Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
"Mak, air panasnya udah?" Jenny bertanya di sela cepolan rambutnya yang hampir selesai ia buat.
"Udah semua, Jen. Pokoknya beres dah. Lo turun gih sono. Kelamaan dandan keburu rejeki lo di patok ayam jago tuh nanti," cerocos Mak Ratna, yang baru saja naik ke Rusunawa miliknya.
"Ya kali digorok aja tuh Ayam jago napa, Mak. 'Kan enak bisa bikin ayam goreng atau di semur pake jengkol. Ribet amat!"
"Astaga naga nih anak! Masih aja terus nyolot. Jodoh lo jauh ntar, Jen!" kesal Mak Ratna akhirnya memilih menuang segelas air ke dalam gelas dan meminumnya hingga tandas.
Jenny terkekeh melihat Ibunya berhenti menggerutu, dan segera berpamitan untuk turun dan melanjutkan aksi pertamanya di Warung kopi.
"Jejen turun dulu ye, Mak? Nitip daleman kalo Emak mau ke laundry!" teriak Jenny yamg sudah berada di depan pintu.
"Emak bakal nyuci sendiri! Duitnya udah tipis bakal modal elu jualan, kan? Heran banget deh. Kenapa nggak lu cuci aja sendiri ntar pas udah tutup?"
"Jejen mau buka 24 Jam, Mak."
"Astaga! Yang bener lu? Kuat emang?" Mak Ratna terkejut bukan main.
Jenny tertawa semakin keras dan kembali repetan Mak Ratna terdengar sebelum pintu ia tutup.
"Makkk... Mak! Ya, mana kuatlah Jejen buka sampai 24 jam. Yang ada malah ketemu pocong pengen ngopi kayak film Suzanna pesen sate!" seru Jenny terus saja terbahak.
Ia berniat turun ke bawah, karena memang ia mendapat hunian di lantai lima.
Sayangnya satu insiden tak di duga terjadi, dan perkara besar timbul bagaikan bom atom yang tiba-tiba membumi hanguskan kota Hiroshima dan Nagasaki.
BRUGH... PRANK...
"Aduh!"
"Handphone gueee...!"
Perang dunia di buka.
"Woi, ganti rugi! Handphone gue pecah nih LCD-nya!" teriak suara berat seseorang yang di tabrak Jenny.
"Enak aja! Lo duluan yang nabrak gue, keles! Kenapa harus gue yang ganti handphone lo? Aneh!" Jenny tak terima, karena memang itulah kenyataan yang terjadi.
"Alah, alasan lo! Gue nggak mau tau lo musti ganti nih handphone gue! Ini barang baru gue, tau! Sial--"
"Apa lo bilang? Sialan? Egh, elo tuh yang bikin sial gue! Nih, lo liat siku gue," jawab Jenny menunjukkan sikunya yang berdarah, "Gue juga minta duit ganti rugi buat ke Dokter karena lo udah aniaya gue, tau! Jadi cepet kasih duitnya cepetan!"
"Yah, udah ada cincin polos di jarinya. Bini orang dong nih cewek berarti. Ck, cakep tapinya dia. Nggak bisa di apa-apain dah. Padahal bodynya--"
"Heh! Ngelamun lo?! Ye sarap nih laki! Udah aneh, stres tingkat dewa pula! Habisin waktu gue aja," kesal Jenny hendak melangkah maju.
"Urusan kita belum kelar! Gue nggak peduli lo udah punya Suami dan lo mau laporin ke dia atau ke siapa pun! Intinya Handphone gue rusak dan elo akibatnya!"