Pak Darma adalah seorang pengusaha yang pernah sukses. Namun, karena beberapa keputusan bisnis yang salah dan kejatuhan pasar yang tidak terduga, ia mulai kehilangan kendali atas perusahaannya. Akhirnya, ia terpaksa meminjam uang dalam jumlah besar dari seorang konglomerat kejam, Dimas Santoso. Dimas adalah CEO dari perusahaan multinasional yang sangat berpengaruh, namun dikenal karena sifatnya yang dingin dan tidak berperasaan. Alia tak pernah tahu bahwa ayahnya sedang berada di ujung tanduk, berusaha menyelamatkan perusahaan keluarga dari kebangkrutan. Setiap hari, Alia bekerja keras dan mencoba memberikan yang terbaik di tempat kerjanya, tak menyadari bahwa di rumah, ayahnya sedang berjuang melawan waktu dan tekanan finansial yang tak kunjung reda.
Di sebuah kota metropolitan yang gemerlap, tinggal seorang perempuan muda bernama Alia. Dia adalah seorang desainer grafis berbakat yang bekerja di sebuah perusahaan kecil namun bergengsi. Hidupnya sederhana, namun bahagia, penuh dengan impian dan harapan untuk masa depan yang cerah. Namun, hidupnya berubah drastis ketika ayahnya, Pak Darma, terjerat dalam masalah keuangan yang berat.
Pak Darma adalah seorang pengusaha yang pernah sukses. Namun, karena beberapa keputusan bisnis yang salah dan kejatuhan pasar yang tidak terduga, ia mulai kehilangan kendali atas perusahaannya. Akhirnya, ia terpaksa meminjam uang dalam jumlah besar dari seorang konglomerat kejam, Dimas Santoso. Dimas adalah CEO dari perusahaan multinasional yang sangat berpengaruh, namun dikenal karena sifatnya yang dingin dan tidak berperasaan.
Alia tak pernah tahu bahwa ayahnya sedang berada di ujung tanduk, berusaha menyelamatkan perusahaan keluarga dari kebangkrutan. Setiap hari, Alia bekerja keras dan mencoba memberikan yang terbaik di tempat kerjanya, tak menyadari bahwa di rumah, ayahnya sedang berjuang melawan waktu dan tekanan finansial yang tak kunjung reda.
Suatu sore, saat Alia sedang menikmati secangkir kopi di kantornya, ia menerima panggilan dari ayahnya. "Alia, bisakah kamu pulang sekarang? Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kita bicarakan," kata Pak Darma dengan suara penuh kekhawatiran.
"Ada apa, Pa? Kenapa terdengar sangat cemas?" tanya Alia, merasa ada yang tidak beres.
"Tolong pulang secepatnya, Alia. Ini penting," jawab Pak Darma sebelum menutup telepon.
Alia merasa ada sesuatu yang serius, segera membereskan mejanya dan berpamitan kepada rekan kerjanya. Perjalanan pulang terasa lebih panjang dari biasanya, pikirannya dipenuhi dengan berbagai spekulasi tentang apa yang sedang terjadi. Sesampainya di rumah, ia melihat wajah ayahnya yang tampak jauh lebih tua dari usianya dan penuh dengan kecemasan.
"Papa, ada apa ini?" tanya Alia dengan cemas, melihat ayahnya dan seorang pria yang tak dikenal duduk di ruang tamu.
Pak Darma menatap putrinya dengan mata penuh penyesalan. "Alia, ini adalah Dimas Santoso. Papa punya hutang besar padanya, dan kita tidak punya cara lain untuk membayarnya."
Alia memandang pria itu dengan penuh curiga. Dimas Santoso, CEO terkenal yang sering muncul di media, tampak dingin dan penuh percaya diri. "Apa yang kau inginkan dariku?" tanyanya dengan suara tegas.
Dimas menatap Alia dengan tatapan tajam. "Aku ingin kau menikah denganku, Alia. Itu satu-satunya cara agar hutang ayahmu bisa dilunasi."
Alia terkejut. "Menikah? Kau tidak serius, kan? Ini bukan abad pertengahan!"
Dimas tersenyum tipis. "Aku sangat serius. Ayahmu tidak punya cara lain untuk melunasi hutangnya, dan aku butuh istri yang bisa mendampingiku dalam bisnis ini. Kau tidak punya pilihan lain, kecuali kau ingin melihat ayahmu kehilangan segalanya."
Pak Darma meraih tangan Alia, matanya penuh dengan air mata. "Maafkan Papa, Alia. Papa tidak tahu harus bagaimana lagi."
Alia merasa dunia seolah runtuh di sekelilingnya. Pilihan yang ada di hadapannya sangat kejam dan tidak adil, namun ia tidak bisa melihat ayahnya kehilangan segalanya. Dengan hati yang berat, ia menatap Dimas. "Baiklah, aku akan menikah denganmu. Tapi jangan pernah berpikir bahwa aku akan mencintaimu."
Dimas mengangguk, puas dengan jawabannya. "Kita akan lihat nanti, Alia. Pernikahan ini akan berlangsung dalam waktu seminggu. Bersiaplah."
Malam itu, Alia tak bisa tidur. Hatinya dipenuhi dengan kebingungan dan keputusasaan. Ia berusaha memahami situasi yang tiba-tiba menyerangnya, namun tetap merasa sulit menerima kenyataan bahwa hidupnya kini tergantung pada pria yang baru saja dikenalnya.
"Kami tidak punya pilihan lain," gumam Alia kepada dirinya sendiri, mencoba menenangkan hatinya yang bergolak. "Demi Papa, aku harus melakukannya."
Hari-hari berikutnya, Alia menjalani persiapan pernikahan dengan hati yang berat. Ibunya, Bu Darma, berusaha memberikan dukungan moral sebanyak mungkin, meski dia sendiri juga tampak hancur oleh situasi yang ada.
"Kamu pasti kuat, Alia. Kita harus melalui ini bersama," kata Bu Darma sambil memeluk putrinya.
Alia hanya bisa mengangguk. Setiap malam, ia menangis dalam diam, merasa hidupnya hancur dalam sekejap. Teman-temannya mulai merasakan perubahan pada dirinya, namun Alia terlalu takut untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Pada hari sebelum pernikahan, Dimas datang untuk membicarakan beberapa detail. "Aku ingin memastikan bahwa kau tahu peranmu dalam pernikahan ini, Alia. Kau akan menjadi istri yang mendukungku di depan publik, tapi jangan harap ada kehangatan dariku."
Alia menatap Dimas dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa kau begitu kejam? Apa salahku padamu?"
Bab 1 Menikah
25/07/2024
Bab 2 Menjalani hidup
25/07/2024
Bab 3 Setelah pernikahan yang dingin
25/07/2024
Bab 4 Suatu hari
25/07/2024
Bab 5 Alia merasa ada harapan baru
25/07/2024
Bab 6 Pagi hari di rumah
25/07/2024
Bab 7 Hatinya terasa hancur
25/07/2024
Bab 8 menarik perhatian Alia
25/07/2024
Bab 9 Hari-hari setelah kedatangan Nia
25/07/2024
Bab 10 Ketika Alia turun dari kamar tidur
25/07/2024
Bab 11 Satu hal yang semakin membebani Alia
25/07/2024
Bab 12 Hari pertama Alia di tempat kerja baru
25/07/2024
Bab 13 perasaan campur aduk
25/07/2024
Bab 14 Hari-hari berlalu dengan cepat
25/07/2024
Bab 15 Perasaan yang Kian Tak Terelakkan
29/08/2024
Bab 16 Menyelami Batin yang Bergolak
29/08/2024
Bab 17 Menghadapi Masalah yang Semakin Membesar
29/08/2024
Bab 18 Ketegangan yang Tak Terhindarkan
29/08/2024
Bab 19 Pergulatan Batin
29/08/2024
Bab 20 Ketika Realita Menjadi Terlalu Berat
29/08/2024
Bab 21 Menerima Kenyataan yang Pahit
29/08/2024
Bab 22 Badai yang Menerpa
29/08/2024
Bab 23 Menghadapi Gelombang Baru
29/08/2024
Bab 24 Menyusuri Jalan Kelam
29/08/2024
Bab 25 Bayangan Gelap
29/08/2024
Bab 26 Kegelapan di Hati
29/08/2024
Bab 27 Kegelapan Menggulung
29/08/2024
Bab 28 Menyambut Cahaya
29/08/2024
Buku lain oleh Agus
Selebihnya