DILEMA KARENA CINTA

DILEMA KARENA CINTA

Aa Zigant

5.0
Komentar
226
Penayangan
26
Bab

Jangan lupa sebelum baca subscribe terlebih dahulu. "Fani Santika, detik ini aku talak kamu. Sekarang kamu bebas!" seru Adam lantang membuat Fani menegang sedangkan Raka hanya tersenyum sambil mengusap bibirnya yang berdarah. Pasca bercerai dari Fani, Adam menjadi sosok pria yang dingin Dan Arogant. Hingga dia bertemu gadis desa saat berkunjung di rumah Kakak angkatnya Halim. Ririn yang mengadu nasib ke kota untuk mencari kerja, tapi sayang umurnya belum cukup. Gadis itu mendapatkan tawaran untuk mengasuh putri dari duda anak satu yang tak lain Sasa. Ririn mencintai Bagas, tapi dia merasa nyaman saat bersama Adam, siapakah yang akan dipilihnya?

Bab 1 Minta cerai

"Mas Adam, aku mau kita bercerai!" seru Fani dengan santai tanpa beban.

Adam yang tengah memainkan tangan mungil putrinya terkejut, ditatapnya wajah istrinya yang baru pulang dari kemarin. Adam mencium kening Sasa putrinya yang baru berumur satu bulan itu.

"Maksud kamu apa, Yang. Sebaiknya kamu istirahat dulu," ucap Adam lembut memapah istrinya untuk duduk di tepi ranjang.

"Aku serius, Mas. Aku mau pisah!" kata Fani sambil menatap Adam.

"Yang, kalau ada masalah kita bicarakan baik-baik tidak seperti ini. Apa karena aku enggak mentransfer uang kemarin kamu marah terus minta pisah sama aku," ujar Adam dengan mencoba tenang menghadapi wanita yang begitu dicintainya.

Fani menatap pria yang sudah hampir dua tahun itu menjadi suaminya, tapi sayangnya Adam hanya seorang dosen lepas. Sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhannya selama ini, walaupun ia mencintainya. Namun, hampir satu tahun ini Fani sudah selingkuh dari suaminya.

Fani yakin kalau Sasa anak Adam karena selama ia selingkuh dengan Raka, tidak pernah melakukan hubungan intim. Wanita itu sudah berjanji setelah melahirkan akan meminta pisah dari Adam.

"Bukan, tapi aku mau pisah karena aku sudah ada pria lain," ucap Fani santai.

Adam terdiam, ia begitu ingat sudah berapa kali diperingatkan oleh Devan kalau Fani ada main di belakangnya, tetapi karena rasa cinta yang mendominasi ia mengabaikan apa yang di katakan sahabatnya itu.

Wajah yang tadinya terlihat santai dan tenang, sekarang Fani bisa melihat rahang suaminya mengeras dan terdengar suara gemeretak dari giginya menahan marah.

Kedua tangan Adam mengepal untuk tidak sampai hilang kendali dengan apa yang didengarnya langsung dari mulut wanita yang hampir dua tahun ini menjadi istrinya.

"Tinggalkan dia, aku akan menerima mu lagi demi Sasa," kata Adam dengan wajah dingin.

"Keputusanku sudah bulat, Mas. Maaf selama ini belum pernah menjadi istri dan ibu yang baik buat mu dan Sasa," ucapnya sambil menatap Adam, "semoga kamu dapat perempuan yang baik sepertimu."

Fani berjalan menuju ke lemari dan mulai mengambil kopernya, saat wanita itu sudah selesai mengemas pakaiannya dia segera meninggalkan Adam dan putrinya di kamar. Perempuan itu terkejut saat membuka pintu ada Mirna mertuanya.

"Fani Mama mohon, Nak. Jangan tinggalkan Adam dan putrimu, kasihan dia masih kecil masih membutuhkan asi dan kasih sayang seorang Ibunya," kata Mirna sambil menangis.

"Maaf Mam, ini sudah jadi keputusan Fani. Lagian Sasa tidak pernah aku kasih asi, jadi Mama enggak usah khawatir," ucap Fani

Tiba-tiba Wanita paruh baya itu bersujud di depan Fani, memohon supaya tidak meninggalkan putra dan cucunya, tetapi apa di kata Ibu dari bayi itu melangkah keluar meninggalkan mertuanya yang sedang terduduk di lantai dengan tangis pilunya.

Adam yang baru keluar dari kamar hendak mengejar Fani langkahnya langsung terhenti saat melihat wanita yang sudah melahirkannya terduduk di lantai sambil menangis.

"Mama," kata Adam terkejut

"Adam kamu kejar Fani, Nak. Tolong kamu bujuk dia untuk kembali ke rumah, Dam," ucapnya dengan suara melemah sedetik kemudian Mama Mirna pingsan di dekapan putranya.

Dari tangga Nadia terkejut melihat apa yang terjadi, ia langsung menghampiri Om dan Neneknya sambil berucap, "Ada apa ini?" tanya Nadia

"Nadia mana Rangga?" tanya Adam dengan wajah khawatir.

"Ada apa Om?" Rangga bertanya saat sampai di dekat kamar Adam.

"Angga tolong Nenek pingsan," kata Adam panik.

"Om tenang saja, sayang kamu ambil air putih kasih ke Om Adam biar tenang!" titah Rangga

Tanpa menunggu lama Nadia segera menuju dapur untuk mengambil air buat Adam yang terlihat shock saat melihat neneknya pingsan. Gadis itu segera kembali ke ruang atas, dia menatap pria yang terlihat sedih saat ini.

"Om, sebenarnya apa yang membuat Nenek pingsan?" Nadia bertanya sambil menggendong Sasa yang sedang rewel.

Adam menceritakan semuanya, hal itu membuat Nadia terkejut. Sebenarnya gadis itu sudah tahu kalau Fani main di belakang pria yang kini di sampingnya, tetapi karena melihat Omnya begitu mencintai istrinya akhirnya ia memilih diam dan membiarkan supaya kelak tahu sendiri.

"Sekarang mana Tante Fani, Om?' tanya Nadia yang sudah terlihat kesal.

Adam menarik napas dalam dan menghembuskan secara kasar sambil berucap, "Dia pergi."

Nadia yang akan memberondong pertanyaan kepada Adam ia urungkan karena Rangga calon suaminya keluar dari kamar Omnya.

"Yang," kata Rangga

"Nenek hanya shock saja, tetapi jangan sampai beliau berpikir keras lagi, darah tingginya naik lagi. Yang apa obatnya enggak pernah di minum lagi?" tanya Rangga kepada wanita yang dicintainya itu.

"Maaf," kata Nadia

Adam hanya diam sedari tadi, kemudian ia pamit kepada Nadia serta menitipkan Sasa kepada keponakannya itu.

Adam mengendarai motor sportnya dengan kecepatan tinggi menuju ke arena balap yang sudah lama tak dikunjunginya selama menikah dengan Fani. Perjalanan yang biasa ditempuh satu jam, kini Adam hanya membutuhkan waktu hanya tiga puluh menit saja sudah sampai.

Devan sahabatnya tersenyum tipis , saat melihat Adam muncul dengan wajah yang bisa ia tebak sedang ada masalah berat.

"Ada apa, Fani tidak pulang lagi, hem?' tanya Devan sambil duduk di samping sahabatnya itu.

"Dia tidak akan pernah kembali, Van,"jawab Adam sambil menatap rekan yang lainnya yang mau ikut balapan.

"Maksudnya?" tanya Devan bingung dengan jawaban Adam.

Adam kembali menceritakan kalau Fani setelah dua hari tidak pulang, tiba-tiba minta cerai dengan alasan sudah ada pria lain selain dirinya. Devan yang mendengar itu tersenyum getir, padahal semua sudah Adam berikan kepada mantan istrinya itu. Namun, wanita rubah itu tidak juga bersyukur.

"Jadi kamu menyerah sekarang, Dam?" tanya Devan sambil menatap sahabatnya itu.

"Aku sudah menyuruhnya untuk meninggalkan Raka Nugroho, dan akan memaafkannya demi Sasa. Namun, sia-sia dia lebih memilih pengusaha kaya itu dibanding aku dosen yang tidak tetap," jelas Adam

Devan hanya bisa prihatin dengan nasib rumah tangga Adam saat ini, saat umur anaknya genap satu bulan ibu kandungnya pergi meninggalkan hanya demi pria lain yang lebih kaya dari suaminya.

"Kalau butuh apa-apa jangan sungkan untuk menghubungi," tawar Devan sambil mengusap bahu Adam.

Adam hanya tersenyum tipis, apa begitu menyedihkan dirinya saat ini sampai Devan mengatakan hal itu. Tiba-tiba handphonenya bergetar tanda ada pesan masuk. Matanya langsung melebar saat membaca pesan Nadia yang mengatakan kalau Sasa di bawa ke rumah sakit karena tiba-tiba kejang.

Adam segera berlari menuju ke motornya, Devan yang melihat itu tidak tinggal diam. Pria itu langsung merampas kunci motor Adam dengan Paksa saat tahu kalau Sasa masuk rumah sakit dari penjelasan Adam.

Setelah satu jam membelah kepadatan kendaraan ibu kota Devan baru sampai di depan UGD rumah sakit medica. Adam yang langsung melompat sebelum motor berhenti membuat Sahabatnya mengumpat sepanjang jalan menuju ruang UGD.

Wajah Adam langsung pias saat melihat Nadia menangis histeris di pelukan Rangga, pria itu menatap keduanya dengan rasa was-was.

"Bagaimana keadaan Sasa, Nad?" tanya Adam dengan suara bergetar.

Bersambung ya ....

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku