Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Langit sore ini bersemu jingga layaknya hati seorang gadis belia berusia 18 tahun yang beberapa jam lagi akan melangsungkan prosesi ijab kabul. Di depan sebuah cermin gadis itu menatap dirinya yang kini dalam balutan kebaya berwarna putih.
Ya, seorang gadis bernama Jingga itu terus merasa resah sejak seharian ini. Pasalnya, baru kemarin ia melepas statusnya sebagai siswa SMA dengan diumumkan kelulusannya di sekolah. Dan hari ini ia harus menikah dengan seorang pemuda yang sejak awal telah dijodohkan dengannya.
Ya, Jingga Diandra Wiguna harus menikah dengan sahabatnya sejak kecil akibat perjodohan yang dilakukan oleh Neneknya. Bukan tidak suka dengan perjodohan itu, sejak kecil benih-benih cinta bahkan sudah tumbuh di hati Jingga untuk sang sahabat yang tidak lain bernama Davin Abimana Barata.
Bahkan pada dasarnya Jingga pun sudah mengetahui tentang perjodohannya dengan Davin. Namun ia tidak menyangka bahwa Nenek Davin yang bernama Patma itu begitu terobsesi dengan perjodohan Jingga dan Cucunya hingga bersikeras menikahkan mereka meski baru sehari Jingga dan Davin lulus sekolah.
Saking gugupnya menjelang ijab kabul, Jingga bahkan tak henti-hentinya mengigit jarinya sendiri. Hal itu akhirnya membuat Patma berkomentar, “Udah mau jadi pengantin kok masih suka gigit jari sih?! Udah dong, Jingga! Nanti lipstik kamu nempel semua di jari!”
Jingga pun menatap resah pada Patma yang sudah ia anggap seperti Neneknya sendiri setelah Nenek Jingga meninggal beberapa tahun yang lalu. Lalu dengan jantung yang semakin berdebar Jingga pun berkata, “Nenek...kenapa aku dan Davin harus menikah secepat ini?”
Mengetahui bahwa saat ini Jingga sangat gugup maka Patma pun duduk di samping Jingga seraya menggenggam tangan Jingga dan berkata, “Kenapa harus menunggu terlalu lama? Bukankah kalian sudah setuju untuk menikah setelah kalian lulus sekolah?”
Tak punya pilihan akhirnya Jingga hanya bisa pasrah. Hingga akhirnya tak lama ia pun dibawa menuju sebuah aula yang cukup terkemuka di Kota Surabaya. Dan di sanalah ijab kabul antara Jingga dan Davin akan dilangsungkan.
Patma dan Rima yang tidak lain adalah ibunda dari Davin itu pun membawa Jingga pada Davin yang sudah duduk di aula bersama seorang pemuka agama. Itu semua karna tak ada siapapun lagi dalam hidup Jingga akhirnya membuat keluarga Barata sebagai keluarga satu-satunya yang dimiliki oleh Jingga.
Jarak ruang makeup menuju aula sebenarnya cukup dekat. Tapi bagi Jingga rasanya seperti bermil-mil jauhnya. Bahkan lututnya terasa lemas dan ia nyaris tidak sanggup melangkahkan kakinya akibat terlalu gugup.
Bahkan Patma dan Rima sampai harus menggandeng Jingga agar ia bisa sampai di sisi Davin. Benar saja, akhirnya Jingga pun duduk di samping seorang pemuda berparas tampan dengan tubuh yang gagah nan mempesona bernama Davin.
Namun yang terjadi Jingga terus tertunduk dan ia tidak berani menatap pada sang calon Suami. Antara cemas, khawatir dan bahagia akhirnya membuat jantung Jingga bagaikan deburan ombak yang membuatnya semakin gelisah.
Tapi tidak demikian dengan Davin. Ia bahkan terlihat begitu mantap menghadapi pernikahannya yang terbilang sangat dini itu. Bahkan ketika ia diminta untuk mengucapkan kalimat ijab kabul, dengan lantang Davin pun berkata, “Saya terima nikah dan kawinnya Jingga Diandra Wiguna binti Yoga Wiguna, dengan mas kawin uang sejumlah dua puluh lima juta Rupiah dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!”
Seketika penghulu yang memimpin jalannya prosesi ijab kabul pun berkata, “Bagaimana saksi? Sah?”
Sontak semua yang hadir termasuk Rudi yang tidak lain adalah Ayah dari Davin pun bersorak, “Sah!”
Setelah itu Davin kemudian menyematkan sebuah cincin berlian di tangan Jingga lalu Jingga pun mencium tangan Davin karna kini ia telah sah sebagai Istri dari seorang Davin Abimana Barata. Bahkan sekarang Jingga telah resmi menjadi menantu keluarga Barata yang tersohor itu.