Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pedang Kebenaran Sejati

Pedang Kebenaran Sejati

Tageyu Taranggana

5.0
Komentar
340
Penayangan
26
Bab

Sehebat apa pun Permana Brata, dia manusia. Manusia yang punya masa lalu gelap, kelam, dan kusam. Asal-usul Pendekar Budiman itu diwarnai noda hitam. Untuk mengubur dosa-dosa yang pernah dilakukan, Permana melakukan kebaikan terhadap siapa pun dalam pengembaraannya. Dengan bekal berbagai ilmu dan jurus Sepuluh Syair Bumi Pertiwi, serta Pedang Kebenaran Sejati, Permana melacak keberadaan kedua orang tuanya. Berbagai aral menghadang, dia terjang. Berbagai rintangan, dia hancurkan. Hanya satu prinsip Permana, basmi segala bentuk angkara murka di muka bumi. Musnahkan segala bentuk kejahatan demi tercipta kedamaian di jagat raya.

Bab 1 Srenggoloyo Pengusik Keamanan

Permana Brata meninggalkan Hutan Titir yang penuh kenangan baginya. Ada kenangan buruk, ada kenangan baik, dan ada kenangan yang tidak mungkin terpisahkan dari kehidupannya sebagai seorang anak manusia. Permana, si Pendekar Budiman itu memang ingin melupakan masa lalu. Masa yang sebagian merupakan masa kelam. Masa-masa yang sebagian penuh kisah hitam.

Karena dirinya memang berasal dari sebuah hubungan gelap. Sehingga menyebabkan sebagian dari jiwanya berada dalam kegelapan. Apalagi masa kecilnya dididik oleh mendiang Padaswaja yang penuh watak angkara murka.

"Kau hidup tanpa diharapkan dari kedua orang tuamu!" kata Padaswaja semasa masih hidup. Saat itu Padaswaja telah mewariskan segala ilmu sesatnya kepada Permana. "Kamu lahir dari hubungan gelap. Kamu dibuang di tengah Hutan Titir. Kamu sekarang telah menjadi manusia kuat, pendekar hebat yang kebal dari senjata apa pun. Kamu memiliki ajian worowojo yang bisa membakar apa saja. Maka binasakan semua orang yang membuatmu tersia-siakan sejak lahir!"

Setelah kematian Padaswaja, Permana mengembara untuk mencari kedua orang tuanya. Siapa pun yang tidak bisa menunjukkan keberadaan kedua orang tuanya, akan dia binasakan.

Untunglah masa kelam itu tidak berlangsung selama hidup Permana. Ada tiga orang yang membimbing Permana menuju jalan kebenaran: Wacoko, Ki Sasmaya, dan Bendu.

Mendiang Wacoko keturunan keenam Ki Angeb. Wacoko pemilik pusaka sakti Pedang Biru. Pada masa mudanya, Ki Angeb prajurit Kerajaan Majapahit, salah satu anak buah kepercayaan Mahapatih Gajah Mada. Ki Angeb merupakan salah satu prajurit setia andalan Gajah Mada di medan perang.

Wacoko mewarisi Pedang Biru alias Pedang Kebenaran Sejati dari Ki Angeb. Saat bertarung melawan Permana demi membela harga diri keluarga, Wacoko kalah. Sebelum ajal, Wacoko mewariskan Pedang Biru kepada Permana dengan pesan sama seperti yang diucapkan Gajah Mada kepada Ki Angeb, "Gunakan Pedang Biru untuk menumpas segala angkara murka di muka bumi!"

Peristiwa itu menyadarkan Permana dari perbuatan jahatnya dimasa lalu. Sejak saat itu, Permana ingin membinasakan diri dengan menggunakan Pedang Biru. Waktu itu Permana menyadari bahwa dirinya adalah jelmaan angkara murka yang harus binasa. Dia ingin menggunakan Pedang Biru di tangan untuk menghabisi diri sendiri.

Pada saat itulah muncul orang kedua dalam lintasan hidup Permana. Orang itu bernama Ki Sasmaya, yang menyadarkan Permana dari masa kelamnya.

"Kamu akan lebih berguna bagi sesama manusia kalau masih hidup, bukan setelah mati," begitu kata Ki Sasmaya. Ki Sasmaya menjadi guru Permana. Ki Sasmaya termasuk pendekar dari golongan putih. Berkat didikan Ki Sasmaya, Permana menjadi Pendekar Budiman, pendekar yang punya budi pekerti terpuji.

Ki Sasmaya memberikan segala ilmu yang dimilikinya kepada Permana. Ilmu tentang budi pekerti, ilmu tentang kehidupan dan pergaulan hidup, ilmu kepekaan batin, ilmu ketajaman pikir, dan sepuluh jurus ilmu silat yang aneh. Aneh, tapi dahsyat.

"Sepuluh jurus silat itu merupakan sepuluh jurus utama. Tiap jurus dikembangkan dari Sepuluh Syair Bumi Pertiwi. Sepuluh syair dijabarkan menjadi sepuluh jurus utama. Tiap satu jurus utama merupakan hasil pendalaman dan penja¬baran dari satu syair. Tiap satu jurus utama bisa kamu kembangkan sesuai kemampuanmu," Ki Sasmaya memberikan penjelasan.

