Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri untuk Tuan Muda

Istri untuk Tuan Muda

NabilaPutrii

5.0
Komentar
Penayangan
1
Bab

Alena terpaksa meninggalkan karirnya sebagai model ternama di luar negeri lantaran ia harus memenuhi amanat mendiang orang tuanya untuk menikah dengan anak sahabat orang tuanya. Alena, tiba-tiba saja harus terikat dalam sebuah hubungan pernikahan dengan pria asing. Alena tidak menyangka jika kehidupannya berubah 180° setelah menjadi istri seorang Tuan Muda. Alena dan juga Arthur suaminya telah membuat kesepakatan, perjanjian di atas kontrak jika mereka akan menyetujui perjodohan itu dengan kontrak pernikahan satu tahun. Setelah kontrak itu selesai keduanya akan mencari alasan untuk berpisah. Namun, di pertengahan jalan Alena justru merasakan sesuatu yang berbeda. Akankah dia mulai mencintai Arthur? atau keduanya tetap berpisah sesuai dengan rencana awal mereka?

Bab 1 Pernikahan

Pernikahan yang tergelar sangat mewah di gedung ternama ibu kota. Pengantin pria termasuk orang berpengaruh di negara ini. Namun, terdengar banyak sekali kabar miring mengenai mempelai wanita yang akan menjadi istri pria tersebut.

"Arthur tidak pernah dekat dengan siapapun, siapa yang akan menjadi istrinya. Katanya dia dijodohkan oleh keluarganya," bisik salah satu tamu undangan.

"Aku pikir dia akan menikah dengan Nona Celine, secara di perusahaan mereka sangat dekat!" kekeh satunya.

"Bagaimana tidak dekat, Celine sekertaris Tuan Arthur. Dengar-dengar sih calon pengantinya model ternama di luar negeri," komentar yang lainnya.

Perbincangan para tamu undangan terhenti saat acara pernikahan di mulai. Semua mata terpukau melihat kecantikan sang mempelai wanita. Tubuhnya tinggi semampai, wajahnya sangat cantik terlebih dengan balutan gaun pengantin yang sangat cocok di tubuhnya.

"So pretty!" puji salah satu tamu undangan.

Mempelai perempuan itu tersenyum menyapa tamu undangan yang dia yakini tamu suaminya. Begitupun dengan Arthur meski wajahnya di paksakan untuk tersenyum. Keduanya terlihat sangat cocok, tampan dan cantik.

"Ingat perjanjian yang sudah kita sepakati!" bisik Arthur penuh penekanan.

Alena tersenyum tipis mengusap lengan Arthur pelan. "Satu tahun bukan? Kamu tenang saja suamiku, semua akan berjalan sesuai dengan skenario yang kamu buat. Kalau tidak sesuai itu artinya kamu jatuh cinta kepadaku!" bisik Alena sensual.

Arthur tersenyum smirk. "Saya tidak tertarik denganmu, bocah ingusan!"

Keduanya tidak sadar jika menjadi pusat perhatian saat ini. Di pikiran para tamu undangan, keduanya terlihat sangat romantis. Tidak tahu saja apa yang sedang mereka bahas.

"Sayang, kamu cantik sekali!" Meylen menghampiri anak dan menantunya ia memeluk tubuh Alena erat.

"Makasih, Tante." Alena tersenyum malu, meski tidak beruntung menikahi suami menyebalkan seperti Arthur setidaknya keluarga suaminya sangat baik kepadanya.

"Arthur, jaga Alena baik-baik. Kamu harus ingat wasiat papa kamu! Awas saja kalau sampai kamu melukai menantu mama!" Peringat Meylen pada putranya.

Arthur hanya diam melirik mamanya pun tidak. Ia sendiri masih kesal dengan wasiat papanya yang meminta dirinya menikah dengan bocah ingusan sepertinya.

"Mama tenang saja, Mas Arthur pasti akan menjaga Alena dengan baik. Iya kan, Mas?" tanya Alena sembari mencubit pinggang Arthur pelan.

"Iya." Arthur menatapnya tajam, Meylen turun bergantian dengan para tamu undangan yang lain. Alena hanya tersenyum karena ia sendiri tidak mengenali.

Namun, satu tamu undangan yang sedikit berbeda interaksinya dengan Arthur begitupun dengan sikap Arthur yang berbeda.

"Selamat untuk pernikahan Anda Tuan, saya harap Anda akan bahagia dengan pernikahan ini!" ucap seorang wanita cantik dengan dress merah. Ia memeluk tubuh Arthur singkat.

"Terima kasih, Celine." Arthur membalas pelukan wanita itu.

Alena tersenyum miring lalu dengan saja melingkarkan tangannya di lengan Arthur. "Sayang, siapa wanjta ini? Dia terlihat sangat dekat denganmu?" tanyanya dengan nada manja.

"Celine, sekertaris Tuan Arthur!" Celine dengan mandiri memperkenalkan diri.

Alena tersenyum tipis, dilihat dari make up nya yang sangat tebal sudah cukup membuat Alena mengetahui sifat perempuan di hadapannya ini.

