/0/28057/coverorgin.jpg?v=f3b4efcf5a91765b6e671e1a7eb8bdcb&imageMogr2/format/webp)
Pertengkaran antara Gita dan Mada meletup begitu mereka duduk di sudut kedai kopi yang nyaman. "Gita, aku tak mengerti kenapa kamu begitu keras kepala soal ini. Kenapa kamu nggak bisa melihat kesempatan yang besar ini?" seru Mada sambil mengernyitkan dahinya.
Gita menatapnya tajam, "Mada, kamu selalu berbicara soal karir dan kesuksesan, tapi apa artinya semua itu tanpa cinta dan hubungan yang nyaman? Aku tak ingin hidupku diatur oleh karir semata, aku ingin mengejar kebahagiaan dalam cinta."
Mada mendesah frustasi, "Kamu ini terlalu idealis, Gita. Dunia ini tidak hanya tentang cinta. Karir yang sukses bisa membawa kebahagiaan dan stabilitas ke dalam hubungan. Kamu nggak bisa hanya mengandalkan perasaan semata."
Gita bangkit dari kursinya dengan tangan gemetar, "Aku nggak percaya kalau kamu bisa mengabaikan perasaan. Karir boleh penting, tapi aku tak ingin mengejar sesuatu yang membuatku tidak bahagia. Kita bisa mencari jalan tengah, Mada. Aku tak ingin kehidupan ini terasa seperti penjara."
Mada menatap Gita dengan kebingungan, "Jalan tengah? Apa maksudmu? Kita tidak bisa menggabungkan dua hal sekaligus. Kamu harus memilih, Gita. Ini tentang masa depan kita."
Pertengkaran semakin memanas saat Gita membalas, "Dan masa depanku bukan hanya tentang karir. Aku nggak akan merasa sukses jika kehilangan cinta dan kebahagiaan dalam hidupku. Kamu bisa meraih kesuksesan tanpa harus mengabaikan perasaan, Mada."
Mada menggeleng frustasi, "Kamu nggak mengerti realitas, Gita. Kamu terlalu terpaku pada impian dan perasaanmu. Aku nggak bisa melihat masa depan bersamamu jika kamu tetap seperti ini."
Gita merasa kecewa, "Jadi, ini akhirnya? Kita berdua memilih jalan masing-masing?"
Mada mengangguk, "Mungkin ini yang terbaik, Gita. Kita memiliki pandangan yang berbeda tentang hidup. Aku ingin melangkah maju, dan aku butuh seseorang yang bisa melakukannya bersamaku, bukan menghambat langkahku."
Gita menatap Mada dengan sedih, "Aku harap suksesmu membuatmu bahagia, Mada. Tapi aku tak bisa mengikuti jalan yang tak sesuai dengan hatiku."
Pertengkaran itu berakhir dengan hening yang menyakitkan. Gita dan Mada, dua hati yang pernah saling berdetak, kini terpisah oleh perbedaan pandangan tentang karir dan cinta. Kedai kopi yang dulu menyaksikan tawa mereka kini menjadi saksi bisu dari akhir kisah mereka.
Suasana kedai kopi yang ramai menyaksikan pertengkaran Gita dan Mada. Namun, di tengah-tengah ketegangan, seorang pria misterius dengan senyuman samar duduk di sudut ruangan. Seakan menyadari kehadirannya, pria itu meraih gitar yang diletakkan di sampingnya.
Pria itu mulai memetik senar gitar dengan lembut, menciptakan melodi yang penuh emosi. Meskipun awalnya terasa aneh, melodi itu segera meresap ke dalam ruangan, menyelip di antara kata-kata tajam yang terucap di antara Gita dan Mada.
Gita dan Mada, awalnya terdiam oleh kejutan ini, segera terpesona oleh melodi yang tercipta. Tatap mata mereka bertemu, dan tanpa kata-kata, mereka merasa terhubung dengan alunan musik yang mengalir membelai hati yang sedang penuh emosi.
