Rafael adalah seorang pria yang amat sangat membenci hujan. Namun suatu hari Rafael menemukan sebuah cincin aneh yang bisa menghentikan hujan, Kejadian aneh terus terjadi kepada Rafael sejak saat itu. "Hujan mungkin bagimu hanyalah air. Hujan bagi sebagian lainnya adalah keindahan dan anugerah. Namun hujan bagi ku adalah air mata". Rafael Fanda adalah gadis yang amat menyukai hujan. Yang orang lain tak tahu, ia bisa memanggil hujan kapanpun ia mau. Sampai suatu ketika Fanda kehilangan kekuatannya. Hal itu tentunya membuat ia kebingungan. "Hujan adalah aku, dan aku adalah hujan." Fanda
Udara dingin berhembus, langit biru berubah menjadi abu-abu, gemuruh petir samar-samar mulai terdengar. Sebuah kursi kayu berwarna coklat telah disiapkan di teras. Bagaikan seorang penonton yang sengaja datang lebih dahulu agar mendapatkan kursi paling depan. Itulah yang saat ini sedang penonton itu lakukan. Dan Fanda-lah penonton tersebut seorang gadis berusia 18 tahun berpawakan kecil, berkulit putih dengan rambut pendek dan memiliki mata berwarna biru.
Berbeda dengan yang biasa terjadi pertunjukan yang Fanda liat bukanlah sebuah petunjukan teater, orkestra musik, pagelaran tari dan bukan pula sekedar pawai untuk memperingati 17 Agustus. Pertunjukan yang akan Fanda saksikan adalah sebuah konser simphoni musik yang sudah ada jauh sebelum musik klasik. Alunan nada nan syahdu dari tetesan air hujan itulah pertunjukannya.
***
"Ahh hujan, seluruh tubuhku bisa basah kuyup kalau begini."
Seorang laki-laki berlari menghindari hujan sambil terus mengeluh di dalam hatinya. Ia memang amat tidak menyukai hujan.
"Kenapa harus ada hujan di dunia ini? Aku harap aku memiliki alat yang bisa membuatku menghentikan hujan" kali ini ia tidak berbicara dalam hati namun hanya bergumam dengan lirih.
"
Selamat pagi, siang dan malam.
Terimakasih sebelumnya telah membaca cerita saya.
Mohon maaf cerita ini sudah saya hapus.
Jadi mohon tidak kembali membaca disini.
Terimakasih banyak atas pengertiannya.
Selamat pagi, siang dan malam.
Terimakasih sebelumnya telah membaca cerita saya.
Mohon maaf cerita ini sudah saya hapus.
Jadi mohon tidak kembali membaca disini.
Terimakasih banyak atas pengertiannya.
Selamat pagi, siang dan malam.
Terimakasih sebelumnya telah membaca cerita saya.
Mohon maaf cerita ini sudah saya hapus.
Jadi mohon tidak kembali membaca disini.
Terimakasih banyak atas pengertiannya.