/0/28909/coverorgin.jpg?v=341ddf8b4db8f3ff48005139ab5ba64c&imageMogr2/format/webp)
"Bagaimana bisa hah menjaga satu orang saja kalian tidak bisa, bahkan kalian lebih bodoh darinya." ucap wanita seksi dengan dua buah jeruk yang menyembul sambil memegang kipas di tangannya."Jika seperti ini maka aku akan rugi, cepat cari dia jangan sampai kalian gagal lagi."mengibaskan tangannya.
Para bodyguard pun segera mencari keberadaan seseorang yang sudah di bayar mahal oleh pendatang yang kaya raya. Sementara wanita seksi itu pun menghampiri seseorang yang sudah sejak tadi menunggunya.
"Maaf Tuan, sepertinya gadis itu lari tetapi Tuan tenang saja, saya sudah menyuruh bodyguard saya untuk mencarinya." ucapnya dengan hati-hati.
Seseorang itu pun murka lalu ia pun menampar wanita seksi itu dan membuatnya sedikit oleng, ia pun memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari seseorang itu.
Dia pun melangkah pergi, dan menyuruh bodyguardnya untuk mencari gadis itu, sementara seorang gadis sedang bersembunyi di antara guci yang berjejer rapi di rumah bordil itu ia sangat ketakutan. Tarikkan napasnya seirama dengan bahunya yang ikut naik turun, ia begitu takut karena para bodyguard dari wanita seksi itu masih saja mencarinya.
"Tuhan tolong aku, aku tidak mau di jual kepada pria botak itu." gumamnya sambil merapal doa.
Setelah mencari ke seluruh ruangan dan tidak menemukan apapun lalu para bodyguard itu segara keluar dan mencari ke tempat lain, gadis itu pun menghembuskan napas lega setidaknya ia aman untuk saat ini. Tanpa menunggu lama lagi, ia pun segera keluar dan berlari untuk ke rumah Paman dan Bibinya.
Ia pun terus berlari tanpa melihat ke arah depan lalu salah tau bodyguard itu melihat gadis yang mereka cari lalu mengejarnya, merasa tidak aman lagi gadis itu pun semakin menambah kecepatan larinya.
Hingga menabrak seseorang dan membuat ia pun terjatuh duduk dan gadis itupun mendongkakkan kepalanya.
"Tuan tolong aku." ucapnya dengan tatapan memelas.
Lalu para bodyguard itu pun segera menghampirinya dan gadis itu semakin ketakutan ia pun semakin mencengkram kaki seseorang yang ada di hadapannya.
"Tuan tolong aku, aku tidak ingin ikut dengannya." ucapnya lagi.
Seseorang itu hanya menatap datar tidak menjawab apapun, para bodyguard itu pun semakin dekat membuat gadis itu semakin ketakutan.
"Hei, gadis itu milik kami cepat berikan." ucapnya dengan lantang.
"Cck merepotkan, ambil saja aku tidak suka ada keributan di sini apa lagi. Berhubungan dengan bocah bau kencur ini." ucapnya seolah tidak peduli dengan gadis yang sedang menatapnya.
Gadis itu menggelengkan kepalanya ia benar-benar takut jika harus melayani pria botak itu, salah satu bodyguard pun maju sayangnya ia kalah cepat dengan bersamaan ada suara tembakan yang membuat gadis itu pingsan.
Sang asisten pun segera mengambil alih pistol itu dengan sapu tangan agar menghilangkan sidik jari itu, seseorang itu pun membalikkan badannya tetapi sang asisten tidak tega melihat gadis itu pingsan.
"Tuan, gadis ini pingsan? Apa sebaiknya kita bawa kerumah." ujarnya dengan hati-hati.
"Cck merepotkan, iya sudah cepat bawa lalu bereskan orang-orang yang tidak berguna itu." ucapnya lalu ia pun meninggalkan asistennya.
Sementara pria botak sudah gelisah sedari tadi karena para bodyguardnya belum juga kembali, lalu seseorang masuk dan pintu di buka lebar ia pun masuk ke dalam ruang keluarga milik wanita seksi itu.
Wanita seksi itu terkejut lalu ia pun segera menghampirinya seperti biasanya wanita seksi itu selalu bermuka dua dan bergelayut manja di lengan seseorang itu.
"Tuan Muda Jhason, kebetulan sekali anda datang ke sini. Aku membutuhkan bantuanmu." ucapnya dengan manja.
"Apa lagi yang kurang hah, Ferisa. Kau menginginkan rumah bordil ini bahkan aku sudah memberikannya." ucapnya terdengar kesal.
Ferisa tersenyum manis lalu ia pun memeluk erat lengan Jhason, tatapan mata Jhason tertuju pada pria paruh baya dan juga botak yang sedang menatap ke arah mereka berdua.
/0/3065/coverorgin.jpg?v=20250120140602&imageMogr2/format/webp)
/0/9818/coverorgin.jpg?v=b835326f2f6e25ddf9e1d6153e202a56&imageMogr2/format/webp)
/0/13378/coverorgin.jpg?v=20250123145107&imageMogr2/format/webp)
/0/17104/coverorgin.jpg?v=20240508175506&imageMogr2/format/webp)
/0/19691/coverorgin.jpg?v=697aadf68d41fe77dac4fb9909e70655&imageMogr2/format/webp)
/0/17300/coverorgin.jpg?v=20240328170545&imageMogr2/format/webp)
/0/16503/coverorgin.jpg?v=0a6f06fe1619a44b1ef011902c6cc2eb&imageMogr2/format/webp)
/0/7195/coverorgin.jpg?v=66de677581964fb1265823dbf8169755&imageMogr2/format/webp)
/0/22445/coverorgin.jpg?v=662fcc633e4f66f261acb816aa0ad00b&imageMogr2/format/webp)
/0/15990/coverorgin.jpg?v=44f540b94ce0197a5b7a675c8a67cea7&imageMogr2/format/webp)
/0/18144/coverorgin.jpg?v=15b1340d5ddc298759b5c0fc43f49d98&imageMogr2/format/webp)
/0/14607/coverorgin.jpg?v=be4cb27234bbbf8ce81d5cf15a97b98f&imageMogr2/format/webp)
/0/16286/coverorgin.jpg?v=20240208170019&imageMogr2/format/webp)
/0/14608/coverorgin.jpg?v=20250123120159&imageMogr2/format/webp)
/0/30175/coverorgin.jpg?v=20251227164914&imageMogr2/format/webp)
/0/22408/coverorgin.jpg?v=1226fa8b4cc3b87b92c0424c9f6eff04&imageMogr2/format/webp)