Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dikejar Oleh Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Jangan Main-Main Dengan Dia
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
"Juan, apa kau percaya pada takdir?" Kirana bertanya pada Juan yang sedang memeluknya dari belakang, menikmati kehangatan dekapan sang kekasih dan kehangatan matahari terbit dari balkon apartemennya.
"Hm, kenapa kau bertanya?" Juan balik tanya seraya mengecup lembut puncak kepala Kirana.
"Aku diliputi perasaan takut akhir-akhir ini. Bagaimana kalau ternyata kita tidak ditakdirkan bersama? Apalagi Mama dan adikmu tidak merestui hubungan kita." Nada suara Kirana terdengar sangat sedih.
Juan mengeratkan pelukan. "Itu tidak akan terjadi. Kita pasti bisa meluluhkan hati Mama dan Jessie. Bahkan takdir sekalipun tidak akan bisa memisahkan kita." Ucapan Juan terdengar bagai janji yang tak terbantahkan.
"Tapi jika takdir-"
Dengan lembut Juan membalikkan tubuh Kirana hingga mereka berdiri berhadapan. Hati Juan sakit melihat air mata menggenang di mata Kirana. Kedua tangannya terangkat, menangkup pipi Kirana dengan penuh sayang. "Jangan dengarkan siapapun yang berbicara omong kosong mengenai takdir lagi. Kau hanya harus ingat bahwa aku adalah milikmu dan kau adalah milikku. Kita akan selalu bersama hingga maut memisahkan kita. Kau percaya padaku, kan?"
Kirana menatap Juan lama tapi kemudian mengangguk dengan senyum merekah.
Ya, dia percaya pada Juan. Dia percaya bahwa tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka. Mereka saling memiliki dan akan terus begitu selamanya.