Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
TAKDIR CINTA DARI ALLAH

TAKDIR CINTA DARI ALLAH

Tingkerbell30

5.0
Komentar
1.2K
Penayangan
22
Bab

Bagimana jadinya jika kita-kita dijodohkan bahkan di nikahkan dengan orang asing yang tidak kita kenal, bahkan bertemu baru beberapa jam yang lalu, dan tiba-tiba dia harus menjadi pasangan kita saat juga. sepertihalnya dengan Syifa dan Devan yang di jodohkan bahkan dinikakan saat itu juga, padahal, diantara tidak ada perasaan cinta sedikitpun. bagaiman cinta bisa hadir diantara keduanya, sedangkan mereka tidak mengenal satu sama lain, bertemupun baru beberapa jam yang lalu. sedangkan Devan sendiri memiliki kekasih yang sebentar lagi mereka akan menyelenggarakan pertunangan. akankah menyetujui perjodohan mendadak itu??

Bab 1 Rumah Sakit

"Kriiinnngg.....kriinnnggg...kriiinggg.." suara jam berdering pukul 03.00 membangunkan gadis cantik dari tidurnya.

As-Syifa Anaya Khumaira, atau yang sering disapa Syifa. Gadis berparas cantik dengan mata yang meneduhkan, pipi yang sedikit berisi, dan bibir yang mungil.

Setelah mendengar jam berbunyi dia bangun dan bergegas kekamar mandi untuk mandi dan mengambil wudhu. Setelah itu dia menunaikan shalat tahajud dan membaca Al-Qur'an sembari menunggu adzan subuh berkumandang. Saat sudah memasuki waktu subuh Syifapun menunaikan sunnah dua rakaat sebelum subuh dan dilanjutkan shalat subuh.

Setelahnya Syifa kembali Mengulang hafalan Al-Qur'annya, biasanya dirinya akan melakukan murajaah hinggah waktu dhuhah tiba, tapi untuk kali ini dirinya hanya sampai pukul 06.00 saja karena Syifa harus bersiap untuk mengikuti peragaan busana di kota Jakarta.

Yaa, Syifa adalah seorang desainer muda yang berbakat. Setelah menyelesaikan pendidikannya selama empat tahun di Istanbul Turki, kini syifa telah menyandang gelar S1 tafsir Al-Qur'an dan D2 tata busana, Syifa kembali ke negara kelahirannya dan menjadi seorang desainer muda sekaligus membantu Abinya di pesantren sebagai guru tafsir Al-Qur'an.

Syifa adalah putri pertama dari Pak Rahmad dan ibu Nisa, pemilik salah satu pesantren di kota Bandung. Dia memiliki adik perempuan yang kini telah menempuh pendidikan di Kairo Mesir.

"Assalamualaikum Abi, umi." Ucap Syifa menghampiri abi dan uminya yang berada di ruang makan.

"Waalaikum salam neng geulis, tumben anak umi jam segini udah turun ? Bukanya hari ini kamu nggak ada jadwal ngajar ?" Tanya umi yang heran karena baru pukul 07.30 tapi syifa sudah turun. Biasanya dia akan turun pukul 08.30, kecuali saat ada jam mengajar pagi dia akan turun pukul 07.00 dan menunaikan dhuha di Mushola pondok bersama santriwati disana.

"Iya umi, hari ini Syifa nggak ada jadwal ngajar, tapi masa umi lupa kalo hari ini Syifa ada jadwal peragaan busana di salah satu Mall di kota Jakarta." Jawab Syifa dengan cemberut karena uminya tidak mengingat jika hari ini adalah hari penting untuk Syifa.

"Oh iya Umi lupa, hampura ya Neng Umi lupa." Ucap umi.

"Ini ada apa atuh pagi-pagi kok udah ada yang cemberut aja, kumaha anak gadis pagi-pagi kok udah cemberut pamali loh, nanti jodohnya Om-om". Goda Abi saat melihat Syifa yang sedikit badmood.

"Nggak papa Om-om yang penting sholeh, faham agama dan bisa bimbing Syifa menujuh Jannah." Jawab Syifa bercanda.

"Awas loh Neng omongan adalah Do'a." Goda umi.

"Sudah-sudah, ayo kita sarapan, kamu jadi berangkat jam berapa Neng ?" Tanya Abi pada Syifa.

"Nanti jam 08.00 Bi, soalnya nanti peragaan busananya jam 10.00, Abi sama Umi jadi datang kan ?" Tanya Syifa memastikan jika abi dan uminya bisa menghadiri acara pentingnya itu.

"Iya, Inshaa Allah nanti Abi sama Umi datang, kalau kamu berangkat sekarang berarti nggak bareng sama Abi sama Umi dong Syif ?" Tanya umi pada Syifa.

"Iya umi syifa kan harus cek in akhir juga sama model-model Syifa yang akan mengenakan baju rancangan Syifa, siapa tau nanti ada yang kurang pas, jadi Syifa masih bisa memperbaikinya." Jelas syifa pada uminya.

"Lah terus kamu berangkat sama siapa Fa, dianter sama kang Giman ya.?" Tawar Abah yang tidak tega jika melihat putrinya harus menaiki kendaraan umum.

"Iya Bi nggak papa." Ucap Syifa mengiyakan tawaran abinya, jika tidak akan jadi panjang urusannya nanti.

"Yaudah ayo sarapan dulu, nanti kamu terlambat lagi." Ucap umi.

Mereka pun sarapan bersama dan sesekali membahas tentang kemajuan pesantren yang dipimpin oleh Abinya Syifa.

Setelah sarapan Syifapun bergegas pamit dan minta do'a pada abi dan umi agar diberi kelancaran segalanya.

"Abi, Umi Syifa pamit dulu ya, maaf ya Umi Syifa nggak bisa bantuin Umi hari ini." Ucap Syifa tidak enak, pasalnya biasanya dirinya yang membantu umi mengurus pekerjaan rumah, tidak ada asisten disana karena rumah Syifa juga tidak terlalu besar.

"Tidak apa-apa sayang, Syifa berangkat aja, hati-hati ya dijalan jangan lupa berdoa biar semua dilancarkan. Nanti kalau Abi sama Umi sudah sampai disana Umi bakal hubungi Syifa." Ucap Umi.

"Iya Umi, kalau gitu Syifa pamit dulu ya Umi Abi, mohon doanya ya." Ucap Syifa kemudian menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Iya Neng hati-hati ya " ucap Abi.

"Assalamualaikum." Pamit syifa kemudian berangkat.

"Waalaikum salam." Jawab Abi dan Umi bersamaan.

Disepanjang perjalanan menuju Mall, Syifa memandangi jalanan dari jendela mobil dan menikmati hamparan kebun teh, hingga sampai akhirnya sampai di kota Jakarta, dia melihat berbagai gedung-gedung tinggi di sana, dirinya tidak menyangka jika dirinya bisa sampai dititik ini.

Menjadi seorang desainer adalah cita-citanya sedari kecil. Dirinya sering membuat gambar-gambar desain baju yang begitu cantik, meski baju tertutup tapi tidak tertinggal zaman. Dan kini akhirnya dirinya bisa mengikuti peragaan busana dengan baju rancangannya sendiri. Didalam hatinya tak henti-hentinya dirinya mengucap syukur pada Allah Swt.

Saat asyik dengan lamunannya, Syifa melihat seorang bapak-bapak yang sepertinya sedang kesakitan dipinggir jalan, dengan memegangi dadanya. Syifa yang tidak tegapun menyuruh supirnya untuk berhenti sebentar dan menghampiri bapak tersebut.

"Kang, kang maaf berhenti dulu kang." Ucap Syifa.

"Kenapa neng, ada yang ketinggalan ?" Tanya kang Giman kemudian memberhentikan mobilnya tepat di belakang mobil bapak-bapak tadi yang dilihat Syifa.

"Enggak kang, kang Giman tunggu sebentar ya disini." Ucap Syifa lalu keluar dan berjalan kearah laki-laki tersebut.

"Astaghfirullah bapak, bapak kenapa pak ?" Tanya Syifa yang mencoba menolong bapak tersebut yang sudah tergeletak di jalan.

Namun, laki-laki tersebut sudah tidak sadarkan diri.

"Astaghfirullah, kumaha ini ya Allah." Ucap Syifa bingung.

