/0/15588/coverorgin.jpg?v=611b3d4c8d11aacf8d7e8fda5cd71503&imageMogr2/format/webp)
Keira Aveline menatap wajah ibunya yang pucat di ranjang rumah sakit. Jantungnya berdegup kencang, setiap detik terasa begitu berat. Satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini, satu-satunya keluarga yang tersisa, tengah bertarung dengan hidup dan mati. Dan ia hanya bisa berdiri, tak berdaya, sambil melihatnya perlahan terkulai dalam kesakitan.
"Keira..." suara lemah ibunya terdengar begitu rapuh, penuh kesedihan. "Maafkan Ibu..."
Keira memeluk tubuh ibunya erat-erat, menahan air matanya. "Jangan bicara seperti itu, Ibu. Kamu harus kuat," katanya, suaranya hampir terputus oleh tangis yang ditahannya.
Namun, harapan itu semakin pudar seiring waktu. Biaya perawatan yang terus meningkat membuatnya semakin terhimpit. Semua tabungan yang mereka miliki telah habis. Keira tidak tahu lagi harus berbuat apa. Semua pilihan terasa tertutup, sampai akhirnya, tanpa banyak pilihan, ia memutuskan untuk melangkah keluar dari rumah sakit dan mencari jalan keluar sendiri.
Keira meninggalkan desa kecilnya dengan hati yang penuh kegelisahan. Kota besar dengan hiruk pikuk yang begitu asing kini menjadi tujuan utama dalam hidupnya. Ia tahu bahwa tidak ada waktu untuk meragukan dirinya. Ibunya membutuhkan perawatan, dan hanya dengan bekerja keraslah ia bisa mengumpulkan uang yang dibutuhkan.
Setibanya di kota, Keira merasa terasing. Semua yang ada di sekitarnya terasa seperti dunia lain. Namun, tekadnya tak goyah. Ia berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga di sebuah rumah mewah. Rumah itu milik Reinhard Valegro, seorang CEO muda yang terkenal akan ketampanannya serta kehidupannya yang sempurna-atau setidaknya begitu yang dipikirkan orang.
Keira pertama kali bertemu dengannya pada hari pertamanya bekerja. Dia berdiri di depan pintu, tinggi dan tegap, dengan ekspresi wajah dingin yang membuatnya merasa kecil. Tentu saja, ia tak berharap lebih-mereka hanya bertemu dalam lingkup profesional, setelah semua.
Namun, ketegangan itu tetap ada. Reinhard tidak pernah benar-benar menghiraukannya. Keira hanyalah seorang pembantu yang harus melakukan pekerjaannya dengan baik dan tidak lebih dari itu. Meski begitu, ada sesuatu yang aneh dalam diri pria itu. Sesuatu yang membuatnya merasa cemas, seolah ada rahasia besar yang tersembunyi di balik sikapnya yang dingin.
/0/22524/coverorgin.jpg?v=deaada040bc87a293fcec2b64ce52717&imageMogr2/format/webp)
/0/16296/coverorgin.jpg?v=692440367c44117e7fdefdf76376304e&imageMogr2/format/webp)
/0/16514/coverorgin.jpg?v=d15df794766c9ef50831416ffb8609b7&imageMogr2/format/webp)
/0/15546/coverorgin.jpg?v=68e49a6799763f5b881a1460afd503d4&imageMogr2/format/webp)
/0/16989/coverorgin.jpg?v=80f6edfeb2bee3d2c08b5130edf9f85b&imageMogr2/format/webp)
/0/7208/coverorgin.jpg?v=bf11b7cb5f27d34aa8eab7f20c7735ac&imageMogr2/format/webp)
/0/22545/coverorgin.jpg?v=0a3ace846e042429718a2ffa239ef32a&imageMogr2/format/webp)
/0/17534/coverorgin.jpg?v=20240419170158&imageMogr2/format/webp)
/0/12837/coverorgin.jpg?v=7dc61bacc0aca4d5f83426a32992dded&imageMogr2/format/webp)
/0/29600/coverorgin.jpg?v=bf95d1303d92560a6a231845fb2d2eb3&imageMogr2/format/webp)
/0/2941/coverorgin.jpg?v=a113f933c51b68be507cce6d077e3c5a&imageMogr2/format/webp)
/0/5053/coverorgin.jpg?v=10956731975730da070c19fa4f539b70&imageMogr2/format/webp)
/0/29606/coverorgin.jpg?v=43de8d7d2e394f3d3f370d1b2566c8f7&imageMogr2/format/webp)
/0/17149/coverorgin.jpg?v=9e8822e567909a5e504ab1ee583fe92b&imageMogr2/format/webp)
/0/5487/coverorgin.jpg?v=5f14fba69636ed885f8b73f7a02fe96c&imageMogr2/format/webp)