Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Tidak mudah awalnya untuk menjalani kehidupan yang dilaluinya. untuk sebuah keinginan yang dilandasi rasa ingin memperingan beban orang tua.
Dari pemikiran yang ingin membahagiakan keluarga sering kali mengalah dan mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan keluarga dan adik adiknya.
Yang selalu di ingat adalah kata kata nasehat dari bapak yang sdh tua tetap semangat bekerja.
Di suatu malam terasa dingin menusuk tulang tulangku rasa sunyi di keheningan tiba tiba teringat nasehat bapak kala itu.
"le bapak tidak bisa memberikan kamu harta, tetapi hanya bisa menyekolahkanmu, tandasnya ketika itu pula bapak melanjutkan nasehatnya.
"harta itu bisa habis
kalau di pakai terus tanpa ilmu, tetapi ilmu itu akan bertambah terus kalau kamu pakai."
Sekejap bangun dari lamunan, ku lihat jam di kamar sudah menunjukkan 00.30 menit. tersadar dan seketika itu aku berdoa untuk almarhum bapak ku.
Pada suatu ketika kelulusanku sudah aku terima,dari beberapa tahapan yang sudah aku tempuh dari mulai kkn skripsi dan ujian pendadaran selesai.
Aku mulai meninggalkan kotaku dari sinilah perjuangan yang sesungguhnya baru dimulai. sudah siap apapun yang terjadi adalah sebuah perjalanan hidup.
Tidak mudah untuk pendatang baru yang masih punya idealis yang tinggi, tanpa koneksi dan tanpa skill ketrampilan sebagai kelulusan yang masih baru. apalagi masa itu memang masih membudaya kolusi dan nepotisme.
Tetapi memang jalan itu tidak semua gelap pasti ada yang terang, usaha tanpa kenal lelah dan selalu berdoa.
Siang itu aku dapat kabar untuk tes wawancara dari temen,yang tempo hari memintaku untuk melamar kerja.
Panggilan akrabnya adalah sigi. "San mau ga melamar kerja di tempat kerja aku?" sambil berjabat tangan kita saling menatap wajah kita berdua. saling tersenyum wajarlah kita sudah lama tidak bertemu. Oh, iya namaku hasan.
"makasih gi, secepatnya aku kirimkan lamarannya." tanpa kita sadari obrolan kita sudah lama dan seketika itu pula aku mohon pamit.
Ternyata tidak semua keinginan akan selalu terwujud, tetapi dari semua yang sudah kita lakukan ada hikmahnya. pada intinya aku tidak diterima di tempat kerja temen, tetapi bekerja di tempat lain.
Di suatu hari masih dalam keramaian kota metropolitan, dan hiru pikuk lalu lintas dikebisingan deru mobil, kepekatan polusi udara yang semakin hitam kelam menenggelamkan pikiranku sesaat.
bahwa hidup di kota besar berat, mulai lah persepsi harus berubah.
dalam hatiku berkata," disinilah mencari uang bukan mencari pekerjaan ".
Ya sambil duduk di trotoar kebetulan belum terlalu panas pagi itu,ada bayangan pohon yang menutupi badanku.
"Berarti kalau cari uang,tidak harus memilih pekerjaan, sedang kalau mencari kerja, memilih milih pekerjaan yang menuntut idealisme".
Satu hisapan rokok sambil merenung menentukan sikap, hari makin siang saat itu pula semangat tumbuh dan aku bergegas pulang ke kontrakan ,yang berukuran kecil cukuplah untuk satu orang.
Hari berikutnya dengan semangat baru untuk mencari uang tidak lagi mencari pekerjaan. Langkah ku semakin percaya diri karena bulan depan sewa kamar harus di bayar, bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Aku sudah bergabung dengan temen temen yang tempo hari sudah mengajakku bekerja.
"Nah gitu san,semangat kerjaan ini halal tidak usah malu,belum saatnya kamu bergengsi." Sapaan pertama pagi ku oleh fajar,dia dulu kakak angkatan aku waktu di kampus.
"Bisa ga makan kamu di metropolitan,kalau masih gengsi," dari sebelah fajar si ahmad ikut berkomentar.
"Siap broo,perjuangan masih panjang, " teriak ku agak keras sambil tangan kanan mengepalkan ke atas pertanda semangat pagi itu.
Dari sesuatu yang tidak kita sukai,belum tentu akan membawa dalam kondisi yang buruk.tinggal bagaimana kita menjalankan pekerjaan.
Bermula dari niat baik maka akan mendapatkan yang terbaik dari segi pertemanan dan dalam dunia kerja.
Betul sekali pekerjaan ini tidak membutuhkan satu lembarpun kertas lamaran. Tapi segala sesuatu asalkan iklas tulus dan disiplin jujur semua akan menemukan jalannya.