Kemudian Syifa memanggil kang Giman agar keluar dari mobil.

"Kang, kang Giman, keluar kang tolongin Syifa kang." Teriak Syifa.

"Astaghfirullah ini kenapa neng, neng kenal ?" Tanya kang Giman yang juga panik.

"Udah nanti saya jelasin, sekarang tolong bantuin saya bawa masuk bapak ini kemobil kita, lalu kita antar ke rumah sakit terdekat dulu." Ucap Syifa.

Kemudian kang Giman memampa bapak tersebut kedalam mobil mereka, sedangkan Syifa mengambil hp bapak tadi yang tergeletak di jalan dan mengamankannya terlebih dulu.

Dan mereka berjalan menuju ke rumah sakit terdekat.

"Ayo kang cepetan, tapi hati-hati ya." Ucap Syifa tegang.

"Iya neng siap." Ucap kang Giman lalu menginjak gas mobilnya.

Saat sampai di rumah sakit kang Giman keluar terlebih dulu untuk meminta pertolongan suster untuk membawa bapak tersebut ke UGD.

"Maaf ya Mbak, Mbak gak bisa masuk, silahkan Mbak urus administrasi juga pendaftaran dulu di resepsionis, biar dokter yang memeriksa keadaannya, apakah Bapak tadi keluarga Mbak ?" Tanya suster.

"Eum, bukan Sus tadi saya melihat Bapak tersebut di jalan terus saya bawa kesini." Jawab Syifa.

"Kalau begitu mbak bisa menghubungi keluarga pasien dan mengurus administrasinya dulu." Ucap suster.

"Baik Sus, terima kasih." Ucap Syifa, yang kemudian berjalan menuju meja resepsionis.

Saat berjalan menuju meja resepsionis, Syifa mendapat telvon dari sahabatnya yang saat itu akan menjadi modelnya.

Kriiiiiiiiinnnnggggg.......

"Halo Syifa, kamu kemana ? katanya udah berangkat, kok nggak sampai-sampai ? Kamu nggak apa-apa kan Syif ?" Ucap sahabat Syifa khawatir.

"Assalamualaikum Zell, iya aku nggak papa Zell, ini aku lagi dirumah sakit, sebentar lagi aku nyampai kesana." Jawab Syifa.

"Hah,,,, kok bisa dirumah sakit? Siapa yang sakit Syiff ?" Tanya zella panik.

"Kalau ada yang ngucapin salam itu dijawab dulu Zell." Tegur Syifa.

"Eh iya, waalaikum salam Syiff." Jawab Azell.

"Nanti aku ceritain, sekarang aku mau ngurus administrasi dulu, kamu siap-siap dulu ya. Tenang aja, inshaa Allah semuanya baik-baik aja kok" ucap Syifa menenangkan sahabatnya.

"Yaudah, kamu hati-hati ya Syiff." Ucap Azell.

"Iya, inshaa Allah Zell, yaudah sampai ketemu disana ya Zell, Assalamualaikum". Ucap Syifa kemudian mematikan telvonya.

"Waalaikumsalam" jawab Azell.

Sebelum menuju meja resepsionis, Syifa ingat kalau tadi dia memegang hp bapak tersebut.

"Aku buka nggak ya, tapi kalau nggak aku buka aku nggak bisa nungguin Bapak ini disini terus, aku harus ke tempat peragaan sekarang. Emmmm.... yaudah deh, aku coba cari nomor keluarganya. Bissmillah, maaf ya Pak saya izin buka hp Bapak buat nyari nomor keluarga Bapak." Ucap Syifa yang berdialog sendiri.

Setelah menyalakan hp tersebut, untungnya nggak dikunci hpnya jadi dia bisa membukanya.

"Alhamdulillah nggak ada password-nya." Ucap Syifa.

Setelah mencari cari, Syifa menemukan nomor yang sering dihubungi oleh bapak tersebut dengan nama "Putraku Devano", Syifa yakin jika itu nomor anak dari bapak tersebut. Tanpa pikir panjang lagi Syifa langsung memanggil nomor tersebut.

Terdengar bunyi telpon tersambung, tak lama kemudian ada jawaban dari panggilannya tersebut.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku