Seorang istri harus taat pada suaminya, namun bagaimana jika suaminya menyuruh kepada hal - hal yang tidak seharusnya? Itu yang terjadi pada Alana Nefertari, ia adalah seorang istri dari Vicky Xavier. Alana seorang wanita yang sabar dalam menghadapi perilaku buruk suaminya, karena ia pikir setelah punya anak, suaminya akan berubah, namun ternyata tidak. Perlakuan buruknya malah semakin menjadi, yang lebih parahnya, Alana dijadikan jaminan atas hutang sang suami, ia harus bekerja dirumah Bryan, seorang Direktur yang juga atasan suaminya itu. Vicky merelakan Alana bekerja sebagai "pelayan" untuk atasannya itu. Bagaimanakah nasib Alana selanjutnya? Sanggupkah ia mempertahankan rumah tangganya dengan seorang suami yang kejam?
Tok ... Tok ... Tok ....
Ada yang mengetuk pintu rumah Alana, ia yang sedang menyusui bayinya, meninggalkan bayinya sejenak untuk membukakan pintu. Ia letakkan bayi mungil itu diatas kasurnya.
"Benar ini rumah Bapak Vicky?" Tanya pria bertubuh tinggi besar yang berada di hadapannya.
Alana memandang orang tersebut dari ujung kepala sampai ujung kaki, ia belum pernah bertemu dengan orang yang di hadapannya ini, "iya, benar. Bapak siapa?"
"Kedatangan saya kesini, saya ingin meminta uang saya kembali sebanyak tujuh ratus juta!"
Mata Alana terbelalak, Alana Nefertari sebagai seorang istri dari Vicky Xavier tidak tahu menahu kalau suaminya meminjam uang sebanyak itu.
"Sepuluh juta? Itu uang apa?" Tanya Alana.
"Katanya untuk Investasi. Tapi mana hasilnya? Sampai saat ini tidak ada hasilnya yang dia bagikan pada saya."
Alana berpikir, ia belum pernah mendengar suaminya berbisnis apapun, selama ini Vicky hanya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang properti, berangkat di pagi hari, lalu pulang pada sore harinya, tapi sekarang ini Vicky memang sering pulang larut malam, kadang kalau esoknya ia tidak bekerja, ia juga sering pulang pagi dalam keadaan mabuk. Yang Alana tahu, suaminya itu sering berkunjung ke tempat-tempat hiburan malam bersama teman-temannya. Tak pernah telinga Alana mendengar bahwa suaminya itu berbisnis.
Alana memang jarang berkomunikasi dengan suaminya itu, karena Vicky seorang laki-laki tempramental, jika Alana banyak bertanya, ia pasti membentaknya. Apalagi semenjak hadirnya bayi perempuan yang lucu ditengah-tengah mereka, Alana semakin sibuk mengurus anaknya, ia tidak memperdulikan suaminya itu.
Dari dalam terdengar suara tangis bayi Alana yang bernama Andrea yang masih berusia dua minggu itu, ia izin masuk ke dalam untuk kembali menyusui Andrea, namun ia juga tidak mempersilahkan pria itu untuk masuk karena ia hanya berdua dengan Andrea di rumah, sedangkan Vicky sedang bekerja.
Alana tidak berani mengajak masuk sembarang orang ke dalam rumahnya, ia takut karena saat ini banyak sekali orang-orang yang jahat.
Sambil menyusui, Alana mencoba menghubungi suaminya, panggilan pertama tidak di jawab, panggilan keduapun sama, hingga panggilan ketiga tidak juga diangkat oleh Vicky.
"Oweekkk ... Oweekkk ..."
Andrea masih terus menangis, Alana mencoba menggendongnya sambil berdiri. Ia menimang-nimang bayi mungilnya itu. Sudah lumayan lama ia meninggalkan tamu yang mencari suaminya tersebut diluar. 'Semoga orang itu sudah pergi.' Batin Alana.
