenang sayang, jangan panik. Rapikan dulu pakaianmu, baru kamu keluar. Aku akan bersembunyi di dalam," kata Dion.
Denisa mengangguk, setelah merapikan pakaiannya, wanita itu pun keluar dari sana.
"Sayang, kamu mau ke toilet?" tanya Denisa.
"Tidak Ma, hanya cuci tangan saja. Ohh iya, tadi Ziva dengar suara Mama berteriak deh. Apa ada sesuatu?" tanya Ziva seraya melongokkan kepalanya ke dalam kamar mandi.
"Tidak, tadi hanya ada kecoak saja," alasan Denisa.
"Ayo kita kembali," ajak Denisa.
Ziva dan Denisa pun kembali ke dalam restoran. Zico sang suami tengah mengadakan pertemuan bisnis dengan Dion sekaligus menjodohkan Dion dengan Ziva.
"Kenapa lama sayang?" tanya Zico.
"Iya, tadi sakit perut," jawab Denisa asal.
"Jadi, kapan saya bisa menikahi putri Anda Tuan?" tanya Dion yang baru saja tiba.
"Terserah Anda Tuan, atur saja bagaimana baiknya. Toh, Ziva kuga sudah setuju dengan perjodohan ini. Iya kan sayang?" Zico kembali memastikannya.
"Iya Pa," jawab Ziva tertunduk malu.
Meski usia Dion sudah matang, tapi wajahnya sangat menawan. Garis wajahnya terlihat tegas, apalagi hidungnya yang kayak perosotan. Serta bibirnya yang tipis dan seksi membuat semua orang yang melihatnya ingin menciumnya. Tubuhnya yang atletis, ditambah bulu bulu di tangannya yang banyak membuat dia terlihat seksi.
Setelah berbasa basi, akhirnya Dion menandatangani proposal kerjasama mereka. Dion dan Zico saling berjabat tangan sebagai simbol kerjasama mereka.
Makanan pun dihidangkan, sembari memasukkan makanan ke mulutnya, pandangan Dion tak lepas dari wajah Denisa, membuat wanita itu tersipu malu.
Keesokannya, Dion yang merindukan mantan kekasihnya segera menelepon Denisa.
"Datang ke hotel X sekarang, aku menginginkanmu sayang," titah Dion.
"Kamu jangan gila Di, suamiku ada di rumah. Dia bahkan sedang sakit saat ini, mana mungkin aku meninggalkannya," protes Denisa saat Dion meneleponnya.
"Aku tidak mau tahu sayang, datang sekarang, atau aku akan ke rumahmu membawa penghulu supaya aku bisa tidur denganmu malam ini," ancam Dion.
"Terserahlah," kesal Denisa lalu menutup panggilannya.
Denisa lalu kembali ke kamarnya. Dia melihat sang suami sudah tertidur. Denisa lalu memegang dahi suaminya, masih hangat. Dia lalu mengambil air dalam baskom lalu mengompres kepala Zico. Tak lama, pintu kamarnya diketuk oleh ART nya.
Ya Bi," sahutnya.
"Nyonya, di bawah ada beberapa orang yang mencari Tuan dan Nyonya," ujar Bibi.
"Bilang, Tuan lagi sakit dan tidak menerima tamu," sahut Denisa.
"Maaf Nyonya, mereka memaksa, jika Nyonya tidak turun, mereka bilang akan mengobrak abrik rumah ini," kata Bibi ketakutan.
Denisa lalu mengambil bathrobenya kemudian turun ke bawah, dia ingin memarahi tamu yang tidak tahu diri itu.
Sampai di bawah, Denisa kaget melihat kedatangan Dion dengan banyak orang.
"Mau apa kamu kesini?" Ketus Denisa.
"Bukankah sudah aku katakan di telepon tadi, atau, perlu aku ulangi di hadapan semua orang," tekan Dion.
Denisa menghela nafas panjang. "Lalu?"
"Panggil suamimu, dan nikahkan aku dengan putrimu," ujar Dion.
"Suamiku sedang sakit, besok saja kalian kembali kesini," ujar Denisa.
"Sekarang, atau aku akan membangunkan suamimu sendiri, yang tentunya dengan cara yang pasti tidak kamu inginkan," tegasnya.
Denisa akhirnya terpaksa masuk ke dalam dan membangunkan suaminya karena takut akan ancaman Dion.
"Pa, bangun, itu dibawah ada Dion," ujar Denisa.
"Dion?" Tanya Zico tak percaya. "Mau apa dia kemari?"
Denisa hanya mengedikkan bahunya. Setelah berganti pakaian, Zico lalu keluar dari kamarnya. Dia kaget saat melihat Dion ada di ruang tamunya dengan membawa banyak orang.
"Ada apa ini Tuan Dion?" Tanyanya.
"Nikahkan aku dengan putrimu sekarang juga atau aku akan menarik semua investasiku di perusahaanmu," ancam Dion.
Zico menghembuskan nafas kasar. Sungguh, dia tidak ingin berada di situasi seperti ini.
"Baiklah Tuan, Anda tunggu disini sebentar, saya akan memanggil putri saya," sahut Zico.
