Cinta tak terduga dari pembantu menjadi menantu

Cinta tak terduga dari pembantu menjadi menantu

yayah

5.0
Komentar
2K
Penayangan
20
Bab

Sari adalah wanita muda yang baik hati dan penuh dedikasi, sudah lama bekerja untuk keluarga Hartanto. Namun, dia tidak pernah membayangkan bahwa kehidupan rumah tangga Hartanto akan membawanya ke dalam kisah cinta yang tak terduga. Suatu hari, Rendra, putra sulung keluarga Hartanto, kembali dari luar negeri dan menyadari betapa pentingnya Sari dalam hidupnya.

Bab 1 Ketika Sari melintasi ruang tamu

Sari mengangkat ember berisi air dan menuju ke kamar mandi yang terletak di bagian belakang rumah. Matanya yang lembut dan penuh keletihan menunjukkan betapa beratnya beban pekerjaannya. Dia telah bekerja keras sejak pagi, dan kini sore menjelang, dia masih harus menyelesaikan banyak tugas.

Ketika Sari melintasi ruang tamu, dia bertemu dengan Rendra yang baru pulang. Rendra, seorang pria tampan dengan sikap percaya diri dan karisma yang mengesankan, tampak terkejut melihat Sari di rumah. Dia menghentikan langkahnya dan memandang wanita itu dengan penuh rasa ingin tahu.

"Selamat sore, Sari," sapa Rendra, senyum tipis di wajahnya.

Sari terkejut mendengar sapaan Rendra dan sejenak berdiri diam. Dia tahu betapa pentingnya Rendra bagi keluarga Hartanto, dan dia merasa sedikit canggung di hadapan pria itu. "Selamat sore, Tuan Rendra," jawabnya dengan suara lembut.

Rendra melihat Sari dengan pandangan yang lebih dalam dari biasanya. Dia tidak hanya melihat Sari sebagai pembantu rumah tangga, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam dari sikap wanita ini yang menarik perhatiannya. "Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Kamu terlihat sangat lelah."

Sari tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan keletihan di matanya. "Tugas-tugas seperti biasa, Tuan. Tidak ada yang terlalu berat."

Rendra mengangguk dan melanjutkan percakapan dengan nada lebih ramah. "Kalau begitu, kamu harus istirahat lebih sering. Kamu sudah bekerja sangat keras selama ini."

Sari merasa sedikit terharu mendengar perhatian Rendra. Dia hanya membalas dengan senyum. "Terima kasih, Tuan. Saya akan mencoba."

Hari-hari berlalu, dan Rendra semakin sering berada di rumah. Setiap kali dia melihat Sari, dia merasa ada sesuatu yang mengaitkan hatinya pada wanita itu. Rendra mulai memperhatikan kebiasaan Sari, bagaimana dia bekerja dengan penuh dedikasi, bagaimana dia memperlakukan anggota keluarga dengan penuh hormat.

Suatu malam, saat makan malam, Rendra duduk di meja makan bersama keluarganya. Pembicaraan mengalir, namun Rendra tampak lebih tertarik pada Sari yang sedang melayani makanan di meja makan.

"Rendra, apakah kamu sudah memutuskan untuk tinggal di sini lebih lama?" tanya ayahnya, Pak Hartanto.

Rendra menatap ayahnya sejenak sebelum menjawab, "Ya, aku berpikir untuk menetap di sini. Ada beberapa hal yang perlu aku urus."

Sari, yang sedang melayani makanan, tidak bisa menghindari percakapan ini. Dia berhenti sejenak dan mendengarkan. Meskipun dia mencoba untuk tidak terlalu memperhatikan, hatinya bergetar ketika dia mendengar nama Rendra disebut-sebut.

Satu malam, setelah makan malam, Rendra menemukan Sari duduk sendirian di taman belakang. Dia tampak pensive, dan Rendra merasa ada yang perlu dia bicarakan. Dia mendekati Sari dengan lembut.

"Sari, bolehkah aku duduk di sini bersamamu?" tanya Rendra, dengan nada yang penuh perhatian.

Sari menoleh dan tersenyum, "Tentu saja, Tuan."

Rendra duduk di samping Sari, dan ada keheningan sesaat sebelum dia memulai percakapan. "Sari, aku ingin bertanya sesuatu. Selama ini, kamu selalu bekerja sangat keras. Apakah kamu pernah memikirkan keinginanmu sendiri?"

Sari terlihat terkejut. "Keinginan saya? Saya tidak tahu, Tuan. Saya selalu fokus pada pekerjaan dan tanggung jawab saya."

Rendra menatap Sari dengan penuh perhatian. "Kamu pantas mendapatkan lebih dari sekedar pekerjaan ini. Kamu adalah seseorang yang luar biasa, dan aku merasa ada sesuatu yang lebih dari dirimu yang belum banyak orang ketahui."

Sari merasa sedikit malu dan tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya menundukkan kepala. "Terima kasih, Tuan. Itu sangat baik dari kamu untuk mengatakan hal tersebut."

Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Rendra dan Sari semakin dekat. Mereka sering berbicara dan saling memahami satu sama lain. Rendra mulai menyadari bahwa dia memiliki perasaan yang lebih dalam terhadap Sari.

Suatu hari, Rendra mengundang Sari untuk berbicara di taman. Dia tampak tegang namun bertekad. "Sari, ada sesuatu yang ingin aku katakan."

Sari menatap Rendra dengan penasaran. "Apa itu, Tuan?"

Rendra mengambil napas dalam-dalam. "Aku merasa bahwa kita telah melalui banyak hal bersama, dan aku mulai menyadari bahwa aku memiliki perasaan yang lebih dari sekadar rasa hormat terhadapmu."

Sari terdiam, matanya membulat. "Perasaan apa yang kamu maksud?"

Rendra melanjutkan, "Aku mulai jatuh cinta padamu, Sari. Aku tahu ini mungkin terdengar tidak biasa, tetapi aku tidak bisa menahan perasaanku lebih lama lagi."

Sari merasa jantungnya berdebar kencang. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Rendra, pria yang begitu berkelas dan berpengaruh, akan memiliki perasaan seperti itu terhadapnya. "Tuan Rendra, aku..."

Sebelum Sari bisa melanjutkan, Rendra mengambil tangannya dengan lembut. "Sari, aku tahu ini mungkin sulit untuk diterima, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku serius. Aku ingin membuatmu bahagia."

Sari menatap mata Rendra, merasakan kejujuran dalam setiap kata yang diucapkan. Dia merasakan perasaan yang sama, namun dia juga merasa ragu karena perbedaan status mereka.

"Rendra, aku... aku juga merasa hal yang sama, tetapi aku khawatir tentang apa yang akan terjadi," kata Sari dengan suara bergetar.

Rendra mengangguk. "Aku mengerti. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku bersedia melakukan apapun untuk membuatmu bahagia. Mari kita hadapi ini bersama."

Dengan langkah yang penuh keberanian, Sari memutuskan untuk mengikuti kata hati. Mereka berdua berdiri di bawah langit malam yang penuh bintang, dan hubungan mereka mulai memasuki babak baru dalam kehidupan mereka.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku