Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Brukk
Tubuh Kayla seketika jatuh tersungkur di lantai
marmer berlapis permadani mewah, saat ia mencoba untuk duduk di tepi bibir ranjang, lebih tepatnya di kamar pengantinnya yang bernuansa romantis dengan hiasan lampu yang cantik.
"Aww, sakit Tuan!. Apakah anda harus bersikap sekasar ini!" pekik Kayla meringis saat tubuhnya terhempas jatuh lumayan keras, ia tak menyangka jika akan mendapatkan perlakuan yang begitu kasar dari seorang pria yang ada di hadapannya itu. Ia pun hanya memegangi bagian lututnya yang terantuk dan mungkin akan meninggalkan bekas luka lebam nantinya.
"Jangan harap, jika kamu pikir aku akan suka melihat wajahmu itu!" hardiknya sangat geram dengan memijat tipis bagian pelipisnya yang terasa sangat berat dan berdenyut. Menatap nyalang pada gadis itu.
"Maaf, Tuan Shaka. Tapi ini semua bukan keinginan saya," lirih Kayla seraya menunduk dengan gaun pengantin yang masih ia kenakan.
"Hari ini merupakan hari paling sial dalam hidupku, pernikahan yang awalnya ku impikan telah hancur sudah. Dan lebih sial lagi malah kamu yang muncul. Gadis jelek!" ucapnya mendengus kesal seraya menyugar belahan rambutnya.
Bughhh!
Bughhh!
Berkali-kali kepalan tangannya meninju tembok berwarna putih gading itu.
Punggung tangannya pun seketika itu membiru. Tapi ia tak peduli dengan rasa sakitnya itu.
"Maafkan saya Tuan, karena ini semua sungguh diluar kendali saya," ucap Kayla hanya tertunduk lesu dan tak mampu memandang wajah pria di hadapannya itu. Sungguh memang ini bukan situasi yang ia inginkan. Ketika harus menjadi seorang pengantin untuk seseorang yang tak ia kenali sebelumnya, tentu saja hal ini juga sangat lah berat untuknya. Tapi apa daya ia tak memiliki pilihan lain, walau sulit terpaksa ia harus terima.
"Aku lebih suka untuk menjomblo seumur hidup. Aku bisa bermain dengan wanita manapun yang ku mau. Tapi kenapa, kamu malah menerima untuk menjadi istriku, hah?" tatapan Shaka sangat tajam seraya jemari tangan kokohnya itu meraih wajah tirus Kayla dengan cengkraman yang amat keras sehingga tindakannya itu menyakitinya.
"Aww, sakit Tuan!" pekik Kayla tak mampu melawan. Hanya lah buliran bening itu saja yang mulai meleleh mengalir bak anak sungai membasahi pipinya.
"Semua hanya demi uang kan? Dasar gadis bodoh!" umpat Shaka dengan mata yang menyala.
"Saya pun tak mengerti, bukan keinginan saya pula untuk berakhir seperti ini!" ucap Kayla terbata merasakan sakit di tulang rahangnya.
"Halah, semua wanita sama! Tak ubah bagai jalang kecil yang akan hijau bila melihat uang!" cecar Shaka dengan sunggingan senyum miring dari sudut bibir berkumis tipis itu. Ya, senyuman yang mengejek Kayla sepenuhnya.
"Terserah Tuan, mau bicara apa pun tentang saya. Saya sama sekali tak peduli." lirih Kayla dengan air mata yang semakin menggenang. Dadanya bergemuruh dan merasa sakit mendengar penuturan dari lelaki itu.
"Apa segitu gatalnya dirimu ini? Sampe mau menuruti perintah nya, hm?" tatapan mengejek itu terus saja ia lemparkan untuk Kayla seraya memindai tubuh Kayla dengan senyum sinisnya.
"Apa, maksud Tuan?" tanya Kayla yang berusaha melepaskan wajahnya dari cengkraman kasar Shaka.
"Jika itu mau mu, maka kamu harus puaskan aku malam ini juga," bisik Shaka seketika melepaskan tangannya dan langsung menarik kedua bahu kayla dengan kasar.
Brukkk
Kini tubuh Kayla terhempas diatas tempat tidur. Ia tak mengerti kenapa dirinya di perlakukan bagai mainan yang bisa di banting ke sana sini.