/0/15094/coverorgin.jpg?v=e47e40b3c69070a2e7c84429b1b2df6d&imageMogr2/format/webp)
ALBIAN dengan motor gedenya menuju ke tempat tujuan yaitu di pinggir sungai ada seorang wanita anggun berparas cantik berambut panjang memakai dress berwarna putih yang sedang duduk sambil memperhatikan sekitar sungai, dia adalah Ayudia wanita cantik dan feminin, Ayudia wanita yang Albian pacari sejak di bangku SMA, Albian berniat ingin menikahi Ayudia setelah dia lulus kuliah dan mempunyai pekerjaan tetap.
Saat itu Albian membawa makanan favorit Ayudia yaitu Roti berisi selai coklat.
“My Baby,... ini makanan Favoritmu...” sapa Albian pada Ayudia.
Albian memberikan rotinya penuh rasa sayang terhadap Ayudia, lalu Albian bergabung duduk di samping Ayudia.
“Thanks you, My Baby ” Ayudia meraih tangan Albian dengan senyumannya yang manis, Ayudia langsung melahap roti favoritnya.
Albian memejamkan matanya merasakan angin sore yang begitu dingin, seketika Albian juga tersenyum melihat pacarnya yang sedang asik makan roti dengan lahap, saat itu Albian mengambil sesuatu di bibir Ayudia.
“Makanlah dengan pelan! Jangan terburu-buru nanti keselak, jangan seperti anak kecil yang kelaparan” Albian penuh perhatian pada Ayudia.
Ayudia tidak menjawab apa-apa dia hanya tersenyum. Terlihat pipinya di penuhi roti, dia sangat lucu.
Namun Tiba-tiba Albian jadi ingin bertanya-tanya pada Ayudia.
“Sayang, kenapa kita selalu bertemu di tempat ini?” seketika Albian melihat sekeliling, suasana yang amat sepi dan tenteram.
Ketika Ayudia ingin menjawab pertanyaan Albian.
“Disini tempat, dimana kita....” Sontak Ayudia berhenti bicara.
Karena tiba-tiba handphone Albian berdering.
(Ringtone handphone Albian music asli dari Handphone-nya)
Ternyata dari Ibunya yang menyuruhnya untuk segera pulang cepat.
“Kau dimana? Ibu ingin menjelaskan sesuatu pada mu” terdengar suara ibunya dari handphone.
“Menjelaskan tentang apa Bu?” tanya Albian yang penasaran.
“Nanti ibu jelaskan, maka dari itu ibu menyuruh mu untuk segera pulang”
“Iya baiklah, sebentar lagi aku pulang”
“Cepat ya, jangan lama-lama tapi nanti pulang mampir dulu beli kecap manis”
“Iya, siap Bu”
Selesai bicara di via telepon dengan Ibunya, Albian melanjutkan pembicaraannya dengan Ayudia tapi...
“Bagaimana kalau kita...” saat Albian menaruh Handphone di saku celananya dan menoleh ke samping.
Albian bingung dia celingak-celinguk karena Ayudia sudah tidak ada di sampingnya, Albian menghela nafasnya!
“Seperti biasa, pacarku menghilang, tanpa konfirmasi!” Albian menunjukkan wajah datarnya.
Albian mencari Ayudia di beberapa tempat namun Ayudia entah tau kemana, Tapi Albian memberitahu kalau dia akan pulang.
“Ayudia dimana kamu? Aku harus pulang, karena Ibu ku menyuruh ku pulang” Albian meninggikan suaranya agar Ayudia mendengar ucapannya.
“Kemana anak itu?...” Albian sungguh bingung.
Albian mengeluarkan Handphone nya di dalam saku celananya untuk kirim pesan pada Ayudia.
“Ayudia, besok aku akan datang kembali, karena Ibu ku menyuruh ku pulang... Ingat, kamu pulang jangan malam-malam. Jika terjadi apa-apa hubungi ku segera” isi chat untuk Ayudia dari Albian.
Albian pun pergi meninggalkan lokasi sungai.
