Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Rumah Tanggaku Hancur Karena Ibu Mertua

Rumah Tanggaku Hancur Karena Ibu Mertua

allyaalmahira

5.0
Komentar
5.4K
Penayangan
100
Bab

Berkorban demi menutupi kekurangan sang suami, adalah hal yang saat ini dilakukan Zahra, setelah lima tahun menikah, kini Zahra tiba tiba mengaku tak dapat memiliki keturunan karena mandul. Setelah mendengar kabar tak menyenangkan itu, kini Fatimah hilang respeck pada Zahra menantunya, hingga ia mencoba menjodohkan Roni pada wanita pilihannya, dan memaksa Roni untuk menceraikan Zahra.

Bab 1 Karena Pengakuan Zahra

"Jadi, apa lagi yang kamu harapkan dari Zahra? Setelah lima tahun kalian menikah, hari ini Zahra mengaku bahwa dia ngga bisa memiliki keturunan, pantas selama ini kalian susah punya anak, ternyata istrimu mandul."

Terdengar ucapan itu yang kini menggema disetiap sudut rumahnya, kebencian sang mertua terhadap menantu kian memuncak, lantaran sebuah pengakuan yang baru saja Zahra ucapkan.

"Ibu ngga mau tau, kamu harus ceraikan Zahra, dan ibu akan menjodohkanmu dengan anak teman ibu," ucap Fatimah yang membuat Roni terbelalak, tak menyangka ucapan itu sampai ketelinganya.

"Ngga bisa gitu dong bu, pernikahan itu ngga boleh berakhir dengan perceraian, ibu kan tau Allah sangat membenci perceraian,"

"Terus, apa kamu masih mau bertahan dengan wanita ngga berguna itu? Nikah itu tujuannya punya anak Roni, bukan hanya karena cinta kalian berdua, dan kalau sekarang istri kamu aja mandul dari mana kalian bisa punya anak? Kamu ga mikirin ibu? Ibu udah tua, ibu pengen punya cucu. Ibu ngga mau tau, secepatnya kamu ambil keputusan, ibu juga ngga sudi Zahra lebih lama lagi tinggal dirumah kita ini," tambah Fatimah yang lalu meninggalkan tempat.

Mendengar ucapan itu membuat Roni bingung, entah tindakan apa yang harus ia ambil saat ini. Untuk menceraikan Zahra sepertinya tidak mungkin, karena Roni sangat mencintai istrinya itu.

Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, selama itu Zahra menjalankan kewajibannya dengan sangat baik, sebagai istri ia pandai membuat hati suaminya tenang, bahkan ia selalu berusaha untuk membuat Roni bahagia, menyerahkan seluruh jiwa dan raganya demi seseorang yang ia cinta.

Namun, jika sang ibu terus menuntutnya untuk menceraikan Zahra, tidak tau apakah hal itu akan benar benar terjadi?

Sementara Zahra yang kini berdiri seorang diri di balkon kamarnya, memandangi pemandangan hijau di sekeliling rumah.

"Mau ngga mau aku harus melakukan ini, karena aku ngga mau mas Roni sedih kalau tau yang sebenarnya, aku akan berkorban apapun demi kamu mas, agar aku bisa terus membuatmu bahagia, masa lalu ku sudah terlanjur hancur, jika kamu ngga ada pada saat itu, aku ngga tau lagi bagaimana aku saat ini." gumamnya.

Tiba tiba.. terasa sebuah tangan kini menyentuh bahunya dengan lembut, yang membuat Zahra seketika menoleh.

"Mas," sapa Zahra setelah melihat siapa seseorang dibaliknya.

"Jangan sedih ya, ini semua ujian dalam rumah tangga kita," ucap Roni yang kini merengkuh tubuh mungil istrinya itu, ucapan itu membuat Zahra mengangguk.

Perkara yang saat ini terjadi adalah, Zahra yang tiba tiba mengaku tak dapat memiliki keturunan setelah mereka berkonsultasi dengan dokter kandungannya.

Sementara kabar yang dibawakan itu adalah kabar tak benar, yang sebenarnya tidak dapat memiliki keturunan adalah Roni, tapi demi sang suami agar ia tak bersedih dan demi membalas utang budinya pada suami, Zahra mengalah dan ia mengaku bahwa dialah wanita mandul yang tak dapat memiliki keturunan itu.

