Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
POV Agustinaa.
"Eh...eeehhhmmm....Oh Iya ada di kantong tas kecilku. Maaf aku baru ingat!" ucapnya dan langsung masuk ke dalam kamar lagi.
Aku siapkan nasi goreng, kopi hitam dan ayam goreng yang sudah kumasak tadi.
"Mas, makan yu’ mumpung masih panas mas!" Teriakku dari meja makan.
"Iya sebentar." Tak lama kemudian dia datang dengan membawa ponselnya.
"Tumben bawa ponsel waktu makan pagi? Biasanya kalau makan kamu tidak suka aku bermain ponsel?" Tanyaku ketus.
"Oh, iya, ini loh, Pak Baskoro bos ku sedang mau kirim email kaTanya mau untuk bahan presentasi nanti siang. Jadi aku menunggu emailnya dan memperlajarinya dulu," ucapnya sambil duduk di kursi makan.
Kemudian aku menyendokkan nasi goreng ke piringnya dan dia mengambil ayam goreng dan telur dadar. Dia memakan dengan lahap. Dan tiba-tiba ada telpon yang masuk dan ponselnya bergetar terus. Dia melihat ke layar ponselnya dan dia diamkan saja.
"Kok gak diangkat mas? Angkatah! Biar kamu gak terganggu makannya!" ucapku.
"Sudah nanti saja, bukan telpon dari pak Baskoro kok!" Balasnya dan dia kembali makan dengan lahap. Ponselnya sudah bergetar beberapa kali, tapi tetap tak diangkatnya.
Setelah dia minum air putih sampai habis, segera dia ambil ponselnya dan berjalan ke teras depan. Terlihat dia sedang menelpon seseorang. Aku bisa melihatnya dari dalam yang tembus ke teras melalui kaca yang sudah kubuka kordennya.
Semua cucian piring kuselesaikan dan kumasuk ke kamar lagi dan menyiapkan baju kerja suamiku. Celana, kemeja dan dasinya. Sesudah itu aku berjalan ke teras untuk memanggilnya. Terlihat dia sedang berdiri dan menelpon menghadap ke arah jalanan jadi dia tak tahu kalau aku datang ke teras.
"Hm, ya sudahlah, tunggu saja ya disana. Aku tidak lama kok, abis ini berangkat ke Kantor...Iya...Tenang saja, oke." Suaranya lembut sekali seperti berbicara dengan seorang wanita.
"Ehem..." Aku berdehem.
"Ya gak papa pak, santai saja. Baiklah, nanti bapak bisa tunggu di ruangan saya saja! Ada sekretaris saya. Segera saya ke Kantor pak, baik, terima kasih pak!" Dia meninggikan suaranya supaya terdengar olehku.
Kemudian Ponselnya dia matikan dan berbalik arah melihat ke arahku.
"Eh, udah lama kamu disitu??" Tanyanya sedikit panik.
"Hm, Kamu lagi bicara dengan siapa mas?" Tanyaku curiga. Dia terlihat berusaha untuk tenang sebelum membalasa perTanyaanku.
"Oh itu tamu ku yang calon clien itu yang tadi malam bertemu. Dia ternyata sudah datang di Kantor!" ucapnya dengan penuh nada khawatir.
"Oh, kirain dengan siapa." Aku kembali berjalan ke dalam dan mengarah ke dapur. Suamiku berjalan di belakangku dan masuk kembali ke kamar.
Aku langsung menghidupkan air untuk mengisi tabung cucian dan memberikan detergennya. Setelah airnya cukup aku langsung putar dan mesin cuci pun hidup menggiling.
Ku berjalan ke kamar untuk membantu suamiku siap-siap menuju ke Kantor.
"Kamu sudah siap mas?" Tanyaku.
"Sudah sayang. Aku buru-buru ya sayang." Dia langsung mengambil tas kerjanya kemudian mencium keningku. Dia berjalan cepat ke arah mobil dan langsung pergi menghilang.
Aku masuk ke dalam rumah dan menutup pintu depan dan menguncinya.
Kumasuk ke dalam kamar untuk merapikan kembali ranjang tidurku.
Drrrtttttt Drrrrrrrttttttt
Kucari suara Ponsel yang berbunyi getas. Ternyata Ponsel mas Brahma yang berbunyi. Dan aku melihat PONSEL ya terjatuh di bawah nakas. Mungkin dia tak tahu kalau PONSEL nya terjatuh.
Kuambil PONSEL nya yang masih bergetar. Di layar tampak ada telpon masuk dari Diana Sweat.
"Siapa ini Diana Sweat?" Kudiamkan saja dan kuletakkan kembali diatas nakas.