***
Di perjalanan arah pulang, Albian baru ingat, Ibunya minta dirinya untuk membelikan kecap manis.
“Hampir saja aku lupa, ibu menyuruh ku untuk membeli kecap manis”
Albian memberhentikan motornya tepat di depan minimarket, lalu Albian turun dan masuk ke Minimarket itu.
***
Setelah selesai membeli keperluannya, Albian menuju motornya namun ada seorang anak kecil laki-laki sepertinya usianya sekitar 8 tahun yang terus menatapnya dengan tajam dan tiba-tiba anak kecil itu mengikutinya, Albian bingung dan bertanya pada anak kecil itu.
“Kenapa, kau terus mengikuti ku?” Albian menegur dengan nada sedikit kesal pada anak itu.
“Paman bisa melihat ku?” Anak kecil itu yang menjawab pertanyaan Albian yang sedikit takjub.
Albian bingung dengan pertanyaan anak kecil itu tapi dia jawab.
“Tidak!” jawaban Albian berbohong.
Karena dia tak ingin berurusan dengan anak kecil, Albian tak peduli dengan anak itu dan dia langsung menaiki motornya.
Tapi disaat mau siap-siap pergi, anak kecil itu tiba-tiba memegang tangan Albian. Terlihat Anak itu merasa tak percaya dia bisa memegang tangan Albian.
/0/15350/coverorgin.jpg?v=4190b8a0f355f8168e717f711055b52d&imageMogr2/format/webp)
/0/6873/coverorgin.jpg?v=7ac57c4587f40b812226d44612ec67aa&imageMogr2/format/webp)
/0/20687/coverorgin.jpg?v=cd1175ed73971d72d14a9d65cc1c01ff&imageMogr2/format/webp)
/0/29581/coverorgin.jpg?v=cef77ef63ec72ae6bb83987cf0e7c459&imageMogr2/format/webp)
/0/4255/coverorgin.jpg?v=d6865889fd38bc0b03be21f4feff243b&imageMogr2/format/webp)
/0/10592/coverorgin.jpg?v=0893ac17885e413ccdd7cacd9d5cddaf&imageMogr2/format/webp)
/0/17221/coverorgin.jpg?v=b9ad6680c7d9af69bd74c67906ede212&imageMogr2/format/webp)
/0/14716/coverorgin.jpg?v=cba4b48322f0a2eef4d918fbf55885ae&imageMogr2/format/webp)
/0/12790/coverorgin.jpg?v=88b5588692e190dcd05549a1b03750fe&imageMogr2/format/webp)
/0/4508/coverorgin.jpg?v=20250121182549&imageMogr2/format/webp)
/0/7966/coverorgin.jpg?v=3b03f6cba1a16a2dffd7c69b5b9bf4a6&imageMogr2/format/webp)
/0/3017/coverorgin.jpg?v=8138d9ac22c664cafb2df6a655de06b5&imageMogr2/format/webp)
/0/4260/coverorgin.jpg?v=576fc7faa6fb29ab90702c7a1f661be3&imageMogr2/format/webp)
/0/21232/coverorgin.jpg?v=6140b1f88a61e38796028c11b852018c&imageMogr2/format/webp)
/0/2978/coverorgin.jpg?v=c19a7ba9c7837074dbd7c16855abe86e&imageMogr2/format/webp)
/0/2170/coverorgin.jpg?v=2158f4c7583e99d746e1ea0ca0f0009e&imageMogr2/format/webp)
/0/2302/coverorgin.jpg?v=e75001be09979412d5353255254bfc0e&imageMogr2/format/webp)
/0/5866/coverorgin.jpg?v=0cb454270a42aecb78670b41f75f581d&imageMogr2/format/webp)
/0/3255/coverorgin.jpg?v=7a6fdfb4df5d001957977ac00ca3f167&imageMogr2/format/webp)
/0/3471/coverorgin.jpg?v=7b785d19b6e8d642748149bf3f75d4bd&imageMogr2/format/webp)