Alana mencoba membuka gorden jendela kamarnya, lalu ia memandang keluar, ternyata laki-laki bertubuh tinggi besar itu masih ada, ia belum sedikitpun beranjak. Alana masih berdiam diri di dalam kamarnya. Ia merasa ketakutan.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Mbak!" Lagi-lagi pria itu mengetuk pintu dan memanggil Alana. Akhirnya Alana meletakkan Andrea di atas kasur, lalu ia keluar untuk menemui pria itu lagi.
"Nanti saya sampaikan kepada suami saya ya, Pak! Maaf suami saya sekarang sedang bekerja, tadi sudah saya hubungi, namun panggilannya pun tidak diangkat." Terang Alana.
"Sampaikan kepada suamimu, ia harus mengembalikan uang saya secepatnya, karena kalau tidak, saya akan laporkan suamimu ke polisi dengan tuduhan penipuan!" Ancam laki-laki yang memakai kaos berwarna merah terang tersebut.
"Baik, Pak!" Jawab Alana yang hanya menundukkan kepalanya, ia tidak berani menatapnya.
Pria bertubuh tinggi besar itu akhirnya pergi dari rumah Alana, lalu Alana segera menutup dan mengunci pintunya, setelah itu ia kembali menemani bayinya di dalam kamar.
Alana menarik nafas panjang, ia tidak tahu apa-apa mengenai hal ini, ternyata komunikasi sangat penting dalam sebuah rumah tangga, namun jika salah seorang pasangannya memang bersikap tertutup. Bagaimana bisa membangun komunikasi yang baik? Alana juga tidak ingin terlalu cerewet terhadap suaminya, jika suaminya pergi, lalu Alana menanyakannya, pasti Vicky selalu bilang, 'bukan urusan kamu, sudah kamu urus anak saja dirumah' selalu kata-kata itu yang Vicky lontarkan.
Alana menginginkan rumah tangga seperti kebanyakan orang yang bisa harmonis, mesra, terbuka, saling mengerti dan saling percaya, tapi sepertinya jika berumah tangga bersama Vicky, ia tak bisa mewujudkan itu semua, karena sikap Vicky yang cuek dan pemarah, itu menjadi hal yang mustahil bagi Alana untuk mewujudkan keharmonisan dalam rumah tangga.
Setelah adanya Andrea dalam kehidupan mereka saja, Vicky seolah tak menganggap anaknya ada, ia masih mabuk-mabukkan, ia tidak pernah peduli pada Andrea. Vicky tidak pernah sama sekali menggendong Andrea, apalagi menggantikan popoknya, hal yang mustahil untuk Vicky lakukan. Jika Andrea sedang menangis saja, Vicky selalu menyuruh Alana untuk segera menyusuinya ataupun menggendongnya, karena ia bilang, ia benci dengan tangisan anak kecil, karena membuat tidurnya terganggu.
Alana tak tahu, suami macam apakah ini? Dulu, ia yang menginginkan untuk Alana agar secepatnya hamil, sampai ia berjanji pada Alana untuk tidak mabuk-mabukkan setelah mempunyai anak, namun ucapannya itu tidak terbukti, ia masih saja dengan kebiasaannya itu.
Alana menikah dengan Vicky karena pilihannya sendiri, saat orang tuanya menginginkan ia untuk segera menikah, padahal usianya waktu itu masih sangat muda, karena Ayah Daris, orang tua Alana sudah sakit-sakitan jadi ia menginginkan anak bungsunya ini untuk segera dilamar oleh seorang pria, lalu Alana mencari jodohnya lewat aplikasi pencari jodoh, dari sanalah ia berkenalan Vicky. Tak lama kemudian mereka bertemu, mereka saling bercerita dan saling mengenal satu sama lain. Belum genap empat bulan mereka berkenalan, lalu Vicky melamarnya. Sebenarnya Alana masih ingin mengetahui watak calon suaminya itu, namun kedua orang tua Alana yakin jika Vicky adalah laki-laki yang baik, dari keyakinan itulah akhirnya Alana mau menikah dengan Vicky. Awal mereka menikah, masih terasa indah, karakter satu sama lain belum terungkap, sampai akhirnya pada suatu malam, Alana menunggu suaminya itu pulang ke rumah, namun tak kunjung datang.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Alana!" Teriak Vicky dari luar rumah. Alana yang sedang tertidur, tiba-tiba terbangun, ia tersentak mendengar panggilan itu. Ia melihat bahwa suaminya belum pulang ke rumah, lalu Alana segera membukakan pintu, karena ia yakin itu adalah Vicky.
