Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Hot Daddy

My Hot Daddy

Sun_Shine

5.0
Komentar
339.6K
Penayangan
176
Bab

"Jadilah pasanganku, tapi jangan pakai hati." Menjadi seorang sugar baby adalah suatu hal yang tidak pernah dibayangkan sama sekali oleh Joanna. Namun karena himpitan ekonomi, Joanna pun akhirnya menerima tawaran Regan untuk menjadi sugar baby-nya. Dibalik sikap baik Regan, ternyata pria itu menyimpqn suatu rahasia yang di dengar Joanna dari teman-teman Regan. Apa rahasia itu benar adanya? Akankah Joanna bertahan menjadi sugar baby Regan? Mungkinkah cinta hadir di antara mereka?

Bab 1 Tawaran Untuk Joanna

Dug dug dug.

"Mati aku. Gimana caranya aku cari uang, mana harus dibayar minggu depan lagi," gerutu Joanna sambil membenturkan keningnya beberapa kali ke atas meja.

"Aku harus cari uang ke mana ini. Gajianku masih dua minggu lagi dan itu juga cuma cukup buat hidup aku. Sial benar sih nasibku semester ini. Padahal tinggal setahun lagi kenapa harus ditarik beasiswaku," keluh Joanna putus asa.

Joanna sedang dilanda stres tingkat tinggi saat ini. Dia sedang kesusahan keuangan karena beasiswa yang selama ini menopang biaya kuliahnya tiba-tiba ditarik dengan alasan yang tidak jelas. Padahal Joanna saat ini sedang ada di tahun terakhir kuliahnya. Kalau dia sampai tidak bisa membayar uang kuliahnya, maka bayangan drop out dari kampus sudah tidak akan bisa dihindari lagi.

Padahal Joanna juga sambil bekerja paruh waktu di salah satu toko kue merangkap taman bacaan ketika malam hari. Namun gaji yang dihasilkan itu hanya cukup untuk biaya hidupnya sehari-hari.

Kedua orang tua Joanna sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan kakaknya juga ga pergi entah ke mana menghilang tanpa jejak hingga saat ini. Joanna beruntung bisa kuliah karena dia mendapatkan beasiswa itu.

"Hei ... ngelamun aja," sapa Irene sahabat Joanna.

"Eeh ... kamu udah keluar kelas. Duduk, Ren," jawab Joanna sambil membenarkan tatanan rambutnya yang pasti berantakan.

Irene duduk di kursi yang ada di depan Joanna. Dia tersenyum melihat temannya itu lalu memanggil seorang pelayan untuk memesan sesuatu.

"Kucel amat sih. Mau pesen ga?" tawar Irene.

"Udah kok, aku udah pesen. Tinggal tunggu di anter aja," jawab Joanna.

"Beneran udah pesen?" tanya Irene berusaha untuk memastikan.

"Udah kok, tuh ... dateng kan," ucap Joanna yang kebetulan pesanannya sudah datang.

"Kalo gitu, saya pesen sama aja deh kaya dia, Mbak," ucap Irene pada pelayan itu.

"Baik kak, ditunggu sebentar ya," jawab pelayan itu kemudian segera pergi meninggalkan meja Joanna.

Joanna yang sedang stres pun segera melahap capcay pesanannya karena perutnya sangat lapar. Harga makanan dan minuman di cafe ini memang cenderung lebih murah daripada cafe sejenisnya. Menurut kabar, cafe ini memang khusus melayani kantong mahasiswa.

"Jo, gimana masalahmu. Udah dapet solusi belum?" tanya Irene yang merasa kasihan pada Joanna sahabat baiknya itu.

"Kalau udah dapat solusi aku gak mungkin stress kayak beginilah. Aku tadi nanya lagi ke bagian kemahasiswaan, tapi jawabannya masih tetap sama, mereka gak tahu alasannya apaan," jawab Joanna sambil menghembuskan nafasnya berat.

"Ya ampun kok kayaknya gak adil banget ya. Kenapa juga harus di tahun terakhir kamu, mendadak pula. Aku juga jadi bingung gimana cara bantu kamu," ucap Irene yang merasa kasihan pada sahabatnya itu.

"Gak usah ikut bingung. Kamu masih ada di samping aku dan dengerin semua keluhan aku itu udah sangat membantu banget, Ren. Aku gak tahu harus cerita sama siapa kalau misalnya kamu gak ada. Minimal aku bisa sedikit mengurangi beban pikiran aku kalo udah cerita sama orang."