"Oh sekertaris Mas Arthur, aku pikir mantan pacarnya. Kelihatannya kalian sangat dekat," sindir Alena.

"Alena!" tegur Arthur.

Celine tertawa mendengarnya. "Mbak, bisa aja mana mungkin saya mantan pacarnya. Kalau begitu saya pergi dulu, semoga bahagia untuk pernikahan kalian!" ucap Celine dengan senyum paksa.

Setelah kepergian Celine, Alena langsung melepaskan tangannya yang melingkar di lengan Arthur. "Ingat ya mas kalau sampai aku tahu kamu punya hubungan dengan wanita lain di luar sana. Habis kamu sama aku!" ancam Alena.

"Itu urusanku, jangan kelewat batas! Ingat perjanjian yang sudah kita sepakati!" ucap Arthur datar.

Setelah acara pernikahan selesai keduanya kembali ke kamar pengantin mereka. Ranjang yang sudah di hias sedemikian rupa, kebahagiaan pengantin baru nyatanya tidak keduanya rasakan.

Baik Alena maupun Arthur sama-sama terpaksa dalam hubungan pernikahan ini. Alena yang merelakan karirnya sebagai model di luar negeri dan justru harus terjebak dengan pria seperti Arthur dan Arthur yang merelakan masa lajangnya dengan menikahi wanita yang tidak dia cintai.

Alena menatap pantulan dirinya di cermin, ia tersenyum miris. "Bagaimana dengan nasibku setelah ini? kenapa kalian tega menikahkanku dengan pria seperti dia!" lirih Alena.

Ia ingin menolak, tetapi keinginan mendiang orang tuanya sangat sulit untuk Alena tolak. Setelah kepergian orang tuanya dua tahun yang lalu. Alena sudah hidup mandiri di luar negeri merintis kariernya sebagai seorang model dan kini harus ia tinggalkan begitu saja.

Bruak!

Alena tersentak saat sebuah map di lempar tepat di hadapannya, pelakunya tak lain adalah Arthur. Wajahnya terlihat sangat dingin dua kali lipat lebih datar dari saat mereka di luar.

"Dalam Perjanjian ini, kamu tidak berhak mencampuri hubungan asmaraku. Kalau pun saya memiliki kekasih itu bukan urusanmu!"

Alena tersenyum miring melipat kedua tangannya di dada. "Aku memang menyetujuinya, tapi bukan berarti aku setuju kalau kamu berhubungan dengan dia secara terang-terangan di depanku!" tekan Alena.

Arthur tersenyum miring, mendekatkan tubuhnya dengan Alena mengikis jarak di antara keduanya. "Kamu cemburu?"

Alena justru tertawa terbahak mendengarnya ia semakin mendekatkan wajahnya dengan Arthur bahkan jari lentiknya mengusap rahang Arthur sensual.

"Cemburu? Dengan wanita tadi? Yang benar saja, dia bahkan tidak selevel denganku. Seleramu buruk!" ejeknya.

Arthur mengepalkan tangannya menepis tangan Alena kasar. "Dia bukan kekasihku!" tekan Arthur.

"Aku tidak perduli! Aku ingin mandi, mau bersama?" tawar Alena sembari mengedipkan matanya genit.

"Gila!" umpat Arthur membuat Alena tertawa puas, baru di goda sedikit saja Arthur terlihat menggemaskan.

Arthur menunggu sembari membuka email pekerjaannya. Tubuhnya pun terasa gerah entah apa yang di lakukan Alena sehingga menghabiskan waktu sangat lama di dalam kamar mandi.

Ceklek!

Tepat saat pintu terbuka, Arthur cukup terkejut saat melihat penampilan Alena. Gadis itu, dia benar-benar sudah gila!

"Mama sengaja ganti semua pakaian aku dengan lingerie, lagian nggak ada masalah juga kan. Orang kamu sendiri yang bilang nggak akan tertarik sama aku!" ucap Alena dengan santainya.

Ia berjalan melewati Arthur begitu saja, duduk di meja rias memulai ritual perskincareannya. Arthur cukup geram melihat sikapnya ia langsung masuk ke kamar mandi menutup pintunya cukup keras.

"Apaan sih, gak jelas banget jadi orang. Kalau di lihat-lihat badan aku seksi juga ya! Ah, beruntungnya yang memilikiku nanti yang pasti bukan pria tua itu!" kekeh Alena.

Selesai dengan ritualnya ia segera tidur, Alena melihat ponselnya yang mendapat notifikasi pesan dari seseorang. Alena memutar bola matanya malas, tidak enyah juga manusia itu dari bumi.

"Udah dua tahun jadi mantan masih aja ngejar-ngejar, emang pesona seorang Alena nggak ada duanya!" kekehnya.

Alena tak menggubrisnya ia sudah lelah ingin segera tidur. Namun, mendengar pintu kamar mandi yang terbuka membuat ia mengurungkan niatnya. Matanya membola saat melihat pemandangan kesukaannya.

"Sial! Bagaiaman bisa roti sobek itu sangat menggodaku," ucapnya tanpa sadar.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh NabilaPutrii

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Istri untuk Tuan Muda
1

Bab 1 Pernikahan

18/04/2024