Bruukkk ~~
Vicky yang bersandar di pintu terjatuh saat Alana membukakan pintunya tersebut. Alana mencium bau minuman keras yang begitu menusuk hidungnya. Vicky pulang dalam keadaan mabuk berat sampai-sampai ia terjatuh. Alana tak mampu mengangkat tubuhnya yang berat, akhirnya ia meminta tolong salah seorang tetangganya untuk menuntun Vicky menuju ke dalam kamar. Setelah di dalam kamar, tubuh Vicky direbahkan begitu saja, sampai ia bangun keesokan harinya.
Saat itu, Alana bingung, padahal belum lama mereka menikah, ada masalah dalam rumah tangganya pun tidak, tapi mengapa Vicky jadi pemabuk? Setelah ia menelusuri lebih dalam, mabuk itu sudah menjadi kebiasaannya sejak ia belum menikah.
Bab 1 Tamu Tak Diundang
05/07/2022
Bab 2 Menyesal
05/07/2022
Bab 3 Investasi Fiktif
05/07/2022
Bab 4 Suami Tidak Waras
05/07/2022
Bab 5 Bos Baik Hati
05/07/2022
Bab 6 Mami Alana
05/07/2022
Bab 7 Bagai Tersayat Sembilu
05/07/2022
Bab 8 Butuh Kasih Sayang
05/07/2022
Bab 9 Berharap Mimpi Jadi Nyata
05/07/2022
Bab 10 Melepas Kerinduan
05/07/2022
Bab 11 Dijadikan Alat
23/07/2022
Bab 12 Alana Terluka
25/07/2022
Bab 13 Menjenguk Alana
25/07/2022
Bab 14 Kinerja Yang Menurun
25/07/2022
Bab 15 Sakit Hati
26/07/2022
Bab 16 Salah Pilih Pasangan
26/07/2022
Bab 17 Kapan Menikahi Clara
26/07/2022
Bab 18 Teguran Bryan
26/07/2022
Bab 19 Bekerja Di Kantor
26/07/2022
Bab 20 Sang Penyembuh Luka
26/07/2022
Bab 21 Kecupan Clara
27/07/2022
Bab 22 Merindukan Eleya
27/07/2022
Bab 23 Terjebak Pada Ucapannya
27/07/2022
Bab 24 Surat Perjanjian Apa
27/07/2022
Bab 25 Benar-benar Mirip
27/07/2022
Bab 26 Vicky Berceloteh
27/07/2022
Bab 27 Kembali Mengancam Alana
27/07/2022
Bab 28 Kedatangan Clara
27/07/2022
Bab 29 Ingin Menikahi Alana
28/07/2022
Bab 30 Janji Bryan
01/08/2022
Bab 31 Vicky Bersama Wanita
01/08/2022
Bab 32 Wanita Kotor
02/08/2022
Bab 33 Setitik Bahagia
02/08/2022
Bab 34 Bukan Maminya Eleya
03/08/2022
Bab 35 Mengajak Eleya Pergi
04/08/2022
Bab 36 Alana Terjatuh
05/08/2022
Bab 37 Sakit Pada Kakinya
06/08/2022
Bab 38 Rasa Cinta Terlarang
06/08/2022
Bab 39 Eleya Sakit
07/08/2022
Bab 40 Bagaikan Malapetaka
08/08/2022