"Aku minta maaf ya mas, aku ngga bisa kasih keturunan buat kamu, setelah lima tahun kita menikah, aku rasa anak adalah hal satu satunya yang kamu tunggu, tapi sekarang aku malah patahin semua semangat kamu, dan setelah kamu tau soal ini, apa kamu kecewa sama aku mas? Apa kamu mau ninggalin aku?"

"Sayang, apapun yang terjadi sama kamu saat ini, aku ngga pernah kecewa, dan aku ngga akan pernah ninggalin kamu sampai kapanpun. Aku mencintai kamu sudah lebih lama dari usia pernikahan kita, dan cinta itu ngga akan seketika hilang hanya karena permasalahan ini."

"Tapi ini permasalahan serius mas, apa kamu yakin dengan keputusanmu?"

"Memang permasalahan ini bisa dianggap serius, tapi kalau kita banyak berdoa dan memohon pada Allah, insyaallah takdir ini akan berubah, kamu tenang ya yang sabar, semoga ada hikmah dibalik ini semua," jawab Roni yang membuat Zahra tersenyum bahagia.

Setidaknya pengorbanannya ini tidak sia sia, pengorbanan membuat sang suami bahagia. Dan tindakannya kali ini adalah tindakan yang dianggapnya tepat.

Terhanyut dalam kesedihan, hingga tak terasa hari mulai petang, Roni yang kini keluar kamar, hendak menuju dapur, namun tiba tiba sang ibu memanggilnya dan membuat langkahnya terhenti.

"Roni. Kamu siap siap ya, ibu mau ajak kamu ke resto," ucap Fatimah kala sibuk dengan majalah yang ada ditangannya saat ini.

"Ke resto? Yaudah sebentar ya bu, aku bilang Zahra dulu, biar dia siap siap juga."

"Eh eh eh ngga usah ngapain sih ngajak istri kamu yang ngga berguna itu? Lagian kita ke resto itu karena ibu mau kenalin kamu sama anak temen ibu, bukan untuk makan malam bersama dia," ucap Fatimah yang membuat Roni terbelalak.

"Anaknya cantik Ron, baik, dari keluarga terpandang, dan yang penting kelak kamu bisa punya keturunan dari dia," tambah Fatimah yang kini menaruh majalah itu dan terfokus pada wajah sang anak dihadapannya.

"Astafirullah ibu, apa apaan sih? Aku ngga mau."

"Kenapa ngga mau?"

"Bu, tolong dong hargai perasaan Zahra, dia itu istriku bu, kasihan kalau sampai dia denger ucapan ibu ini, dia pasti akan sakit hati."

"Bodo amat, suruh siapa jadi menantu ngga berguna, biar aja dia denger ucapan ini biar dia sadar dan tau diri, masih pantas ngga dia berada dirumah ini?" jawab Fatimah yang membuat Roni melebarkan mata.

"Aku mohon bu jangan seperti ini, kenapa sih ibu berubah? dulu ibu ngga kaya gini."

"Kamu fikir aja sendiri Ron, ibu kecewa sama istri kamu itu, lima tahun ibu nunggu kalian kasih cucu ke ibu, karena ibu pengen banget punya cucu, malah sekarang ternyata dia mandul. Emang kamu sebagai suami ngga kecewa sama istri mandul kamu itu?"

"Ini nama nya ujian bu, jika disuruh memilih aku yakin Zahra pun ngga mau ada disaat ini, saat dimana dia benar benar terpukul dengan keadaan nya saat ini, dan aku sebagai suami akan selalu buat dia semangat bu, bukan malah tiba tiba meninggalkannya hanya untuk berkenalan dengan wanita lain," jawab Roni yang membuat Fatimah tersenyum sadis.

"Kamu benar benar bodoh Roni, kamu udah buta karena cinta, sampai sampai kamu ngga tau lagi yang mana yang harus dipertahanin dan yang mana yang harus kamu buang, wanita seperti Zahra ngga pantas kamu pertahanin, buat apa? Dia udah ngga berguna," tambah Fatimah dengan wajah muram.

Sementara Zahra yang kini tertegun, terdiam tanpa kata kata, mendengar semua ucapan pedas dari Fatimah, ucapan itu membuatnya menangis, kata kata yang dianggap mengiris hatinya itu terus terngiang-ngiang di telinganya.

Tak menyangka jika sifatnya akan berubah drastis karena permasalahannya saat ini. Fatimah yang dulu terlihat sangat menyayangi Zahra, namun kini tampak sangat membencinya, bahkan ia berniat menjodohkan putranya dengan wanita pilihannya, lalu ia anggap apa Zahra saat ini?

•••

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh allyaalmahira

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku