Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
SELAMAT MEMBACA
Ttd
yaynuni
****
Damar baru saja keluar dari mobil BMW I8 coupe berwarna abu-abu yang dia kendarai olehnya. Diikuti oleh beberapa mobil hitam dibelakangnya yang merupakan para ajudan Damar. Mobil Damar berhenti didepan lobi perusahaan DJHARJO GRUP.
Siapa yang tidak kenal Damar Djharjo yang merupakan pewaris tunggal perusahaan raksasa Indonesia DJHARJO GRUP. Perusahaan ini merupakan perusahaan terbesar di Asia Tenggara yang bergerak diberbagai bidang terutama property dan pertambangan. DJHARJO GRUP sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia, bisa dibilang beberapa kebijakan juga harus dibawah persetujuan DJHARJO GRUP.
Dibawah kepemimpinan Damar selama lima tahun ini, DJHARJO berkembang dengan pesat dengan merambah diberbagai bidang terutama pariwisata. Damar memanfaatkan keindahan alam Indonesia untuk dia eksplor. Ini terbukti dengan dia membantu pemerintah daerah untuk membangun berbagai fasilitas untuk mendukung rencananya.
Semua orang yang bertemu Damar pasti langsung mengakui bahwa Damar renkarnasi dewa Yunani dalam wujud manusia. Sang ayah yang merupakan keturunan Jawa asli bernama Subagio Djharjo menikah dengan seorang wanita asli Belanda yang sekarang sudah berganti marga menjadi Viona Djharjo. Mereka perpaduan sempurna sehingga menciptakan bibit unggul yaitu Damar Djharjo.
Disamping pintu kemudi sudah siap sang ajudan yang siaga membukakan pintu untuk sang Tuan keluar dari mobil. Sudah kewajiban sang ajudan untuk melakukan itu sekaligus untuk menghormati sang Tuan.
Setelah Damar keluar dengan gagah dari mobil seharga 4 milyar tersebut dia langsung melemparkan kunci kepada ajudannya untuk memarkirkan mobil tersebut. Sedangkan Damar langsung masuk diikuti sekitar sepuluh ajudan yang sudah siap siaga disampingnya.
Semua karyawan yang akan memasuki kantor berhenti sejenak untuk memberikan jalan pada Damar dan membungkukkan badan. Ini sudah rutin dilakukan para pegawai Damar untuk menghormati sang CEO.
Damar terus berjalan dengan badan tegap dibalut jas berwarna hitam seperti biasa, menambah kadar ketampanan sekaligus aura kejam yang dikeluarkan olehnya.
Meskipun Damar dikenal sebagai CEO yang kejam tapi dia sangat digilai oleh para kaum hawa. Hanya dengan senyum sinisnya saja dia mampu membawa para wanita itu untuk menghangatkan ranjangnya. Begitu mempesonanya Damar sehingga membuat dia sangat terkenal di semua kalangan terutama kaum hawa.
Tanpa menoleh sedikitpun pada para pegawainya, Damar terus berjalan menuju lift yang akan membawa dia pada lantai tertinggi diperusaahan ini dimana dilantai itu ada ruangan yang dikhususkan untuk CEO.
"Bacakan semua jadwal saya hari ini." Damar berbicara pada Angga yang merupakan sekertaris Damar. Damar memang lebih memilih sekertaris laki-laki karena menurut dia laki-laki lebih tanggap dan Damar tidak mau jika memilih sekertaris perempuan dia tidak konsen bekerja malah bercinta.
"Pagi ini hanya ada beberapa berkas yang harus tuan tanda tangani, setelahnya tuan akan meeting dengan CLK grup dihotel Avant." Angga membacakan beberapa jadwal yang akan dilakukan Damar hari ini.
"Apakah sudah ada kabar dari Deni Wijaya terkait harga sahamnya yang sekarang turun drastis." Damar langsung membaca berkas yang ada didepannya meskipun saat ini masih mendengarkan Angga.
"Pak Deni masih belum bisa dihubungi tuan." Angga memang sudah beberapa kali menghubungi Deni Wijaya yang merupakan pimpinan disalah satu anak perusahaan DJHARJO GRUP yang saat ini sedang bermasalah.
"Seret dia kesini." Damar berkata dengan tenang seakan perintah itu sudah biasa dia lakukan.
"Baik tuan." Angga mengngguki perintah yang sudah dikeluarkan oleh sang atasan.
"Saya tunggu satu jam untuk kamu membawa bedebah itu kesini. Kalo tidak kamu yang akan saya habisi." Angga terkesiap mendengar hal tersebut, sepertinya emosi Damar pada Deni Wijaya sudah memuncak.