Setelah mendapatkan ilmu dari Ki Sasmaya, Permana ingin mencari kedua orang tuanya. Untuk tujuan itu, Permana bertemu dengan Bendu. Pendekar bertubuh pendek yang baik hatinya. Dia tahu tentang masa lalu, termasuk tentang kedua orang tua Permana.

"Ibumu bernama Prabasari. Ayahmu bernama Baron Smith," Bendu menjelaskan tentang orang tua Permana. "Dulu Prabasari adalah permaisuri di Kerajaan Pulungwarih. Sekarang beliau menjadi raja di Pulungwarih menggantikan mendiang Raja Jarabas yang telah mangkat. Baron Smith ahli obat. Dia datang dari suatu tempat yang sangat jauh. Orang menyebutnya Tanah Hijau. Untuk sampai di Tanah Jawa dibutuhkan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu naik kapal layar."

Permana merasa bangga dalam hati saat mendengar cerita Bendu tentang kedua orang tuanya. Bendu mengatakan bahwa ibunya sangat cantik dan ayahnya sangat tampan. Kini langkah kaki Permana lebih tegap dan tegar. Apalagi kini Permana menyandang Pedang Biru di punggungnya.

Pedang Biru pusaka berbentuk pedang. Pedang itu memancarkan sinar biru menyilaukan bila dicabut dari sarungnya. Sebuah pusaka sakti peninggalan dari kakek moyang Wacoko.

Wacoko, pewaris keenam dari Ki Angeb. Wacoko memberikan pesan terakhir yang tidak akan dilupakan Permana selama hidup. Permana harus menggunakan Pedang Biru untuk menumpas segala bentuk angkara murka di muka bumi, tanpa pandang bulu.

Tentu saja Permana merasa bangga mendapatkan kepercayaan itu. Dia merasa bangga, juga karena tahu bahwa Pedang Biru itu dulunya pemberian Mahapatih Gajah Mada kepada Ki Angeb. Ki Angeb merupakan salah satu prajurit setia andalan Gajah Mada di medan laga.

Dia menerima pedang pusaka itu juga dengan pesan yang sama, seperti yang dikatakan Ki Angeb kepada anak cucunya secara turun-temurun: Gunakan Pedang Biru untuk menumpas segala angkara murka di muka bumi!

Dengan demikian, secara tidak langsung, Permana mendapatkan pesan. Atau perintah. Perintah dari mendiang Sang Mahapatih Gajah Mada...!

Dengan pemikiran seperti itu membuat Permana tidak ingin mengkhianati si pemberi perintah. Dia selalu mengeraskan tekad. Membajakan keinginan untuk melaksanakan perintah itu.

Permana berjanji dalam hati untuk menggunakan Pedang Biru sebagaimana mestinya. Dia tidak ingin menyelewengkan kekuasaan atas pusaka sakti itu. Sebab kalau sampai dia selewengkan kekuasaannya atas pusaka itu, maka justru akan makin runyam dunia persilatan.

Mengapa bisa begitu? Karena Permana mempunyai ilmu silat tinggi dengan jurus-jurus aneh nan dahsyat dari Ki Sasmaya. Ki Sasmaya, sosok pendekar dari aliran putih yang mempunyai sepuluh jurus utama dari Sepuluh Syair Bumi Pertiwi. Satu dari kesepuluh jurus tersebut telah digunakan Permana pada saat menghadapi Bendu dan Ganggarati. Permana berhasil mengalahkan mereka tanpa mengalami kesulitan yang berarti.

"Tugas yang kamu sandang itu tidak ringan," terngiang pesan Ki Sasmaya dalam benak Permana. "Tugasmu berat, tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Saat ini angkara murka makin merajalela di dunia persilatan."

"Manusia-manusia jahat makin ganas dalam melakukan kejahatannya," kata Ki Sasmaya. "Manusia-manusia laknat makin menjadi-jadi dalam mengumbar tindakan keji. Permana... kamu harus memusnahkan semuanya! Apakah kamu sanggup melakukannya? Aku yakin kamu bisa melaksanakan tugasmu dengan sebaik-baiknya."

Pesan dan dorongan semangat dari Ki Sasmaya membuat Permana merasa lebih percaya diri. Dirinya bisa melangkah dengan pasti menapaki jalan menuju Pulungwarih.

Dalam perjalanannya menuju Kerajaan Pulungwarih, Permana menempuh waktu berhari-hari. Waktu pagi dan siang, Permana selalu berjalan menuju ke arah timur.

Malam harinya, menginap di desa yang dia lewati. Atau kadang-kadang tidur di sebuah gubuk tengah sawah yang biasa digunakan oleh petani untuk beristirahat waktu siang hari.

Suatu malam dia singgah di sebuah rumah penduduk Dukuh Genturan. Sebuah desa pelosok yang masih termasuk wilayah Kadipaten Moncer, masih berada dalam wilayah kekuasaan Pulungwarih.

Soma, nama pemilik rumah yang disinggahi Permana merasa beruntung. Karena ada orang yang bisa dia ajak bicara tentang keadaan Dukuh Genturan. Sebuah dukuh yang terletak di kaki sebuah perbukitan berbatu-batu terjal.

Dukuh itu semakin tidak aman sejak kedatangan Srenggoloyo, anak Adipati Ardalapa, penguasa Kadipaten Moncer.

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Tageyu Taranggana

Selebihnya

Buku serupa

GADIS BIASA VS BOSS MAFIA

GADIS BIASA VS BOSS MAFIA

Lucyana
4.9

AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku