Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Pernikahan yang tergelar sangat mewah di gedung ternama ibu kota. Pengantin pria termasuk orang berpengaruh di negara ini. Namun, terdengar banyak sekali kabar miring mengenai mempelai wanita yang akan menjadi istri pria tersebut.
"Arthur tidak pernah dekat dengan siapapun, siapa yang akan menjadi istrinya. Katanya dia dijodohkan oleh keluarganya," bisik salah satu tamu undangan.
"Aku pikir dia akan menikah dengan Nona Celine, secara di perusahaan mereka sangat dekat!" kekeh satunya.
"Bagaimana tidak dekat, Celine sekertaris Tuan Arthur. Dengar-dengar sih calon pengantinya model ternama di luar negeri," komentar yang lainnya.
Perbincangan para tamu undangan terhenti saat acara pernikahan di mulai. Semua mata terpukau melihat kecantikan sang mempelai wanita. Tubuhnya tinggi semampai, wajahnya sangat cantik terlebih dengan balutan gaun pengantin yang sangat cocok di tubuhnya.
"So pretty!" puji salah satu tamu undangan.
Mempelai perempuan itu tersenyum menyapa tamu undangan yang dia yakini tamu suaminya. Begitupun dengan Arthur meski wajahnya di paksakan untuk tersenyum. Keduanya terlihat sangat cocok, tampan dan cantik.
"Ingat perjanjian yang sudah kita sepakati!" bisik Arthur penuh penekanan.
Alena tersenyum tipis mengusap lengan Arthur pelan. "Satu tahun bukan? Kamu tenang saja suamiku, semua akan berjalan sesuai dengan skenario yang kamu buat. Kalau tidak sesuai itu artinya kamu jatuh cinta kepadaku!" bisik Alena sensual.
Arthur tersenyum smirk. "Saya tidak tertarik denganmu, bocah ingusan!"
Keduanya tidak sadar jika menjadi pusat perhatian saat ini. Di pikiran para tamu undangan, keduanya terlihat sangat romantis. Tidak tahu saja apa yang sedang mereka bahas.
"Sayang, kamu cantik sekali!" Meylen menghampiri anak dan menantunya ia memeluk tubuh Alena erat.
"Makasih, Tante." Alena tersenyum malu, meski tidak beruntung menikahi suami menyebalkan seperti Arthur setidaknya keluarga suaminya sangat baik kepadanya.
"Arthur, jaga Alena baik-baik. Kamu harus ingat wasiat papa kamu! Awas saja kalau sampai kamu melukai menantu mama!" Peringat Meylen pada putranya.
Arthur hanya diam melirik mamanya pun tidak. Ia sendiri masih kesal dengan wasiat papanya yang meminta dirinya menikah dengan bocah ingusan sepertinya.
"Mama tenang saja, Mas Arthur pasti akan menjaga Alena dengan baik. Iya kan, Mas?" tanya Alena sembari mencubit pinggang Arthur pelan.
"Iya." Arthur menatapnya tajam, Meylen turun bergantian dengan para tamu undangan yang lain. Alena hanya tersenyum karena ia sendiri tidak mengenali.
Namun, satu tamu undangan yang sedikit berbeda interaksinya dengan Arthur begitupun dengan sikap Arthur yang berbeda.
"Selamat untuk pernikahan Anda Tuan, saya harap Anda akan bahagia dengan pernikahan ini!" ucap seorang wanita cantik dengan dress merah. Ia memeluk tubuh Arthur singkat.
"Terima kasih, Celine." Arthur membalas pelukan wanita itu.
Alena tersenyum miring lalu dengan saja melingkarkan tangannya di lengan Arthur. "Sayang, siapa wanjta ini? Dia terlihat sangat dekat denganmu?" tanyanya dengan nada manja.
"Celine, sekertaris Tuan Arthur!" Celine dengan mandiri memperkenalkan diri.
Alena tersenyum tipis, dilihat dari make up nya yang sangat tebal sudah cukup membuat Alena mengetahui sifat perempuan di hadapannya ini.
"Oh sekertaris Mas Arthur, aku pikir mantan pacarnya. Kelihatannya kalian sangat dekat," sindir Alena.
"Alena!" tegur Arthur.
Celine tertawa mendengarnya. "Mbak, bisa aja mana mungkin saya mantan pacarnya. Kalau begitu saya pergi dulu, semoga bahagia untuk pernikahan kalian!" ucap Celine dengan senyum paksa.