/0/20257/coverorgin.jpg?v=d895fe5a67d001708f299466b8794622&imageMogr2/format/webp)
-Musim semi pertama
Sebenarnya, Max tidak ingin datang ke pesta pernikahan Edwin, karena harus membawa serta Jennifer bersamanya, namun mengingat semua jasa Edwin padanya beberapa tahun lalu rasanya tidak etis jika dia mengabaikan undangan untuk hadir di hari bahagia sahabatnya itu.
Max menyuruh Jennifer bersiap, dia juga berpesan agar Jennifer menyuguhkan penampilan terbaiknya, karena nanti di sana akan ada banyak orang orang penting dari kalangan atas juga kolega bisnis nya.
Dan kini Max sudah jenuh menunggu Jennifer bersiap, wanita itu sudah menghabiskan kurang lebih satu setengah jam di dalam kamar, namun tidak kunjung selesai.
"Apakah kau sudah selesai?" Tanya Max menahan geram dia sedikit berteriak agar Jennifer yang berada di lantai dua bisa mendengarnya.
"Sebentar lagi!" suara lantang Jennifer terdengar tidak mau diburu-buru. Max berkacak pinggang, kaki jenjangnya berjalan ke kanan dan ke kiri dengan resah.
"Lama sekali istri gila itu, apa yang dia lakukan disana?" gerutu Max, bahkan dia yakin kalau Jennifer memakan waktu lebih banyak di banding pengantin Edwin saat bersiap.
Baru akan meluapkan kekesalannya, berniat mendobrak paksa kamar Jennifer dan menyeret wanita itu. Max sudah di kejutkan dengan Jennifer yang berjalan menuruni tangga dengan gaun berwarna biru gelap tanpa lengan yang membalut ketat tubuhnya, paha dan betis wanita itu terekspose dengan menawan serta kakinya yang di bungkus dengan sepatu high heels berwarna silver berkilau.
Untuk beberapa saat Max terkesima, matanya terperangkap dan tak bisa lepas dari Jennifer . Namun dia segera mengerjap saat Jennifer menuruni anak tangga terakhir dan berjalan ke arahnya.
"Bagaimana penampilanku? Sangat cantik bukan? Untuk ukuran istri seorang Maximilian Jefferson aku rasa ini yang terbaik!" Jennifer berputar, memperlihatkan setiap sisi gaunnya pada Max.
"Seperti pakaian orang rimba!" komentar Max itu membuat Jennifer tidak senang, apalagi Max menatapnya dengan malas dan sunggingan jijik.
"Aku sudah sangat sexy, cantik, dan modis seperti ini kau bilang seperti orang rimba? Huh! Dasar tidak mengerti fashion!" Jennifer mencebikkan bibirnya, membuat Max sedikit tergoda, bibirnya yang terlihat mungil dan lembab ingin sekali Max lahap dengan ganas, tapi sekarang bukan waktu yang tepat.
"Ya, memang benar pakaianmu itu kurang bahan seperti orang rimba di zaman purba!" Max melipat kedua tangannya di depan dada kini tubuh kekar nya dia sandarkan ke tembok.
"Pakailah pakaian yang lebih sopan!" Max melotot seolah memerintah Jennifer untuk segera berganti pakaian.
"Bukannya dulu kau bilang aku itu tidak tahu sopan santun? Jadi, untuk apa aku memakai pakaian yang sopan?" balas Jennifer.
"Sudahlah, ayo kita berangkat!" Jennifer tak ingin melanjutkan perdebatannya dengan pria itu, dia memilih berbalik dan melangkah ingin segera pergi.
Max menghembuskan napasnya dengan kasar, tangan beruratnya menarik baju minim yang dikenakan Jennifer, dalam satu gerakan kain itu terlepas, dan memperlihatkan tubuh mulus Jennifer.
"Apa yang kau lakukan Max?!" Jennifer menyilangkan tangannya di depan dada dia terkejut sekaligus malu .
Tanpa menjawab Max menggenggam erat pergelangan tangan Jennifer menuntunnya ke kamar dengan langkah yang cepat, tak peduli dengan keadaan wanita itu yang setengah bugil.
Jennifer kesusahan mengimbangi langkah Max, pintu kamar di buka memakai tendangan kaki lalu Max mendorong Jennifer ke atas ranjang, sedetik kemudian tubuh Max sudah menghantamnya.
Jennifer menatap Max yang kini berada di atas nya, mengurung tubuhnya dengan kedua tangan besar, mata Max memancarkan kemarahan, Jennifer tau pria itu tidak suka di bantah dan sepertinya Max akan segera memberinya hukuman.
"Kau menolak untuk mengganti bajumu, apa kau tidak tahu memakai baju seperti itu akan mengundang mata pria berengsek untuk berpikiran kotor?" Bisikan Max itu terselip ancaman juga peringatan, suaranya tegas membuat Jennifer merinding.
/0/3095/coverorgin.jpg?v=1113e82abad1f60f913a3f9d60365a6e&imageMogr2/format/webp)
/0/7971/coverorgin.jpg?v=dca440106a4673dbd2ad510e2059881b&imageMogr2/format/webp)
/0/15353/coverorgin.jpg?v=7557f4a1b21f2ece9067206ca91e739c&imageMogr2/format/webp)
/0/5633/coverorgin.jpg?v=473528e6affb2aefc9d4b35de866c49e&imageMogr2/format/webp)
/0/10736/coverorgin.jpg?v=b939c426b55d646451be81456d492c69&imageMogr2/format/webp)
/0/12672/coverorgin.jpg?v=e267e35c6f73324fb77bb52565e1bcfb&imageMogr2/format/webp)
/0/30058/coverorgin.jpg?v=7e6f95ada6d9f78ff009e46c6f25d3cb&imageMogr2/format/webp)
/0/7242/coverorgin.jpg?v=9dd27e4d10822b34509e52f3feb4289f&imageMogr2/format/webp)
/0/18041/coverorgin.jpg?v=0d8bf0ba9ca6361412f2db79daeed725&imageMogr2/format/webp)
/0/13557/coverorgin.jpg?v=fc94ee21ff3cb328b0874d2e8f3d6d46&imageMogr2/format/webp)
/0/17406/coverorgin.jpg?v=ecdbd3b33f2e6747d9b6e81e9516ae3a&imageMogr2/format/webp)
/0/4975/coverorgin.jpg?v=8bd943925ad384ca9190123b8724be09&imageMogr2/format/webp)
/0/17434/coverorgin.jpg?v=1de4f94e2e2aba3ab8d4e61d73353126&imageMogr2/format/webp)
/0/21438/coverorgin.jpg?v=0b02ebfe9498379b9de835ace5234dfc&imageMogr2/format/webp)
/0/27383/coverorgin.jpg?v=51f079974a32f97d08d8f66a35f472df&imageMogr2/format/webp)
/0/17059/coverorgin.jpg?v=5f6e058de49b1d2b018b68b106d57469&imageMogr2/format/webp)
/0/19016/coverorgin.jpg?v=fa0a7ea0d31a1a092582abff71ac8703&imageMogr2/format/webp)
/0/21167/coverorgin.jpg?v=0eaf36107d3953be702842be2e46ecb6&imageMogr2/format/webp)
/0/18008/coverorgin.jpg?v=c117440b6886cefdb6e9950c4468fbbf&imageMogr2/format/webp)