Beberapa saat kemudian, pria misterius itu menyudahi permainannya dengan senyuman lembut. Ruangan itu, yang sebelumnya penuh dengan ketegangan, kini terisi oleh keheningan yang penuh makna. Gita dan Mada saling pandang, dan tanpa perlu kata-kata, mereka merasakan keajaiban kecil yang baru saja terjadi.
"Gita, Mada, mungkin ini adalah tanda bahwa kehidupan memberikan kita momen-momen indah di tengah kesulitan," ucap pria misterius itu dengan suara lembutnya.
Gita dan Mada, yang kini dipersatukan oleh keajaiban musik tadi, saling tersenyum. Mereka menyadari bahwa terkadang, kehidupan memberikan kejutan kecil di saat-saat tak terduga, memberikan kesempatan untuk meresapi keindahan dan kedalaman emosi.
Pria misterius itu pun meninggalkan kedai kopi dengan langkah ringan, meninggalkan Gita dan Mada dengan perasaan yang berubah. Mereka sadar bahwa pertengkaran tadi, sekalipun penuh ketegangan, membawa mereka pada momen kebersamaan yang tak terlupakan. Musik telah menjadi penghubung yang menguatkan ikatan di antara mereka, dan kejutan kecil itu membuat mereka menyadari bahwa cinta dan kebahagiaan bisa muncul di tempat yang paling tak terduga.
Beberapa minggu berlalu, dan suasana hati Gita dan Mada masih terasa berat. Masing-masing berusaha menjalani hidupnya sendiri, tetapi bayang-bayang pertengkaran itu tak kunjung memudar. Gita terus berpegang pada keyakinannya bahwa cinta dan kebahagiaan adalah yang utama, sementara Mada fokus pada karirnya dengan tekad untuk meraih kesuksesan.
/0/16074/coverorgin.jpg?v=246fa5090725bfc34e68c50706f6d6ce&imageMogr2/format/webp)
/0/4708/coverorgin.jpg?v=219e2c0e9c5e3ce4008f3fc909e31b5d&imageMogr2/format/webp)
/0/30600/coverorgin.jpg?v=67b212b7a06636dcd0b54f539b945370&imageMogr2/format/webp)
/0/2841/coverorgin.jpg?v=f985878837adf7ea89879cdbb243c038&imageMogr2/format/webp)
/0/12741/coverorgin.jpg?v=0e14b610eced47453db3c9f9f039dd67&imageMogr2/format/webp)
/0/5702/coverorgin.jpg?v=23b540718c375707485c23dc4ee61687&imageMogr2/format/webp)
/0/29106/coverorgin.jpg?v=e0b80bb6923c5a6af0f776154d92beb8&imageMogr2/format/webp)
/0/13562/coverorgin.jpg?v=ab3a3efe330a58d45d57470b18db7fd7&imageMogr2/format/webp)
/0/30873/coverorgin.jpg?v=bc2b827d2200f5d671a46f287eca29d0&imageMogr2/format/webp)
/0/16958/coverorgin.jpg?v=97ed2f639923e0c792d22df0e3e325a1&imageMogr2/format/webp)
/0/29097/coverorgin.jpg?v=35c5f9bf6be1a81c4d8d7123fccf5cfd&imageMogr2/format/webp)
/0/20065/coverorgin.jpg?v=d3a986762dc81aa963d2cf4e1c9f1bb8&imageMogr2/format/webp)
/0/8454/coverorgin.jpg?v=6c6ea68b2d604a0f1fa28ba4179afb2c&imageMogr2/format/webp)
/0/19244/coverorgin.jpg?v=d120edfc595220e29f599bab7a546f88&imageMogr2/format/webp)
/0/21618/coverorgin.jpg?v=a7b5668813765121b2e786b3df0b999a&imageMogr2/format/webp)
/0/26554/coverorgin.jpg?v=0692dd6d9b982272e6b4c6b01ce23c66&imageMogr2/format/webp)
/0/30877/coverorgin.jpg?v=1535f1c97480421768dfc5f1c7e9fd86&imageMogr2/format/webp)
/0/29188/coverorgin.jpg?v=c99ab58bd6d32ddc5d2974872602c154&imageMogr2/format/webp)