"Aku cuma bisa bantunya kayak gitu doang. Uang semester kita terlalu besar dan orang tuaku juga ngumpulinnya dengan susah payah. Tapi aku yakin kok, kamu pasti bisa dapet jalan karena kamu orang baik. Tuhan pasti bantu, percaya deh," ucap Irene berusaha untuk menghibur sahabatnya itu.

"Iya dulu mendiang mamaku juga sering banget bilang kayak gitu. Makanya aku masih percaya, semoga saja di detik-detik akhir nanti akan ada keajaiban. Thank you ya udah tetap jaga semangat aku."

Pesanan Irene datang. Wanita muda itu kini segera menyantap makanannya karena milik Joanna sudah hampir habis. Mereka berdua makan sambil sesekali mengobrol santai agar Joanna bisa sedikit melupakan beban hidupnya itu.

Joanna adalah mahasiswa pintar yang ada di kampusnya. Bahkan saat ini dia sedang berencana untuk mengambil skripsi lebih awal agar dia bisa segera lulus dan konsentrasi mencari pekerjaan sebagai penopang hidupnya. Kalau mengandalkan gaji di taman bacaan, itu sangat kurang sekali.

"Jo, aku harus pulang. Aku dipanggil mama aku karena mau minta anter ke rumah tante. Kamu mau pulang sekarang, biar aku anter sekalian," ucap Irene setelah dia menerima telepon dari mamanya.

"Gak usah, Ren. Kamu pulang aja dulu gak papa, soalnya aku masih pengen di sini. Sekalian nanti nunggu jam kerja aku aja. Lagi males pulang, nanti kalau sendirian malah kepikiran mulu," jawab Joanna pada temannya itu.

"Beneran nih gak papa?" Irene berusaha untuk memastikan.

"Iya gak papa, santai aja. Lagian aku juga kan bukan anak kecil yang gak bisa pulang sendiri," jawab Joanna sambil tersenyum.

Irene pun akhirnya berpamitan kepada sahabatnya itu. Tadinya dia ingin menghibur Irene namun mamanya ingin dia segera pulang untuk urusan yang lain. Dengan sangat terpaksa Irene harus meninggalkan Joanna sendirian.

Joanna kesepian lagi walaupun musik di cafe ini terus mengalun dan beberapa meja juga terdengar tawa dari penghuninya. Tapi tetap saja pikiran Joanna yang sedang kalut lebih mendominasi saat ini.

"Mendingan aku baca buku aja deh, biar bisa ngalihin pikiranku," ucap Joanna sambil mulai menyingkirkan piring kotor yang ada di atas mejanya itu.

Baru sekejap saja Joanna langsung larut dalam bacaannya. Dia memang sangat suka membaca dan ketika dia sudah larut dalam bacaannya, Joanna bisa sampai lupa waktu.

Tok tok tok.

Terdengar suara ketukan di meja yang membuat Joanna menurunkan bukunya sedikit lalu mengangkat pandangannya ke depan. Dia melihat ada seorang pemuda duduk di depannya sambil tersenyum ke arahnya. Seorang pemuda yang tidak dikenal bahkan baru kali ini dia lihat.

"Siapa ya?" tanya Joanna sambil sedikit mengerutkan keningnya.

"Kenalin, aku Regan," jawab pemuda itu sambil mengulurkan tangannya.

Joanna menurunkan sedikit lagi buku yang ada di tangannya itu. Pandangan matanya kini tertuju pada tangan si pemuda yang terulur ke arahnya. Dia benar-benar tidak tahu siapa pemuda ini.

"Joanna," ucap Joanna sambil menyambut uluran tangan Regan.

"Maaf, ada apa ya?" tanya Joanna lagi.

"Gak papa pengen duduk aja di sini. Aku pemilik cafe ini dan aku sering lihat kamu duduk di sini. Tapi beberapa hari ini kamu kelihatan berantakan banget, ada masalah apa?" tanya Regan sok akrab.

"Kamu pemilik kafe ini? Ini serius atau cuma nge-prank doang," tanya Joanna lagi sedikit tidak percaya.

"Perlu aku panggilkan staf cafe atau pelayan untuk mengkonfirmasi siapa aku sebenarnya?" tantang Regan pada Joanna.

"Gak perlu. Kalau mau duduk, ya duduk aja. Maaf aku mau baca," jawab Joanna sambil menaikkan lagi buku yang sedang dia baca itu.

Regan tersenyum melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Joanna. Sepertinya hanya dia wanita yang tidak peduli dengan status pemilik kafe yang dia ucapkan tadi. Padahal biasanya para wanita itu langsung bersikap manis di depan Regan. Sikap cuek Joanna semakin membuat Regan penasaran pada wanita yang sedang ada di hadapannya itu.

"Tadi aku gak sengaja dengar katanya kamu lagi butuh uang ya," ucap Regan.

"Kamu nguping pembicaraan aku?" tanya Joanna sedikit ketus sambil menatap Regan dari atas bukunya.

"Nguping sama gak sengaja dengar itu beda lho. Dan aku gak sengaja dengar, soalnya tadi aku duduk di sebelah situ," Regan menjelaskan sambil menunjuk di mana tadi dia duduk.

Joanna menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Regan, "Itu masalahku dan kamu gak ada hubungannya sama masalahku," jawab Joanna sambil kembali mengangkat bukunya.

"Aku mau tawarkan pekerjan buat kamu. Ya ... itu juga kalo kamu mau," ucap Regan sambil mengangkat kedua bahunya bersamaan.

"Kerjaan? Kerja apa?" tanya Joanna yang langsung tertarik dengan apa yang diucapkan oleh Regan.

"Kerjaannya gampang kok, dan kamu bisa dibayar diawal."

"Haah ... emang ada kerjaan kaya begitu? Kerjaan apa emangnya?" tanya Joanna sambil menautkan kedua alis tebalnya itu.

"Kerja jadi ...."

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Sun_Shine

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
My Hot Daddy
1

Bab 1 Tawaran Untuk Joanna

28/04/2022

2

Bab 2 Penolakan Joanna

28/04/2022

3

Bab 3 Bimbang Melanda

28/04/2022

4

Bab 4 Perjanjian Dimulai

30/04/2022

5

Bab 5 Servis Pertama

04/05/2022

6

Bab 6 Sentuhan Pertama

10/05/2022

7

Bab 7 Perlakuan Tidak Terduga

11/05/2022

8

Bab 8 Menjadi Istimewa

13/05/2022

9

Bab 9 Pelajaran Untuk Si Amatir

13/05/2022

10

Bab 10 Menemani Regan

14/05/2022

11

Bab 11 Gosip Tentang Regan

22/05/2022

12

Bab 12 Hal Yang Terlewatkan

22/05/2022

13

Bab 13 Kebimbangan Joanna

23/05/2022

14

Bab 14 Kenyataan Yang Mendukung

23/05/2022

15

Bab 15 Pandangan Yang Menganggu

24/05/2022

16

Bab 16 Pernyataan Yang Mencengangkan

24/05/2022

17

Bab 17 Bertanya Pada Adam

26/05/2022

18

Bab 18 Itu Siapa

26/05/2022

19

Bab 19 Klarifikasi Regan

27/05/2022

20

Bab 20 Regan Bimbang

28/05/2022

21

Bab 21 Kembali Meluruskan Niat

29/05/2022

22

Bab 22 Move On

31/05/2022

23

Bab 23 Melawan Pikiran Sendiri

31/05/2022

24

Bab 24 Luapan Cemburu

31/05/2022

25

Bab 25 Bayangan Pengganggu

01/06/2022

26

Bab 26 Tidur Bersama

02/06/2022

27

Bab 27 Alat Bantu Tidur

03/06/2022

28

Bab 28 Sarapan Pilihan Regan

03/06/2022

29

Bab 29 Pesan Pak RT

04/06/2022

30

Bab 30 Mengenalkan Ricky

04/06/2022

31

Bab 31 Mengikhlaskan Megan

04/06/2022

32

Bab 32 Apa aku Jatuh Cinta

05/06/2022

33

Bab 33 Sadarlah Joanna!

06/06/2022

34

Bab 34 Keinginan Terpendam Regan

07/06/2022

35

Bab 35 Aku Milikmu

09/06/2022

36

Bab 36 Jadi Milik Regan

09/06/2022

37

Bab 37 Guratan Kecewa

09/06/2022

38

Bab 38 Apa Dia Bella

10/06/2022

39

Bab 39 Mencuri Dengar

13/06/2022

40

Bab 40 Penasaran

14/06/2022