Lelaki itu pun mendatangi kamar sang putri bersama sang istri. Zico duduk di samping Ziva. "Sayang," ujar Zico seraya mengusap rambut putrinya.
"Ya Pa," sahutnya.
"Kamu masih ingat dengan lelaki yang kita temui di restoran Jepang kemarin?" Tanya Zico.
Ziva pun mengangguk. "Kenapa memangnya Pa?" Tanyanya.
"Dia ingin menikahimu sekarang sayang," jawab Zico sedikit kikuk, takut sang putri menolaknya.
Meski dia menyetujui perjodohan ini, bukan berarti Zico bisa bertindak semena-mena pada sang putri.
Ziva tersenyum, kali ini, tidak ada salahnya dia membantu Papanya. Dia tidak mau Papanya kesusahan akibat batalnya kerjasama ini. "Ziva mau Pa," ujarnya.
"Terima kasih sayang," balas Zico. "Sekarang kamu turun untuk bersiap siap."
Ziva sudah di make up oleh perias yang dibawa oleh Dion. Begitu juga Denisa. Kedua wanita itu keluar bersamaan. Dion memandang takjub sang mantan kekasih yang terlihat cantik malam ini.
Penghulu sudah berada di hadapan Dion, lelaki itu mengucapkan kalimat sakral itu dengan lantang dengan satu tarikan nafas. Hingga kata 'Sah' terucap dari para saksi. Ziva lalu mencium tangan suaminya, dan Dion pun mencium pucuk kepala sang istri.
Usai berfoto, mereka semua meninggalkan rumah mewah itu. Dion pun segera membawa Ziva ke kamar untuk melampiaskan hasratnya. Namun, belum juga Dion memulainya, Ziva sudah menahan bibirnya.
"Maaf Kak, Ziva sedang datang bulan saat ini," ujar Ziva sambil menundukkan kepalanya.
Dion mendengus kesal. "Tidurlah, aku akan keluar sebentar," ujarnya.
"Maaf Kak," lirih Ziva.
"Tidak apa, ini bukan salahmu, aku akan merokok sebentar di luar," kata Dion.
Dion lalu mencari Denisa. "Kemana dia? Dia harus bertanggung jawab karena telah membuatku begini," gumamnya.
Pucuk dicita ulam pun tiba. Dion melihat Ziva sedang membuat minuman di dapur. Dion lalu mengunci ruangan itu.
"Di, kamu mengagetkanku saja," ketus Denisa.
Dion pun memeluk tubuh wanita itu dari belakang. "Aku merindukanmu," bisiknya tepat di telinga Denisa.
"Di, jangan gila, gimana kalau terdengar dari luar," elak Denisa.
"Tidak, semua orang sedang tidur," ujar Dion. Lelaki itu pun menyerang mantan kekasihnya dengan brutal. Hingga akhirnya, suara desahan pun terdengar dari luar.
Ziva yang haus, ingin mengambil air minum di dapur. Dia bingung saat tak bisa membuka pintu dapur. Ziva pun menempelkan telinganya di pintu itu.
"Astaghfirullah, siapa yang sedang bermain di dapur?"
Bab 1 KESEPAKATAN AWAL
07/06/2023
Bab 2 KCURIGAAN ZICO
08/06/2023
Bab 3 KECURIGAAN ZICO
10/06/2023
Bab 4 HONEYMOON
10/06/2023
Bab 5 KECURIGAAN ZIVA
12/06/2023
Bab 6 RUMAH BARU ZIVA
13/06/2023
Bab 7 SUARA ITU LAGI
14/06/2023
Bab 8 ZIVA HAMIL
15/06/2023
Bab 9 DENISA HAMIL
16/06/2023
Bab 10 INSTING SEORANG ISTRI
17/06/2023
Bab 11 TITIK TERANG
19/06/2023
Bab 12 KEPERGOK ZIVA
20/06/2023
Bab 13 TERBONGKARNYA RAHASIA MEREKA
21/06/2023
Bab 14 PENGGEREBEKAN
22/06/2023
Bab 15 ZIVA KECELAKAAN
22/06/2023
Bab 16 KEDATANGAN DION
23/06/2023
Bab 17 ZIVA DEPRESI
23/06/2023
Bab 18 DEPRESI ATAU PURA PURA
24/06/2023
Bab 19 BERTEMU LEO
25/06/2023
Bab 20 GODAAN DENISA
25/06/2023
Bab 21 TEST DNA
27/06/2023
Bab 22 Menikahi Denisa
01/07/2023
Bab 23 RENCANA LICIK DENISA
01/07/2023
Bab 24 Zico Meninggal
04/07/2023
Bab 25 Kesedihan Ziva
06/07/2023
Bab 26 Keputusan Ziva
08/07/2023
Bab 27 Cerai
10/07/2023
Bab 28 Sekali Cerai Tetap Cerai
13/07/2023
Bab 29 Mengurung Istri
17/07/2023
Bab 30 Ziva Kabur
22/07/2023
Bab 31 Mencari Ziva
29/07/2023
Bab 32 Dilema
04/03/2024
Bab 33 Bertemu Dion
04/03/2024
Buku lain oleh Meria Rembulan
Selebihnya