Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta di Jalur Cepat
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Jangan Main-Main Dengan Dia
Aku Jauh di Luar Jangkauanmu
Gairah Liar Pembantu Lugu
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
***
"Kamu tega melakukan itu padaku, Dhea?" tanya Gadis dengan lirih, ia tak sengaja berpapasan dengan saudara sepupunya itu di salah satu pusat pembelanjaan.
"Bukan salahku, Gadis. Salahmu karena kamu tak bisa menjaga suamimu dengan baik. Seharusnya kamu memperhatikan mas Devano dengan baik, jangan sibuk dengan duniamu. Dia butuh seorang istri di rumah, bukan istri yang sibuk di luar," jawab Dhea tanpa merasa bersalah.
Gadis tersenyum satir. "Jadi apa yang aku lakukan adalah salah? Jadi perselingkuhan itu dibenarkan karena salah satu pihak tak puas dengan pasangannya? Jadi, kamu menganggap kalau pernikahan itu bukan sesuatu yang sakral? Kamu dengan mudah menghancurkan pernikahan seseorang yang sudah diberi sumpah di hadapan Allah. Hanya karena satu kekuranganku itu bisa menghancurkan rumah tanggaku? Kamu itu perempuan, Dhea. Jika kamu ada diposisiku, kamu mau menerima diceraikan begitu saja?" teriak Gadis, ia tak peduli lagi orang-orang memperhatikan mereka berdua.
"Jangan salahkan Devano! Dia hanya ingin kamu di rumah saja, tapi kamu malah tak menuruti apa yang suami kamu inginkan," ujar Dhea membela diri.
Gadis tertawa. "Kamu itu enggak tahu apa-apa! Dari awal kita berkomiten kalau aku boleh melanjutkan study-ku. Jadi, apa yang harus aku katakan lagi? Aku terkejut saat Devano menceraikanku tiba-tiba, kita tak ada masalah apapun. Hal yang membuat aku lebih terkejut lagi adalah mas Devano memberiku talak tiga! Semua itu pasti karena kamu! Kamu lah perebut suami orang! Kamu lah perempuan penggoda itu!" suara Gadis lebih meninggi.
Orang-orang langsung berbisik satu sama lainnya, tak jarang mereka merekam drama antara seorang istri sah dan perempuan penggoda suaminya. Hal itu membuat Dhea malu, ia langsung pergi dan tidak lagi menggubris omelan dari Gadis. Gadis langsung menjambak rambut Dhea dan membuat ia meringis kesakitan.
"Dasar penggoda! Kamu merebut suami saudara kamu sendiri! Kamu perempuan iblis!" racau Gadis, ia mencakar wajah Dhea dengan membabi buta.
Dhea tak bisa melawan karena jika ia melawan, maka citranya akan semakin buruk. Ia pasrah dan akhirnya petugas keamanan dan orang-orang melerai mereka berdua dan berhasil, akhirnya ia terbebas dari jambakan dan cakaran yang Gadis berikan padanya.
***
Gadis langsung pulang bersama kedua orang tuanya. Sepanjang perjalanan, ayahnya terus saja memarahinya habis-habisan. Gadis tak menggubrisnya.
"Kenapa kamu malah memalukan keluarga kita dengan bertingkah konyol seperti tadi, Ha? Kamu secara tidak langsung memberitahukan pada orang-orang bahwa rumah tanggamu diambang cerai! Keluarga kita tidak pernah melakukan tindakan yang memalukan seperti yang tadi kamu lakukan, ribut di depan umum! Kita ini berasal dari keluarga terpelajar dan harus mengerti tata krama dan sopan santun!" ucap Hadi, ayah Gadis.
"Perempuan gatal itu yang memulainya! Dia menghancurkan rumah tanggaku! Dia meminta suamiku untuk memberiku talak tiga! Jadi, gadis harus diam saja? Gadis enggak mau pernikahan ini hancur! Gadis enggak mau bercerita, Ayah!"
"Kamu harusnya diam saja! Biar Ayah yang urus. Tadi Ayah sudah bicara pada mertuamu dan mereka akan membujuk Devano agar mencabut talak cerainya padamu. Kamu harusnya bersabar, jangan malah menambah api dalam permasalahan kalian."
"Jadi, Gadis harus diam saja saat melihat perempuan yang merebut suami Gadis?" tanya Gadis lirih.
"Ya! Kamu harusnya tadi bisa menahan dirimu, apalagi Dhea adalah saudaramu. Dia adalah anak dari tantemu sendiri," jawab Hadi.
"Ayah, anakmu itu saat ini sedang hancur karena ditalak setelah sembilan hari menikah, harusnya Ayah memberi tenang, bukan malah menyalakan sedih. Gadis ini anak kandungmu, bukan anak orang lain!" teriak Gadis protes dan ia pun ambruk tak sadarkan diri membuat ibunya histeris.
***
"Gimana keadaan Gadis? Dia masih belum sadar juga?"
"Belum. Tubuhnya masih lemas kata dokter," jawab Putri, ibunya gadis.
"Kasihan Gadis, Mbak. Dia ditalak tiga sama si Devano dan katanya keputusan Devano itu sudah bulat. Dia tidak mau mencabut talaknya di pengadilan. Tadi juga mas Wira dan mbak Keke sudah menasihati Devano, tapi lelaki itu tetap mau cerai dengan Gadis," ucap Nastiti, adik kandung Putri.
"Mas Hadi marah besar dan dia malah menyalahkan Gadis karena tadi ribut di mal dengan Dhea. Mbak ingin membela Gadis tadi, tapi jika Mbak bela Gadis, nanti yang ada mas Hadi malah marah besar," ujar Putri menahan tangisnya.